Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wawancara Eksklusif Tribun Timur

Luwu Timur Peduli: Jejak Pembangunan Bersama Budiman

Dalam Podcast Tribun VIP edisi Jumat (6/9/2024) lalu, Bupati Luwu Timur 2021-2024, Budiman memaparkan seperti apa pembangunan di Lutim. 

Penulis: Hasriyani Latif | Editor: Hasriyani Latif
YouTube Tribun Timur
Bupati Luwu Timur 2021-2024, Budiman Hakim Andi Baso narasumber Podcast Tribun VIP edisi Jumat (6/9/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kabupaten Luwu Timur (Lutim) di bawah kepemimpinan Budiman banyak meraih penghargaan.

Banyak inovasi, ide, dan gagasan membangun dan menata daerah berjuluk Bumi Batara Guru ini.

Dalam Podcast Tribun VIP edisi Jumat (6/9/2024) lalu, Bupati Luwu Timur 2021-2024, Budiman Hakim Andi Baso memaparkan seperti apa pembangunan di Lutim. 

Dipandu Host Fiorena Jieretno, berikut petikan wawancaranya:

Dari Lutim ke Makassar ada agenda apa?

Sebenarnya agenda kemarin ke Lombok. Di sana ada dua agenda. Pertama, Sharing Session dengan Geopark Rinjani terkait pengembangan usulan Geopark Matano atau Kompleks Sungai Malili/Kompleks Danau Malili. Kedua, saya menerima penghargaan dari ANRI terkait penggunaan aplikasi Srikandi serta memberikan testimoni.

Setelah dari Lombok?

Saya ke Jakarta untuk membahas Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Luwu Timur yang akan segera diperdakan. Alhamdulillah, hari ini saya baru tiba dari Jakarta, membuka acara di desa.

Perkembangan pembangunan 4 tahun terakhir?

Sangat baik, salah satunya terkait dengan APBD Luwu Timur. Ketika saya awal menjabat, APBD-nya sekitar Rp1,4 triliun, lalu meningkat menjadi Rp1,6 hingga Rp1,9 triliun. Sekarang di APBD-P sudah mencapai lebih dari Rp2 triliun. InsyaAllah, di tahun 2025 kita harapkan mencapai 2,1 triliun. Ini sangat menggembirakan bagi daerah karena kita bisa menjalankan berbagai program berkelanjutan.

Program yang sudah dijalankan?

Di bidang pendidikan, kami terus memberikan beasiswa kepada mahasiswa berprestasi yang tidak mampu, serta pendidikan gratis dan pengadaan seragam sekolah. Di bidang kesehatan, ada program satu kamar satu pasien di RS I Lagaligo dan pelayanan mobil jenazah untuk warga Luwu Timur yang wafat di luar daerah, baik di Makassar maupun yang ingin dibawa ke kampung halamannya.

Perkembangan infrastruktur?

Kami juga fokus membangun infrastruktur dan meningkatkan pelayanan kesehatan. Rumah Sakit I Lagaligo sudah kami lengkapi dengan dokter dan tenaga medis yang cukup. Selain itu, kami sedang membangun RS Atue dan merencanakan pembangunan rumah sakit di Towuti, jadi nantinya akan ada tiga rumah sakit di wilayah ini.

Ada proyek lain?

Kami memperbaiki infrastruktur stadion. Dulunya stadion ini tidak bisa digunakan, tapi sekarang sudah bisa dipakai untuk bermain bola dan jogging, meskipun belum sempurna. Kami juga sedang membangun Islamic Center dan terminal di Malili dan Wotu, yang merupakan komitmen dari para pendahulu kami. Pembangunan pasar di Tomoni juga sedang digenjot, karena Tomoni adalah pusat bisnis dan ekonomi di Lutim.

Sektor pertanian dan perikanan?

Sektor pertanian juga mendapat perhatian besar. Anggaran pertanian sebelumnya hanya sekitar Rp40 miliar, namun di masa saya, anggaran itu meningkat menjadi Rp87 miliar, hampir dua kali lipat. Sektor perikanan juga mendapat tambahan anggaran, sehingga totalnya mencapai Rp100 miliar. Kami juga memberikan bantuan keuangan khusus Rp1 miliar per desa, di luar dana desa dan alokasi lainnya. Ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Kerjasama lain?

Kami juga menjalin kerjasama dengan dunia usaha untuk membangun infrastruktur dan ruang terbuka hijau tanpa menggunakan APBD. Semua ini bagian dari upaya percepatan pembangunan, karena Lutim meski baru berusia 21 tahun, memiliki sumber daya alam yang melimpah. Alhamdulillah, dengan pengelolaan yang baik, APBD kita bisa terus meningkat hingga mencapai Rp2,1 triliun.

Lutim ibaratnya seperti apa?

Pendahulu-pendahulu sering mengatakan bahwa ini adalah kepingan surga yang Allah titipkan di Sulsel. Di sini kita punya lima danau, tidak semua daerah memiliki itu. Ada 13 sungai, salah satunya digunakan untuk pembangkit listrik yang mendukung PT Vale Indonesia Tbk. Panjang pantai kami di Teluk Bone juga sekitar 117,5 kilometer. Lutim sangat lengkap, ada laut, daratan, dan pegunungan.

Perubahan lifestyle masyarakat Lutim?

Saya melihat ketika kita membangun infrastruktur ruang-ruang terbuka, seperti stadion dan taman, kesadaran masyarakat untuk berolahraga dan berjalan meningkat. Contohnya di Bundaran Batara Guru yang dibangun oleh PT Vale. Dulu, mungkin hanya sekitar lima orang yang berjalan di sana, tapi sekarang sudah ramai. Di stadion juga demikian, orang banyak yang berolahraga di sana. Ketika pemerintah menyediakan ruang publik, masyarakat akan tergerak untuk mencari kenyamanan dan keamanan untuk berolahraga dan menikmati fasilitas yang kita bangun.

Bagaimana pembangunan RTH?

Sejak awal saya mengajak bersama-sama membangun taman-taman dan ruang terbuka hijau tanpa menggunakan APBD. PT Vale, Bank Sulselbar dan beberapa perusahaan lainnya sudah berkontribusi membangun taman-taman di kota. Kami juga memperbaiki pinggiran Sungai Malili yang kini menjadi tempat yang bagus untuk masyarakat berkegiatan. Tidak semua daerah punya sungai dan ini menjadi urat nadi kehidupan yang baik bagi masyarakat.

Pencapaian terbesar selama ini?

Salah satu yang memuaskan adalah kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik. Berdasarkan survei, tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik mencapai 94 persen, sektor kesehatan 93 % , dan pendidikan juga di angka yang sama. IPM kita bagus, pertumbuhan ekonomi mencapai 9,66 % . Indikator makro kita membaik dan APBD meningkat dari Rp1,4 triliun menjadi Rp2,1 triliun dalam waktu tiga tahun. Ini pencapaian yang bukan hanya milik saya, tapi seluruh masyarakat Lutim.

Keberhasilan tergantung pada pemimpin?

Tidak selalu. Meskipun pemimpin punya peran besar, tanpa sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan DPRD, semuanya akan sulit. Peran pemimpin adalah menggerakkan banyak orang, tapi keberhasilan tergantung pada bagaimana semua pihak bekerja bersama. 

Peningkatan pendapatan ekonomi lokal?

Kami sering mengadakan event untuk mendukung UMKM dan membantu mereka bertumbuh. Selain itu, Dinas Perdagangan juga aktif membantu. Luwu Timur sebenarnya memiliki pendapatan per kapita yang cukup besar, meskipun sekitar 50 persen dari PDRB kami masih berasal dari sektor pertambangan. Kami juga telah memberikan ruang untuk UMKM, seperti di Anjungan Sungai Malili agar ada ruang bagi mereka untuk bertransaksi dan berjualan.

Program khusus generasi muda?

Kami memiliki program beasiswa dan juga pelatihan. Misalnya, Senin nanti saya akan membuka pelatihan alat berat untuk 50 peserta. Selain beasiswa, pelatihan semacam ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat. Kami mengalokasikan sekitar Rp20 miliar per tahun untuk beasiswa dan pelatihan tidak hanya diberikan kepada pegawai, tetapi juga masyarakat umum.

Tempat wisata yang recomended?

Ada banyak tempat wisata menarik. Kalau masuk dari arah Makassar, ada Pantai Ujung Suso, Anjungan Sungai Malili, Air Terjun Mata Buntu, Danau Matano, dan Danau Towuti. Banyak sekali tempat yang wajib dikunjungi. Meskipun perjalanan ke Lutim cukup jauh, setelah sampai rasa lelah akan terbayar dengan keindahan yang ada.

Strategi pengembangan wisata?

Sumber daya alam kita sudah sangat melimpah, tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan baik. Kami punya event tahunan seperti Jelajah Tiga Danau yang terbuka bagi masyarakat luar, dan Festival Budaya di setiap kecamatan. Selain itu, kami memiliki program-program lingkungan seperti Saya Jaga Ki yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kelestarian lingkungan. Tantangan terbesar adalah infrastruktur transportasi, terutama ketiadaan bandara komersial.

Ada rencana bangun bandara?

Harapannya tentu ada. Bandara akan sangat membantu mengatasi kendala jarak yang jauh. Kami berharap ada investor yang tertarik untuk membangun kawasan industri sekaligus bandara, seperti yang terjadi di Morowali. Saat ini, memang masih banyak masyarakat yang berharap ada bandara karena jarak tempuh yang cukup lama untuk mencapai Lutim.

Sektor unggulan prioritas?

Masih pertambangan dengan kontribusi sekitar 50 persen pada PDRB. Namun, kami tidak hanya bergantung pada pertambangan. Kebijakan anggaran kami juga diarahkan ke sektor pertanian, karena 80 % masyarakat Lutim bergerak di sektor ini.

Soal penghargaan ANRI?

Penghargaan ini diberikan terkait penggunaan aplikasi Srikandi, khususnya dalam penandatanganan elektronik. Hal ini memudahkan kita dalam pengelolaan berkas karena dengan aplikasi ini, berkas-berkas dapat ditandatangani di mana saja, tanpa harus ada pejabat yang hadir secara fisik. Ini sangat membantu mempercepat pelayanan publik.

Dampaknya terhadap pelayanan publik?

Dengan Srikandi, kami dapat mempercepat proses penandatanganan dokumen meskipun pejabatnya sedang berada di luar daerah. Pelayanan publik jadi lebih cepat dan efisien. Berdasarkan survei, 94 persen masyarakat merasa puas dengan pelayanan publik kami, meskipun masih ada sekitar 6 persen yang merasa belum puas.

Efeknya terhadap efisiensi pemerintahan?

Aplikasi Srikandi sangat meningkatkan efisiensi, terutama dalam penggunaan alat tulis kantor (ATK). Sebelumnya, anggaran ATK mencapai Rp4 miliar, tapi sekarang turun menjadi Rp3 miliar. Uang yang dihemat ini dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain yang bermanfaat bagi masyarakat.

Inovasi lokal?

Aplikasi Srikandi ini adalah aplikasi dari pemerintah pusat yang sudah diterapkan dengan baik di Lutim. Penghargaan yang kami terima lebih terkait dengan sistem pengarsipannya. Namun, sistem pengarsipan ini masih perlu penyempurnaan untuk lebih detail dan terstruktur.

Prestasi lain?

