Masuk Musim Hujan, Ini Tips Berantas Sarang Nyamuk Penyebab DBD
Nyamuk Aedes hidup iklim tropis dengan curah hujan tinggi serta suhu panas dan lembap, seperti Indonesia.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sulawesi Selatan (Sulsel) dihadapkan dengan musim hujan.
Curah hujan mulai meningkat dibeberapa daerah sejak awal November 2024.
Meningkatnya curah hujan membuat masyarakat harus lebih memperhatikan kebersihan.
Utamanya agar tidak terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD).
DBD merupakan penyakit ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti.
Nyamuk Aedes hidup iklim tropis dengan curah hujan tinggi serta suhu panas dan lembap, seperti Indonesia.
Nyamuk jenis ini tinggal dan berkembang biak di genangan air atau tempat penampungan air.
Diantaranya seperti selokan, vas atau pot tanaman, tempat minum hewan peliharaan, kolam renang, atau tempat sampah.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sulsel, Yusri Yunus mengimbau masyarakat rajin memberantas sarang nyamuk
"Caranya melalui gerakan 3 M plus secara rutin yakni menyikat dan menguras penampungan air, Membuang tampungan air setiap hari atau menutup tampungan," jelas Yusri Yunus kepada Tribun-Timur.com, Selasa (12/11/2024).
"Terakhir mendaur ulang atau memanfaatkan barang bekas agar tidak menjadi tempat perindukan nyamuk," lanjutnya.
Jumlah kasus DBD di Sulsel pada tahun 2024 ini cukup tinggi.
Tercatat jumlah kasus DBD mencapai 4.975 kasus tercatat sejak Januari hingga Oktober.
Dari jumlah tersebut, anak usia 5-14 tahun mendominasi dengan 2.194 kasus.
Kemudian diikuti rentang usia 15-44 tahun sebanyak 1.844 kasus.
Yusri Yunus menjelaskan sejumlah faktor tingginya angka DBD di tahun ini.
Diantaranya perubahan iklim secara global.
"Insidensi kasus DBD dipengaruhi oleh iklim dan lingkungan, umunya meningkat pada saat curah hujan tinggi," jelas Yusri.
Bila ada anggota keluarga demam, Yusri mengimbau segera memeriksa di fasilitas kesehatan terdekat.
Diketahui Nyamuk Aedes aegypti umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat.
Nyamuk ini memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki.
Kemudian jenis nyamuk aktif terutama pada pagi hingga sore hari, meskipun kadang-kadang juga menggigit pada malam hari.
Nyamyuk ini lebih sering ditemukan di dalam rumah yang gelap dan sejuk dibandingkan di luar rumah yang panas.
Faktor risiko seseorang terkena demam berdarah dengue antara lain tinggal atau bepergian ke daerah tropis.
Tinggal atau berada di daerah tropis dan subtropis meningkatkan risiko terkena virus dengue.
Daerah yang berisiko meliputi Asia Tenggara, pulau-pulau di Pasifik Barat, Amerika Latin, dan Afrika.
Selain itu, memiliki riwayat terinfeksi virus dengue sebelumnya juga meningkatkan risiko mengalami gejala yang lebih parah ketika terkena DBD.
Usia di bawah 15 tahun juga memiliki risiko lebih tinggi terkena demam dengue dan demam berdarah dengue.(*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz
Mahasiswa KKN Tematik Unhas Sosialisasi Bahaya DBD dan Bagikan Bubuk Abate |
![]() |
---|
Kasus DBD di Bone Capai 209 Kasus, Dinkes Minta Waspada Musim Pancaroba |
![]() |
---|
Palopo Catatkan 78 Kasus DBD, Warga: Alhamdulillah Tadi Sudah Ada Fogging Sekitar Rumah |
![]() |
---|
22 Kasus DBD di Sinjai Selama 2025, Terbanyak Anak-Anak |
![]() |
---|
156 Kasus DBD Terjadi di Bone Selama Januari–Mei 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.