Sosok Empat Polwan Berpangkat Jenderal dari Non Akpol, Ada Baru Pecah Bintang November 2024
Yaitu Brigjen Pol Desy Andriani, Brigjen Pol Nurul Azizah, Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti, dan Brigjen Sulastiana.
Setelah satu tahun lebih menjabat jubir Polri, ia kemudian mendapatkan promosi naik jabatan ke Brigjen.
Selain itu, Brigjen Nurul Azizah sempat bertugas sebagai Kepala Bagian Penenerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri.
Profil Nurul Azizah
Nurul Azizah lahir di Banyubiru, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 5 November 1972.
Saat ini ia berusia 52 tahun.
Ia salah satu polisi non Akpol berkarir cemerlang di Polri.
Nurul Azizah mengawali karier di kepolisian dengan masuk Sekolah Bintara Polwan pada 1991.
Pada tahun 1992, Nurul mengikuti kursus Dasba Operator Komputer Hankam.
Setelah itu, dia melanjutkan pendidikan D3 Ilmu Kepolisian pada tahun 1994 dan lulus tahun 1997.
Pada 1998, Nurul melanjutkan pendidikan Setukpa Polwan.
Dia kemudian mendapat pangkat Letnan Dua atau Inspektur Polisi Dua.
Lalu, Nurul ditugaskan sebagai Perwira Pertama Staf Personel di Mabes ABRI.
Ia mengenyam pendidikan S-1 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) pada 2007.
Setelah lulus, polisi wanita (Polwan) ini melanjutkan studi S-2 di Universitas Indonesia dan berhasil lulus pada tahun 2012.
Nurul Azizah lalu melanjutkan pendidikan S-3 di Universitas Negeri Jakarta.
Ia berhasil meraih gelar doktor di kampus tersebut pada tahun 2017.
Perjalanan Karier
Karier Brigjen Nurul Azizah sudah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.
Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.
Nurul Azizah tercatat pernah menjabat sebagai Staf Perencanaan Umum dan Anggaran.
Semenjak itu, ia banyak berkutat di bidang perencanaan, pengembangan, dan penganggaran Polri.
Di tahun 2005, Nurul yang sudah berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP) melanjutkan jenjang pendidikan S-1 di PTIK/STIK.
Kemudian di tahun 2009, ia sudah berpangkat Komisaris Polisi (Kompol).
Pada 2010 Nurul Azizah bertugas di Polda Metro Jaya dan Pamen PTIK.
Empat tahun kemudian, Nurul naik pangkat menjadi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Pada tahun 2015, ia menjabat sebagai Kasubbag Prodi S3 STIK/PTIK.
Di tahun 2017, Nurul kemudian diamanahkan untuk mengisi kursi jabatan sebagai Kasubbag Monev Tala Rolemtala Srena Polri.
Satu tahun kemudian, Nurul dipercaya untuk menjabat sebagai Kasubbaglemwil Baglem Rolemtala Srena Polri.
Lalu, ia dimutasi menjadi Kabag Jianalis Rolemtala Srena Polri tahun 2019.
Pada Januari 2020, Nurul berhasil naik pangkat menjadi Komisaris Besar (Kombes).
Di tahun itu juga, Kombes Pol Nurul Azizah dipercaya untuk menjadi dosen utama di STIK.
Pada Juni 2022, Nurul kemudian didapuk menjadi Kabagpenum Divhumas Polri.
Ia berhasil menjadi Polwan pertama yang menempati posisi tersebut.
Barulah di akhir tahun 2023 Brigjen Nurul Aziziah dipercaya untuk menjabat sebagai Dirprogsarjana STIK.
3. Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti
Sosok Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti tenaga dokkes investigasi kepolisian utama Tk. II Pusdokkes Polri.
Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti salah satu polisi berkarir cemerlang meskipun bukan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol).
Sumy Hastry Purwanti baru pecah bintang dua bulan lalu atau per 26 Juni 2024 setelah dimutasi ke Pusdokkes Polri.
Ia merupakan Polwan pertama dokter forensik.
Tugas pertamanya saat menjadi anggota tim forensik ialah mengidentifikasi korban Bom Bali I tahun 2002.
Dia juga dikenal Polwan pertama di Asia yang bergelar dokter forensik.
Sosok Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti
Usia Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti kini memasuki 53 tahun.
Ia lahir di Jakarta 23 Agustus 1970.
Suaminya ialah dr Harry Tjahyanto SpOG, dokter kandungan konsultan fertilitas yang secara khusus menangani masalah kesuburan.
Keduanya bertemu di rumah sakit saat Hastry sedang koas dan sang suami, sudah menjadi dokter spesialis kandungan.
Pernikahan keduanya dikaruniai dua anak.
Riwayat Pendidikan
Hastry menyelesaikan pendidikan S1 Kedokteran di Universitas Diponegoro (Undip) pada 1995.
Dua tahun kemudian, ia meraih gelar dokter (dr) dari kampus yang sama.
Pada 1998, Hastry memutuskan untuk menjadi Polwan.
Ia pun melanjutkan pendidikan ke Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SEPA) Polri 1998.
Setelah menjadi Polwan, Hastry rupanya jatuh cinta pada dunia forensik setelah diajak ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus kriminal pembunuhan.
Ia pun mengambil spesialis forensik dan merampungkan pendidikannya 2005 juga dari Undip.
Pada 2016, Hastry sukses menyelesaikan pendidikan S3 di Universitas Airlangga yang membawanya meraih gelar Doktor (Dr).
Perjalanan Karier
Karier Brigjen Sumy Hastry Purwanti telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air terutama di bidang Kedokteran Kepolisian (Dokpol).
Jabatan terakhir jenderal bintang satu ini adalah Kabiddoksikes Rodokpol Pusdokkes Polri.
Ia merupakan Polwan pertama di Asia yang bergelar Doktor Forensik dan telah banyak berkiprah hingga tingkat internasional.
Selain itu, Hastry juga merupakan sosok yang sangat peduli dengan perlindungan perempuan dan anak.
Ia mendirikan layanan Forensik Klinik (Forklin) yang secara khusus berpihak kepada korban kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
Hastry memang lebih banyak berkarier di Jawa Tengah. Jabatan terakhirnya di Polda Jateng adalah Kabiddokkes Polda Jateng.
Meski demikian, Hastry juga pernah bertugas di luar Polda Jateng yaitu Kabiddokkes Polda NTB.
Jabatan lain yang pernah diembannya adalah KA Instalasi Forensik RS Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto.
Brigjen Sulastiana lahir di Situbondo, Jawa Timur, pada tanggal 10 Oktober 1972.
Ia pecah bintang per 11 November 2024 setelah dimutasi menjadi Auditor Kepolisian Utama TK II Itwasum Polri.
Brigjen Sulastiana menggantikan posisi Brigjen Pol Djoko Hari Utomo.
Ia merupakan lulusan Sekolah perwira Prajurit Karir (Sepa PK Polri) tahun 1996.
Brigjen Sulastiana kemudian mengikuti sekolah kedinasan dan kursus kepemimpinan secara lengkap.
Seperti Sekolah Pendidikan Kejuruan Dasar Binmas Polri 1997 dan Sekolah Lanjutan Perwira (SELAPA POLRI) 2003.
Lalu Sekolah Staf dan Pimpinan (SESPIM POLRI) tahun 2009 dan Lemhanas tahun 2018.
Ia juga seorang doktor kriminologi yang diraihnya tahun 2013, Sarjana Ilmu Politik bidang Hubungan Internasional, Sarjana Hukum dan Magister Ilmu Administrasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Dalam kariernya ia lebih banyak sebagai dosen selain moderator dalam acara internasional dikepoilsian.
Terakhir menjabat Irbidjemengarku Itwil II Itwasum Polri dan promosi Auditor Kepolisian Utama TK II Itwasum Polri.
Pendidikan Umum
2013: Doktor Kriminologi
2007: Sarjana Hukum
200: Magister Ilmu Administrasi dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
1995: Sarjana Ilmu Politik bidang Hubungan Internasional
Pendidikan Kedinasan
2018: Lemhannas RI PPRA LVII
2009: Sekolah Staf dan Pimpinan (SESPIM POLRI)
2003: Sekolah Lanjutan Perwira (SELAPA POLRI)
1997: Pendidikan Kejuruan Dasar Bimmas Polri
1996: Pendidikan Dasar Golongan Lanjutan (DIKSARGOLLAN POLRI)
1996: Sekolah Perwira Prajurit Karir (SEPA PK POLRI)
Akpol
Brigjen Pol Desy Andriani
Brigjen Pol Nurul Azizah
Brigjen Pol Sumy Hastry Purwanti
Brigjen Sulastiana
Polri
Kehebatan Irwansyah Jenderal Termuda Polri Batalyon Endra Dharmalaksana |
![]() |
---|
Kapolri Pilih Peraih Adhi Makayasa Jabat Wakapolri? Profil Komjen Wahyu Widada Lulusan Akpol 1991 |
![]() |
---|
Gonzalo Lolos Akpol 2025 Bayar Berapa? Dulu Ibunya Citra Insani Bayar Rp 4,9 Miliar Tapi Gagal |
![]() |
---|
Perjalanan Gonzalo Lulus Akpol 2025, Anak Bos Skincare Makassar Citra Insani Tertipu Calo Rp 4,9 M |
![]() |
---|
Ingat Gonzalo? Akhirnya Lolos Akpol 2025, Pernah Tertipu Calo Rp 4,9 Miliar dan Dekat dengan Fuji |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.