Lutim juga termasuk daerah yang sangat inovatif, dengan posisi yang meningkat dari 200-an ke 66 besar. Kami juga telah mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sebanyak 12 kali. Selain itu, program Universal Health Coverage (UHC) yang meng-cover pelayanan kesehatan terus kami lanjutkan. Lutim juga dinobatkan sebagai Kabupaten Layak Anak dan masih ada sekitar 28 penghargaan lainnya.

Pelibatan anak muda?

Saat ini, kami sedang membangun Gedung Pemuda sebagai wadah bagi mereka untuk berkumpul dan berkreasi. Kami juga mendukung organisasi pemuda seperti KNPI dan Karang Taruna, baik di tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa. Kami menyadari bahwa anak muda merupakan kelompok besar yang harus diberikan ruang untuk berpartisipasi aktif.

Indikator evaluasi yang Anda gunakan?

Sebagai kepala daerah, indikator yang kami perhatikan adalah indikator makro, seperti pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan, pengangguran, gini rasio, dan indeks pembangunan manusia. Semua itu menjadi tanggung jawab kepala daerah, dan biasanya dipertanggungjawabkan di akhir masa jabatan. Kami bekerja melalui APBD untuk memastikan bahwa indikator-indikator tersebut bergerak sesuai dengan yang telah direncanakan.

Persiapan Pilkada 2024?

Sebagai petahana, kami menjemput takdir untuk maju pada periode berikutnya. InsyaAllah, jika Allah takdirkan, maka segala urusan akan dimudahkan. Saya berharap Pilkada 2024 menjadi ajang demokrasi yang menyenangkan, damai, dan tidak penuh ketegangan. Kita harus fokus pada manfaat bagi masyarakat luas.

Tanggapan keluarga?

Alhamdulillah, istri dan anak-anak sangat mendukung. Dukungan keluarga sangat penting dalam perjalanan ini. Mereka adalah sistem pendukung yang kuat untuk saya, dan tentunya sangat mendukung langkah saya ke depan.

Cara Anda mendengar aspirasi masyarakat?

Sebagai Bupati, saya masih sibuk dengan urusan pemerintahan dan masyarakat. Seperti biasa, saya tetap menemui masyarakat, menyampaikan ide dan gagasan. Sebagai pemimpin, penting bagi kita untuk adu gagasan dan ide tentang apa yang akan kita kerjakan ke depan.

Strategi kampanye?

Kampanye itu adalah tentang menyampaikan gagasan dan ide. Semua kembali kepada masyarakat, bagaimana mereka merespons apa yang kita sampaikan dan apa yang mereka rasakan dari apa yang telah kita lakukan. Kampanye harus bisa sampai ke tingkat paling bawah, hingga ke desa-desa.

Kebijakan untuk desa?

Kami memiliki program Rp1 miliar 1 desa, di luar dana desa dan alokasi lainnya. Pemerintah hadir melalui program-program yang memberikan manfaat, meski tidak selalu dalam bentuk fisik. Program ini membantu desa menjadi lebih mandiri dan berdaya. Misalnya, desa sekarang bisa mengadakan lampu jalan, memperbaiki kantor desa, atau bedah rumah.

Bagaimana mengelola?

Kami mempersiapkan kepala desa dengan regulasi yang tepat dan pendampingan dari teman-teman Forkopimda. Meskipun tidak ada program yang sempurna, program yang baik pasti ada, dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Kami juga berfokus pada peningkatan infrastruktur di desa-desa, seperti penerangan dan akses jalan.

Target Anda jika terpilih?

Semua program yang baik akan kami lanjutkan dan tambahkan. Misalnya, program bedah rumah akan ditingkatkan dengan sanitasi dan air bersih, karena itu juga merupakan pelayanan dasar yang penting bagi masyarakat. Program ini sudah berjalan dan jumlah rumah yang sudah dibedah mencapai ribuan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved