Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya dan Dompet Dhuafa Gelar Sekolah Manajemen Koperasi di Makassar
Sebanyak 34 pegiat koperasi dan perwakilan lembaga filantropi menghadiri pembukaan Sekolah Manajemen Koperasi yang berlangsung di Hotel Amaris Makassa
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 34 pegiat koperasi dan perwakilan lembaga filantropi menghadiri pembukaan Sekolah Manajemen Koperasi yang berlangsung di Hotel Amaris Makassar pada Selasa, 12 November 2024.
Acara ini mengusung tujuan besar untuk memperkuat peran kelembagaan koperasi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui prinsip gotong royong dan solidaritas.
Koperasi telah lama menjadi pilar perekonomian nasional yang berlandaskan kemandirian ekonomi untuk kesejahteraan bersama. Sekolah Manajemen Koperasi, program yang diprakarsai oleh Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya (Indonesia Berdaya) dan didukung Dompet Dhuafa, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan koperasi dalam rantai pasok, pemasaran, serta ekspansi bisnis.
Program intensif ini berlangsung selama tiga hari, melibatkan para praktisi dari koperasi produsen dan konsumen di jaringan Dompet Dhuafa. Pelatihan fokus pada tata kelola koperasi dan penyusunan rencana bisnis agar koperasi dapat lebih responsif terhadap kebutuhan pasar dan anggota.
Dalam talkshow, General Manager Koperasi Baji Artha, Ibu Dinar, menegaskan pentingnya keunikan produk koperasi. “Menemukan nilai unik dari setiap produk koperasi adalah salah satu strategi untuk mengembangkan usaha yang memenuhi kebutuhan anggota,” ungkapnya.
Pemerintah juga mendukung pengembangan koperasi produsen di delapan sektor pangan, termasuk beras, telur, ikan, ayam, daging, sayur, buah, dan susu. “Upaya ini untuk mendukung ketersediaan makanan bergizi bagi masyarakat,” jelas Agus Salim, Fungsional Pengawas Koperasi Ahli Muda Dinas Koperasi dan UKM Sulawesi Selatan.
Wakil Dekan III FEB UNM, Dr. Muhammad Hasan, M.Pd., menyampaikan, “Ideologi anggota koperasi yang kuat adalah kunci sukses koperasi. Dukungan yang saling menguatkan akan memperkuat keberlanjutan koperasi.”
Yayasan Wirausaha Indonesia Berdaya (YWIB) merupakan lembaga pemberdayaan ekonomi berbasis filantropi yang memadukan pendekatan filantropi dengan kewirausahaan profesional atau dikenal sebagai Filantropreneur. Program yang digagas YWIB mencakup berbagai bidang, seperti pertanian, peternakan, perikanan, produksi, perdagangan, dan keuangan mikro.
Dalam sambutannya, Agus Salim, Knowledge Management & Institutional Development Officer YWIB, menyatakan, “Filantropreneur adalah pendekatan yang menggabungkan semangat filantropi dengan pengelolaan bisnis profesional. Ada empat intervensi utama, yaitu kelembagaan, permodalan, pasar, dan produk.”
Sekolah Manajemen Koperasi merupakan hasil kolaborasi antara YWIB dan IMZ Consulting, social enterprise yang berfokus pada peningkatan kapasitas dan pemberdayaan. Program ini dilaksanakan di enam wilayah di Indonesia, termasuk DIY – Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, dan Jabodetabek-Lampung. (*)
BNI Agen46 Hadir di Tamalanrea, Permudah Transaksi Warga Lewat Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Nurdin Halid Apresiasi Prabowo Jadikan Koperasi Program Prioritas Pemerintah |
![]() |
---|
Bupati Sidrap Syaharuddin Alrif Bantu Wujudkan Asta Cita Prabowo Lewat Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Pengusaha Apotek di Bulukumba Khawatir Berdirinya Koperasi Merah Putih, Alasannya? |
![]() |
---|
SDM dan Akuntabilitas adalah KOENTJI Kelestarian Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.