Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mengapa Surunuddin Somasi Guru Supriyani saat Tolak Maafkan Aipda Wibowo? Dulu Copot Camat Baito

Saat kasus Supriyani vs Aipda Wibowo Hasyim bergulir, Surunuddin bertindak nekat. Setelah pecat camat yang bela Supryani, kini giliran sang guru.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Bupati Konawe Selatan (Konsel), Surunuddin Dangga, guru Supriyani dan Aipda Wibowo Hasyim. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, aktif dalam kasus guru Supryani vs Aipda Wibowo Hasyim Kanit Intelkam Polsek Baito.

Saat kasus Supriyani vs Aipda Wibowo Hasyim bergulir, Surunuddin bertindak nekat.

Setelah pecat camat yang bela Supryani, kini giliran sang guru honorer diancam.

Surunuddin menjadi sorotan setelah melayangkan surat somasi kepada guru honorer Supriyani.

Guru itu dianggap mencemarkan nama baiknya setelah mencabut surat kesepakatan damai.

Awalnya Surunuddin Dangga ingin kasus dugaan pemukulan terhadap siswa dengan tersangka Supriyani diselesaikan secara damai.

Ia kemudian mempertemukan Supriyani dengan Aipda WH dan istri di rumah jabatan Bupati Konawe Selatan pada Selasa (6/11/2024).

Kedua pihak telah menandatangani kesepakatan damai dan bersalaman.

Namun, Surunuddin Dangga tak terima Supriyani mencabut kesepakatan damai pada Rabu (7/11/2024).

Berikut tiga campur tangan Surunuddin Dangga dalam kasus guru Supriyani.

Camat Baito Diganti

Sudarsono ditarik dari jabatannya sebagai Camat Baito dan digantikan oleh Ivan Ardiansyah, eks Kasatpol PP Konawe Selatan.

Ia merupakan sosok yang sering mendampingi guru Supriyani dalam menghadapi kasus penganiayaan siswa.

Bahkan, Sudarsono meminjamkan rumah dinas serta kendaraan untuk Supriyani agar tak mendapat intervensi.

Surunuddin menegaskan pergantian Camat Baito tak ada kaitannya dengan bantuan Sudarsono untuk guru Supriyani.

"Sudah tugasnya pemerintah itu mendampingi warganya, siapapun itu," bebernya, Kamis (31/10/2024), dikutip dari TribunnewsSultra.com.

Ia menjelaskan Sudarsono tak dicopot dari jabatan Camat Baito melainkan ditarik dan dapat menempati jabatan tersebut jika situasi kembali kondusif.

Menurutnya, keputusan ini diambil sebagai bentuk pendisiplinan karena Sudarsono membuat gaduh dengan pernyataan mobil dinasnya ditembak orang tak dikenal (OTK).

"Supaya dia berhati-hati untuk berkomentar, apalagi sampai mengatakan kalau mobilnya ditembak,"

"Ini harus dipisahkan, dua hal yang berbeda ini. Padahal kita belum tahu penyebab kaca itu pecah, apakah diketapel atau seperti apa, yang berhak mengatakan itu adalah laboratorium Polri," tegasnya.

Ia juga mempermasalahkan sikap Sudarsono yang tidak melapor hingga kasus guru Supriyani viral.

“Saya juga setelah mendengar itu, Pemda atau saya secara pribadi telah menjamin dukungan moril, ataupun material (ke Supriyani),” lanjutnya.

2. Jadi Inisiator Kesepakatan Damai

Surunuddin mempertemukan guru Supriyani dengan Aipda WH pada Selasa (5/11/2024).

Kuasa hukum Supriyani, Samsuddin, menjelaskan Supriyani yang sempat ditahan telah memaafkan Aipda WH selaku pelapor.

"Pertemuan tadi itu iniasitif Bupati Surunuddin untuk mencoba mendamaikan keduanya," paparnya, Selasa (5/11/2024).

Menurutnya, Bupati Konawe Selatan ingin kasus ini diselesaikan secara damai agar Desa Baito kembali aman seperti semula.

"Apalagi ini menjelang Pilkada 2024 jangan sampai karena kejadian ini ada yang memanfaatkan untuk adu domba di sana itu yang dihindari," sambungnya.

Meski kedua pihak telah bertemu, proses persidangan tetap berjalan di Pengadilan Negeri Andoolo.

"Proses hukum tetap berjalan. Tapi tadi Pak Bupati menyampaikan kepada kejari dan berharap kasus ini dihentikan. Tadi juga Supriyani sudah memaafkan Pak Bowo," katanya.

Setelah pertemuan tersebut, Samsuddin diberhentikan dari jabatan LBH HAMI Konawe Selatan karena tak berkoordinasi dengan tim kuasa hukum lain.

3. Layangkan Somasi kepada Supriyani

Pada Rabu (7/11/2024), Bupati Konawe Selatan mengeluarkan surat somasi yang ditujukan kepada Supriyani.

Surat yang dikeluarkan Bagian Hukum Pemkab Konsel mengultimatum Supriyani untuk mencabut surat pencabutan kesepakatan damai yang dibuatnya.

Supriyani dianggap mencemarkan nama baik setelah memberi pernyataan ditekan saat berada di rumah jabatan Bupati Konawe Selatan.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Konsel, Annas Mas'ud, menyatakan Supriyani diminta menjelaskan kejadian yang sebenarnya ke masyarakat termasuk tekanan yang ditudingkan ke Bupati Konsel.

“Artinya, itu hanya untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa ibu Supriyani mengatakan Pak Bupati melakukan tekanan dan desakan pada saat proses mediasi.” 

“Padahal, kan kondisinya tidak seperti itu. Orang-orang yang hadir kan sudah dikonfirmasi juga, itu tidak ada tekanan seperti apa yang disampaikan. Normal berjalan seperti apa adanya,” paparnya, Kamis (7/11/2024), dikutip dari TribunnewsSultra.com.

Ia juga meminta Supriyani membongkar sosok yang memintanya mencabut surat perdamaian.

“Tetapi jika ada yang memberikan pandangan lain kepada ibu Supriyani, itu di luar pengetahuan kita,” lanjutnya.

Sebagian artikel telah tayang di TribunnewsSultra.com dengan judul Bupati Konawe Selatan Tak Terima Supriyani Cabut Kesepakatan Damai, Disomasi dan Disuruh Minta Maaf

Sumber: Tribun sultra
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved