Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akpol

Jebolan Akpol 1989 'Oppo' Jabat Wakapolri, Intip Profil Komjen Agus Andrianto dan Ahmad Dofiri

Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1989 oppo menjabat Wakapolri yaitu Komjen Agus Andrianto dan Komjen Ahmad Dofiri

Editor: Sudirman
Ist
Komjen Agus Andrianto dan Komjen Ahmad Dofiri. Dua jebolan Akpol 1989 pernah jabat Wakapolri. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1989 oppo menjabat Wakapolri.

Pertama Komjen Agus Andrianto menjabat Wakapolri.

Agus Andrianto menjabat Wakapolri mulai 24 Juni 2023 – 21 Oktober 2024.

Ia kemudian mundur dari Polri setelah dipercaya gabung Kabinet Merah Putih.

Agus dipercaya menjabat sebagai Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.

Baca juga: Sosok Komjen Ahmad Dofiri Wakapolri Baru Pengganti Agus Andrianto, Peraih Adhi Makayasa Akpol 1989

Setelah mundur dari Polri, Agus Andrianto, kemudian menerima kebaikan pangkat jenderal kehormatan dari Presiden Prabowo Subianto.

Kenaikan pangkat jenderal kehormatan itu diberikan atas apa yang sudah diberikan Agus Andrianto untuk Korps Bhayangkara selama bertugas.

Setelah Agus Andrianto lengser, Kapolri kemudian mempercayakan ke Komjen Ahmad Dofiri menjabat Wakapolri.

Mutasi tersebut, tertuang dalam Surat Telegram dengan nomor ST/2517/XI/KEP./2024 tertanggal 12 November 2024 yang ditandatangani langsung Listyo Sigit Prabowo.

Komjen Ahmad Dofiri dan Komjen Agus Andrianto sama-sama jebolan Akpol 1989.

Ahmad Dofiri merupakan perah Adhi Makayasa 1989.

Intip Profil dua jebolan Akpol 1989 Jabat Wakapolri

Komjen Agus Andrianto

Agus Andrianto lahir di Blora, Jawa Tengah pada 16 Februari 1967.

Ia merupakan polisi yang ahli di bidang reserse dan memiliki karir moncer selama di kepolisian.

Agus Andrianto adalah anak ke-11 dari 12 bersaudara dari pasangan Sukarsono-Sri Sudaryati.

Ayahnya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). 

Jabatannya terakhir ayahnya adalah camat di Kecamatan Banjarejo, Blora dan pensiun pada 1982.

Agus Andrianto diketahui menghabiskan masa kecilnya di kampung halamannya di Blora.

Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1989 tersebut diketahui menamatkan pendidikan dasar di SD 1 Tempelan Blora.

Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke SMP 1 Blora, dan SMA 1 Blora, lalu masuk ke Akademi Kepolisan.

Setelah lulus dari Akpol, ia ditugaskan menjadi Pamapta Polres Dairi, Sumatera Utara, pada 1990.

Selama bertugas sebagai polisi di wilayah Sumatera Utara, Agus Andrianto pernah mengemban jabatan Kapolsek di sejumlah wilayah di antaranya Kapolsek Sumbul (1992), Kapolsek Parapat (1993), Kapolsek Percut Seituan (1995).

Kemudian pada 1995, ia pun melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Setelah lulus dari PTIK, Agus Andrianto bertugas di Lampung, menjabat sebagai Kapuskodalops Polres Lampung Selatan (1997).

Dua tahun kemudian, ia kembali dipindahtugaskan ke Sumatera Utara menjadi Kasat Serse Poltabes Medan (1999).

Setelah bertugas di Sumatera Utara, ia dipindahtugaskan ke Jawa Timur, menjabat sebagai  Kasubag Binops Bag Serse Ek Polda Jatim (2001), Kasubag Binops Bag Serse Um Polda Jatim (2001), hingga akhirnya dipercaya menjadi Wakapolres KP3 Tanjungperak (2003).

Selanjutnya ia pun ditempatkan menjadi Pamen Polda Jatim (2005) dalam rangkan pendidikan.

Setelah menyelesaikan pendidikan karirnya kian menanjak. Ia dipindah tugaskan ke wilayah Polda Metro Jaya.

Di wilayah Polda Metro Jaya, ia dipercaya menjadi Kasat I/Ditreskrimsus Polda Metro Jaya (2006), Kapolres Tangerang (2007), dan Kapolres Metro Tangerang (2008).

Berpangkat melati tiga di pundaknya, Agus Andrianto kembali dipinahtugaskan ke Sumatera Utara dan menjabat sebagai Dirreskrim Polda Sumut (2009).

Setelah bertugas di Sumatera Utara, ia pun kembali ditarik ke Jakarta menjadi Kabagresmob Robinops Bareskrim Polri (2011).

Tak lama ia ditempatkannya menjadi analis Kebijakan Madya Bidang Pidkor Bareskrim Polri dalam rangka mengikuti pendidikan untuk menjadi perwira tinggi atau Sespimti.

Setelah menjalani pendidikan Sespimti, ia dipercaya menjadi Kabagbinlatops Robinops Sops Polri(2013).

Berpangkat jenderal bintang satu, Agus Andrianto pun dipercaya menjadi Direktur Psikotropika dan Prekursor Deputi Bidang Pemberantasan BNN (2015).

Ia kembali ke institusinya pada 2016 menjadi Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri.

Karirnya pun kian melejit, ia dipercaya menjadi Wakapolda Sumut (2017) dan Kapolda Sumut (2018).

Setelahnya, ia dipercaya menjadi Kabaharkam Polri (2019) dan Kabareskrim Polri (2021) dengan pangkat jenderal bintang tiga.

Selanjutnya, ia pun diangkat menjadi Wakapolri (2023).

Diketahui ia pun memiliki keahlian khusus ditandai dengan brevet yang terpasangan di dadanya.

Ia mengantongi Brevet Selam Polri, Brevet Para Penerjun, dan PIN Penyidik.

Komjen Ahmad Dofiri

Komjen Ahmad Dofiri lahir di Indramayu, Jawa Barat (Jabar), pada tanggal 4 Juni 1967.

Ia menjabat Irwasum Polri sejak Februari 2023 menggantikan Komjen Pol. (Purn.) Drs. Agung Budi Maryoto, M.Si.

Sebelumnya menduduki posisi sebagai Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri.

Sepanjang kariernya, Ahmad Dofiri juga pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Yogyakarta dan Jawa Barat (Jabar).

Ahmad Dofiri merupakan senior Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Akademi Kepolisian.

Jenderal Listyo Sigit Prabowo merupakan lulusan Akpol 1991.

Sementara Komjen Ahmad Dofiri adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1989.

Ia satu angkatan dengan Komjen Pol. Drs. Agus Andrianto, S.H., M.H.

Dalam angkatannya itu, Komjen Ahmad Dofiri adalah peraih Adhi Makayasa alias lulusan terbaik Akpol.

Karier Komjen Dofiri sudah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.

Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.

Perwira tinggi (pati) Polri ini tercatat pernah mengemban jabatan sebagai Kapolres Bandung (2007).

Wakapolwiltabes Bandung (2009), Kapoltabes Yogyakarta (2009), dan Kabag Kermadagri Robangpers SDE SDM Polri (2010).

Selain itu, Ahmad Dofiri juga pernah menduduki posisi sebagai Koorspripim Polri (2010).

Analis Kebijakan Madya bidang Binkar SSDM Polri (2012), Wakapolda DIY (2013), dan Karobinkar SSDM Polri (2014).

Karier Ahmad Dofiri makin cemerlang setelah ia didapuk menjadi Kapolda Banten pada tahun 2016.

Pada tahun yang sama, Ahmad Dofiri dimutasi menjadi Karosunluhkum Divkum Polri.

Masih pada tahun 2016, ayah tiga anak ini kemudian diangkat menjadi Kapolda D.I.Y.

Setelah itu, Ahmad Dofiri ditunjuk menjadi Asisten Logistik Kapolri pada tahun 2019.

Pada tahun 2020, Ahmad Dofiri diamanahkan untuk menjabat sebagai Kapolda Jabar.

Kemudian, Ahmad Dofiri dipercaya untuk mengisi posisi sebagai Kabaintelkam Polri pada tahun 2021.

Pada tahun 2023, Komjen Ahmad Dofiri kemudian dimutasi menjadi Irwasum Polri.

Rekam Jejak 

Sepanjang kariernya, Komjen Ahmad Dofiri memiliki rekam jejak yang cemerlang.

Ia tercatat pernah menjadi pimpinan sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap Irjen Pol. Ferdy Sambo, S.H., S.I.K., M.H. pada Agustus 2022.

Dalam sidang KKEP itu, Ahmad Dofiri menjatuhkan putusan berupa pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias memecat bekas Kadiv Propam Polri tersebut.

Mantan Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo merupakan terpidana kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J pada Jumat, (19/8/2022).

Irjen Ferdy Sambo dijerat Pasal 340 subsider Pasal 338 jo 55 dan 56 KUHP dengan ancaman hukuman mati.

Riwayat Jabatan

- Kanit Resintel Polsekta Tangerang Polda Metro Jaya (1990)

- Kassubag Jabpamentil Bagian SDM Polri (2005)

- Kapolres Bandung (2007)

- Wakapolwiltabes Bandung (2009)

- Kapoltabes Yogyakarta (2009)

- Kabag Kermadagri Robangpers SDE SDM Polri (2010)

- Koorspripim Polri (2010)

 - Analis Kebijakan Madya bidang Binkar SSDM Polri (2012)

- Wakapolda DIY (2013)

- Karobinkar SSDM Polri (2014)

- Kapolda Banten (2016)

- Karosunluhkum Divkum Polri (2016)

- Kapolda DIY (2016)

- Asisten Logistik Kapolri (2019)

- Kapolda Jawa Barat (2020)

- Kabaintelkam Polri (2021)

Harta Kekayaan Ahmad Dofiri

Ahmad Dofiri terakhir kali melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2023.

Berdasarkan data dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), Ahmad Dofiri memiliki harta senilai Rp7.320.000.000 (Rp7,3 miliar).

Kekayaan Dofiri terbagi ke dalam sejumlah aset, seperti tanah dan bangunan.

Di antaranya di Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bandung Barat.

Total, nilai aset tanah dan bangunan Ahmad Dofiri mencapai angka Rp4.950.000.000.

Selanjutnya, dia mempunyai aset berupa alat transportasi dan mesin.

Aset tersebut terdiri dari tiga mobil dengan nilai Rp800.000.000.

 Aset lain milik Ahmad Dofiri yang tercatat di LHKPN ialah harta bergerak lainnya sebesar Rp200.000.000 serta kas dan setara kas sebanyak Rp1.370.000.000.

Selain itu, pria kelahiran Jawa Barat tersebut juga tercatat tak memiliki hutang.

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved