Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Permintaan Terakhir Sasa Putri Tukang Parkir Korban Kecelakaan Tol Cipularang: Dibelikan Es Krim McD

Sunyoto (50), ayah dari Amanda Marisa, atau yang biasa dipanggil Sasa, tampak tenggelam dalam kesedihan yang mendalam. Putrinya yang baru berusia 13

Editor: Edi Sumardi
TRIBUNJAKARTA.COM/ANNAS FURQON HAKIM
Sunyoto (50), ayah Amanda Marisa alias Salsa (13) yang menjadi korban tewas dalam kecelakaan di Tol Cipularang, saat diwawancarai di rumah duka di Jalan Harapan, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Selasa (12/11/2024). 

JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Sunyoto (50), ayah dari Amanda Marisa, atau yang biasa dipanggil Sasa, tampak tenggelam dalam kesedihan yang mendalam.

Putrinya yang baru berusia 13 tahun menjadi salah satu korban meninggal dalam kecelakaan beruntun di KM 92 Tol Cipularang, Purwakarta, Jawa Barat.

Setelah prosesi pemakaman Sasa selesai, Sunyoto masih tampak larut dalam kesedihan.

Ia mengaku bahwa ucapan terakhir putrinya terus terngiang di benaknya, memberikan perasaan duka yang mendalam.

Sehari-hari, Sasa dikenal sebagai anak yang ceria dan menyenangkan, sehingga kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga.

Di bawah tenda yang didirikan di depan rumah kontrakannya di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sunyoto tampak mengenakan baju koko merah dan duduk terdiam.

Gang sempit tempat tinggalnya menjadi saksi bisu dari perasaan duka yang dirasakannya.

Kursi-kursi plastik berwarna hijau dan merah masih berjajar rapi di teras, sementara di samping rumah, tempat pemandian jenazah masih berada di sana sebagai tanda bahwa Sasa baru saja menjalani perpisahan terakhirnya dengan keluarga.

Sunyoto tidak pernah menyangka putrinya akan pergi secepat ini.

Insiden yang menimpa Sasa terjadi ketika ia bersama keluarga majikan ibunya, yang saat itu tengah melakukan perjalanan bersama.

Kejadian tragis itu telah memisahkan Sasa dari keluarganya untuk selamanya.

Baca juga: Data Kecelakaan Tol Purbaleunyi Cipularang KM 92: 1 Tewas, 22 Luka, Penyebab karena Rem Blong

Sunyoto yang tak kuasa menahan haru, merasa bahwa kehilangan ini adalah cobaan berat yang harus ia hadapi.

Kenangan akan Sasa, senyumannya, dan kata-kata terakhirnya akan selalu terpatri dalam hati Sunyoto, membuat setiap sudut rumah dan gang sempit itu terasa penuh dengan bayangannya.

Bagi Sunyoto, Sasa bukan hanya putri ketiga, tetapi juga sosok yang begitu berarti, yang kini harus pergi mendahuluinya.

Sunyoto bercerita, pada Jumat (8/11/2024) lalu, ia tengah bekerja sebagai juru parkir di salah satu restoran cepat saji yang tak jauh dari rumahnya.

Sepulang sekolah, Sasa mendatangi Sunyoto yang tengah bekerja.

Sang putri saat itu meminta dibelikan es krim di restoran cepat saji tempat sang ayah bekerja sebagai juru parkir itu itu. 

"Saya bilang,'udah minta aja es'. Habis minta es McD, dia minum, terus tidur. Terus, pas tidur itu saya bangunin, saya suruh jajan," ungkap Sunyoto, Selasa (12/11/2024).

Baca juga: Kesaksian Lengkap Korban Selamat Kecelakaan Beruntun di Tol Cipularang, Mobil Melayang Dihantam Truk

Tak lama, Sasa pun meminta izin kepada Sunyoto untuk pergi main. Kala itu, Sunyoto memberi pesan agar cepat pulang karena hendak pergi ke daerah Bandung, Jawa Barat, bersama majikan ibunya, Kartika Eka Putri (27) yang juga menjadi korban luka dalam insiden itu.

Ketika hendak pergi, Sasa mengatakan akan menjaga NAP (2), anak kandung Kartika yang saat itu ikut pergi bersamanya.

Tak ada yang menyangka jika itu ternyata pesan terakhir Sasa.

"Nah, di jalan, si Sasa ngomong, 'Pak, Sasa mau jagain Nadine (NAP)'," singkatnya.

Sunyoto pun kembali mengingat perilaku tak biasa yang ditunjukkan anaknya itu.

Tepat sehari sebelum Sasa pergi ke Bandung, anaknya itu tengah bermain bersama sepupunya.

Tak seperti biasa, Sasa menolak saat hendak dibelikan bakso oleh Sunyoto.

Sasa hanya ingin makan bakso sepiring berdua dengan sepupunya itu.

"Hari Kamis, ketemu sama ponakan saya, tuh. Beli bakso. Saya suruh beli bakso, nggak mau. Biasanya mau. Saya suruh beli bakso (sendiri), nggak mau. Maunya, makan sama ponakan saya. Akhirnya makan dah tuh bareng," jelasnya.

Baca juga: Awal Petaka Kecelakaan Tol Cipularang Mobil Melayang Dihantam Truk Kontainer dari Belakang

Saat itu tak ada satu pikiran yang aneh dalam benak Sunyoto.

Sasa memang kerap diajak pergi oleh keluarga anggota TNI yang bertugas di Yonzikon 13/KE itu karena sudah dianggap seperti keluarga. Walaupun hanya seorang anak dari asisten rumah tangga Praka Ryan Prabowo dan istrinya Kartika Eka Putri.

Sosok Sasa yang periang ini ternyata membuat NAP nyaman ketika berada di sampingnya. Hal ini yang membuat Kartika mengajak Sasa untuk pergi ke luar kota saat itu.

Tepati Janji

Hari pun berlalu, Sasa sudah pergi bersama Kartika ke Bandung.

Kartika sudah berjanji awalnya akan pulang pada hari Minggu (10/11/2024).

Namun, kala itu Kartika kembali meminta izin untuk pulang pada Senin (11/11/2024) atau pada hari kecelakaan beruntun itu terjadi.

Sonia Aprilia (22), kakak pertama Sasa awalnya tak menyetujui permintaan itu.

Sasa yang masih duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) itu harus masuk sekolah pada hari Senin.

Hal ini juga karena Sasa sudah minta izin untuk tidak ikut upacara Hari Pahlawan di sekolahnya pada hari Minggu.

Bahkan, Sonia pun meminta agar Kartika memulangkan Sasa terlebih dahulu menggunakan taksi online dari Bandung ke Jakarta.

Namun, permintaannya itu ditolak Kartika karena ongkos yang terlalu mahal.

Akhirnya, keinginan Sonia agar Sasa pulang pada hari Minggu pun tak terwujud. Kartika sudah mendapat persetujuan dari ibunya Sasa agar bisa pulang hari Senin karena harus mengantar adik Kartika berobat ke rumah sakit.

Kemudian, pada Senin sore, perasaan Sonia pun tak karuan. Adiknya yang seharusnya sudah sampai rumah kala itu, tak kunjung datang.

Dia kemudian mencoba menghubungi Kartika dengan perasaan cemas.

"Saya chat (Kartika), 'Bu, sudah sampai mana ya bu? Bu, ibu gapapa kan ya bu? Tapi ternyata hp-nya tidak aktif. Biasanya kalau dia (Kartika) pulang, misal ke macet atau apa pasti ngabarin ke saya, minta maaf agak telat pulangnya," kata Sonia sambil menahan tangisnya.

Matahari pun tenggelam, hari yang terang berubah menjadi gelap karena sudah malam.

Kala itu, Sonia mengaku awalnya tak mengetahui adiknya menjadi korban kecelakaan.

Sampai akhirnya, dia melihat berita soal kecelakaan beruntun tersebut.

Betapa kagetnya Sonia, dia membaca data korban meninggal dalam insiden itu.

Meski tertulis atas nama Salsabila, namun dia yakin jika itu adiknya karena Kartika sendiri tak mengetahui nama asli Sasa dan hanya memanggil 'Salsa' sehingga tertulis nama Salsabila saat itu.

Keyakinan jika itu adiknya juga diperkuat dari pihak rumah sakit yang menghubungi Sonia.

Di sisi lain, suami Kartika yakni Praka Ryan Prabowo pun memberikan ucapan bela sungkawa atas kematian Sasa.

"Jadi, ya feeling saya, kenapa nggak pulang hari Minggu itu, gitu. Kalau dia pulang hari Minggu itu kan, itu enggak bakal kejadian," ucap Sonia.

Namun, Sasa menepati janjinya untuk menjaga NAP seperti pesan terakhir ke ayahnya sebelum berangkat ke Bandung.

Sonia mengatakan kemungkinan Sasa melindungi NAP yang duduk di bangku tengah mobil bersamanya saat truk kontainer itu menabrak mobil Toyota Avanza berwarna silver yang mereka bertiga tumpangi.

"Kayaknya (Sasa melindungi NAP), soalnya dia punya bekas memar di punggungnya itu, kayak memar kaca gitu, dan Si Nadine ini nggak kenapa-kenapa. Mungkin bisa jadi dia (Sasa) melindungi Si Nadinenya gitu," jelasnya.

Dari tubuh Sasa, Sonia pun tak melihat adanya luka yang parah akibat kecelakaan itu.

Dia menduga ada luka bagian dalam di bagian kepala yang membuat Sasa meninggal dunia. Hingga akhirnya, Sasa dibawa pulang pada Selasa (12/11/2024) pagi hari ke rumah duka. T

ak lama sampai di rumah, jenazah Sasa pun dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan sekira pukul 11.00 WIB.(tribun network/abd/dod)

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved