Curhat Gibran Suratnya Dicuekin Nadiem Makarim Soal Merdeka Belajar, 'Tapi Menteri Kali Ini Beda'
Gibran Rakabuming Raka mengeluhkan zonasi yang diberlakukan era Nadiem Makarim.
TRIBUN-TIMUR.COM - Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menyindir eks Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) saat itu, Nadiem Makarim.
Sindiran itu disampaikan Gibran Rakabuming Raka saat Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan di Jakarta, Senin (11/11/2024).
Gibran Rakabuming Raka mengeluhkan zonasi yang diberlakukan era Nadiem Makarim.
Bahkan saat masih menjabat Wali Kota Solo, anak Jokowi itu pernah menyurati Nadiem makarim.
"Saya kirim surat ini ke Pak Menteri Pendidikan. Namun kemarin saya cek ke Pak Sekda dan kepala dinasnya, surat ini belum mendapat tanggapan," ujar Gibran.
Baca juga: Skorsing 31 Mahasiswa UIN Alauddin Diadukan ke Gibran Rakabuming Via Lapor Mas Wapres
Gibran mengatakan surat tersebut berisi keluhannya seputar pendidikan yang ada di wilayah Solo, Jawa Tengah.
Keluhan itu di antaranya terkait zonasi, Program Merdeka Belajar, masalah pengawas sekolah, masalah ujian nasional.
"Surat ini isinya adalah keluhan-keluhan saya sebagai wali kota mengenai tadi sudah dibahas pak menteri, mengenai masalah zonasi, masalah program merdeka belajar, masalah pengawas sekolah, masalah ujian nasional," katanya.
Gibran meyakini jika menteri yang saat ini menangani pendidikan, yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, akan berbeda dari menteri sebelumnya.
Menurut dia, Abdul Mu'ti sebagai menteri sangat responsif terhadap masalah-masalah pendidikan, di antaranya soal zonasi.
"Tapi pak menteri yang sekarang beda. Kemarin pulang dari Akmil Magelang kita langsung koordinasi dan kita langsung untuk masalah-masalah zonasi," tuturnya.
Selama menjadi Wali Kota Solo, Gibran mengaku setiap ada masalah soal program pemerintah pusat selalu menyampaikannya ke menteri terkait.
Namun, keluhannya soal pendidikan yang disampaikannya ke Mendikbud Ristek Nadiem Makarim tidak pernah ditanggapi.
"Pendidikan biasanya tiap tahun permasalahannya sama komplain yang diarahkan kepada saya sama terus, tiap tahun berulang, berulang, berulang dan akhirnya saya bersurat tapi tidak ditanggapi," katanya.
JK Juga Pernah Kritik Nadiem Makarim
Tak hanya Gibran, eks Wakil Presiden Jusuf Kalla juga pernah memperotes Nadim Makarm.
Kritik JK disampaikan dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, pada Sabtu (7/9/2024).
JK membahas soal kementerian pendidikan, budaya, riset dan teknologi yang dinilai punya cakupan luas.
Sebab itu, butuh sosok kompeten untuk memimpinnya.
Kemudian JK menyebut nama-nama yang pernah mengisi jabatan sebagai Menteri Pendidikan.
"Ada Muhadjir, ada Anies. Ada Mas Nadiem yang tidak punya pengalaman pendidikan," kata JK dalam forum diskusi 'Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidikan'.
Sebelumnya, JK pernah membandingkan Nadiem dengan Mendikbud terdahulu, termasuk Anies Baswedan.
Menurut JK, Anies memiliki latar belakang akademik yang baik, berpengalaman di dunia pendidikan, serta mampu memahami kompleksitas sektor pendidikan Indonesia dengan lebih baik.
"Ada Mas Anies, mantan Rektor Universitas Paramadina, yang punya pengalaman luas di pendidikan," kata JK di acara diskusi 'Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidkan' yang ditayangkan di YouTube TV Parlemen pada Sabtu (7/9/2024) lalu.
Pengalaman Anies itu, kata JK, tidak dimiliki oleh Nadiem karena belum pernah menjadi guru atau apapun yang berkaitan dengan dunia pendidikan.
Meskipun, memang diakui JK, Nadiem sukses menjadi CEO sebuah perusahaan ojek online.
"Sebagai perbandingan, Nadiem, meskipun berprestasi sebagai pendiri Gojek, tidak punya pengalaman sebagai guru atau di bidang pendidikan," ungkapnya.
Dalam acara tersebut, JK juga mengatakan bahwa Mendikbud selama ini adalah orang yang hebat dan memiliki prinsip pendidikan Indonesia, layaknya Ki Hajar Dewantara, Soemantri, Syarief Thayeb, Daoed Joesoef, hingga Fuad.
"Kalau kita lihat menteri-menteri pendidikan sebelumnya, seperti Ki Hajar Dewantara yang mendirikan Taman Siswa, Soemantri, Syarief Thayeb, mereka semua ahli di bidang pendidikan," ujar JK.
“Tokoh-tokoh pendidikan selalu memimpin pendidikan, begitu menterinya tidak ngerti pendidikan dan malas ngurus pendidikan, kacaulah semuanya," ujar Jusuf Kalla.
JK kemudian menyinggung kinerja Nadiem yang disebutkan jarang berkunjung ke daerah-daerah.
Selain itu, JK juga membongkar tabiat Nadiem yang jarang datang ke kantor sebagai Mendikbud.
"Ada kemudian Mas Nadiem, yang tidak punya pengalaman guru, bidang pendidikan, tidak pernah datang ke daerah, jarang ke kantor," ujar JK.
Karena hal tersebut, JK meminta kepada Presiden Terpilih 2024, Prabowo Subianto agar memilih Mendikbud dengan hati-hati dan yang mengerti pendidikan.
"Karena bagaimana, berapa puluh anggaran dikasih kalau CEO-nya begini, bagaimana bisa jadi. Saya kira pak sekjen lebih tahu dari saya tentang keadaan," tegas JK.
"Untuk pemerintah yang akan datang tolonglah dipilih menteri yang ngerti pendidikan,” tambahnya.
Menanggapi pernyataan JK itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Rahayu Saraswati memastikan, Prabowo akan mencermati latar belakang dan kapasitas setiap orang yang akan ditunjuk sebagai menteri.
Sebab, mereka yang akan menjadi menteri nanti harus mampu mengeksekusi program dan visi misi Prabowo-Gibran Rakabuming Raka, serta mengerti birokrasi.
"Semua calon-calon menteri, itu kenapa butuh waktu yang cukup lama, karena pasti akan dilihat dari kapasitas, akan dilihat dari latar belakangnya full ya," ujar Sara di Jakarta Theater, Jakarta, Minggu (8/9/2024).
"Semua itu harus dipertimbangkan ya. Siapa yang jadi (menteri), kita enggak tahu, kita lihat saja. H-5 menit juga bisa berubah," ujar Sara.
infografis: Demo Besar-besaran, Tiga Kantor Dibakar di Makassar |
![]() |
---|
Foto-foto Kondisi Terbaru Gedung DPRD Makassar Terbakar, Puluhan Mobil Tinggal Puing, Staf Tewas |
![]() |
---|
Jusuf Kalla: Mari Semua Menahan Diri dan Menjaga Situasi Bangsa Ini |
![]() |
---|
Mendikdasmen Minta Sekolah Awasi Siswa agar Tidak Ikut Demo |
![]() |
---|
Resmikan Kampus Baru Paramadina, JK Tekankan Pentingnya Idealisme Perguruan Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.