Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Politeknik STIA LAN Makassar Wisuda 303 Sarjana dan Magister

Politeknik STIA LAN Makassar wisuda 303 lulusan sarjana dan magister. Lulusan siap berkontribusi pada tantangan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
FAQIH/TRIBUN TIMUR
Wisudawan Politeknik STIA LAN Makassar di Hotel Claro Makassar pada Sabtu (30/11/2024). Sebanyak 303 wisudawan Politeknik STIA LAN Makassar dikukuhkan dalam prosesi wisuda di Hotel Claro Makassar. Kini, mereka siap menghadapi tantangan masa depan dengan kompetensi yang mumpuni. 

Kedua, dari Administrasi Bisnis Sektor Publik, Adiva Rachmat dengan IPK 3,9.

Dari Manajemen Sumber Daya Manusia Aparatur, Marwah dengan IPK 3,9.

Kemudian, di jenjang magister, Program Studi Manajemen Pembangunan, Mursalim meraih IPK 3,93.

Program Studi Kebijakan Pembangunan, Farid Assyhadi dengan IPK 3,96.

Selanjutnya, dari Manajemen SDM Aparatur, Hinrawati dengan IPK 4,00.

Serta Program Studi Administrasi Pelayanan Kesehatan, Dahniar Hasyim dengan IPK 3,96.

Sekretaris Daerah Provinsi Sulsel, Jufri Rahman, yang turut hadir, mengungkapkan sejumlah tantangan bagi lulusan STIA LAN Makassar, khususnya terkait peran mereka dalam masyarakat. 

Ia menyebutkan ada empat isu strategis di Sulsel yang harus menjadi perhatian lulusan STIA LAN, di antaranya:

Angka fertilitas remaja yang tinggi.

Kematian maternal, yang salah satu penyebabnya adalah kurangnya ketersediaan infrastruktur yang memadai.

Akses bagi penyandang disabilitas.

Angka migrasi muda, fenomena anak muda yang berbondong-bondong ke ibukota untuk mengadu nasib, yang menyebabkan desa kekurangan pemuda visioner untuk membangun daerah.

"Kita ingin memberikan keadilan dalam memberikan layanan," kata Jufri Rahman. "Bekali adik-adik kita untuk mencintai desanya, untuk membangun dari desa," tambahnya.

Sementara itu, Plt Kepala LAN RI, Muhammad Taufiq, mengungkapkan bahwa tugasnya kini adalah mencetak generasi bertalenta, mengingat tantangan di masa depan semakin ketat.

"Daya saing talenta kita di global masih rendah. Ada sesuatu yang perlu diperhatikan. PR kita adalah bahwa dengan ijazah saja tidak cukup. Dunia sangat pesat berubah, dan ada sesuatu yang menuntut lebih dari sekadar ijazah, yaitu kompetensi," ujar Muhammad Taufiq.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved