Jaga Toleransi Agama, Jaringan Gusdurian Advokasi Tiga Kasus KBB di Sulsel  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jaringan Gusdurian terus menjaga toleransi beragama khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Jaringan Gusdurian memiliki 135 anggota komunitas di seluruh Indonesia.

Koordinator Wilayah Sulawesi Maluku Papua (Sulampua) Gusdurian Suaib Pramono mengatakan pihaknya menangani tiga kasus kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB) di Sulsel.

Yakni di Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bone, dan Kota Makassar.

Kasus di Bulukumba berkaitan dengan pendirian rumah ibadah sementara warga katolik.

Kemudian Kota Makassar, Suaib mengadvokasi kelompok Ahmadiyah.

Dan di Kabupaten Bone mengadvokasi kelompok Bissu.

Komunitas Jaringan Gusdurian memang lekat dengan kerja-kerja toleransi beragama dan berkeyakinan.

“Wilayah Sulampua ini berdasarkan pantauan kami ada 23 kasus kebebasan beragama dan berkeyakinan (KBB), dari 23 itu 9 yang kami advokasi, di Gorontalo ada enam dan di Sulsel ada tiga,” katanya saat berkunjung di kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Rabu (6/11/2023).

“Salah satunya adalah penolakan izin ibadah sementara warga katolik di Bulukumba dan kedua Ahmadiyah dari 2012 kami masih advokasi, ketiga kami mengadvokasi kelompok Bissu di Kab. Bone,” jelasnya.

Selama ini kelompok agama dan kepercayaan minoritas mengalami tantangan yang beragam.

Kehadiran Gusdurian untuk meluruskan stigma negatif yang dilekatkan pada kelompok kepercayaan tersebut.

Seperti bissu sebagai tradisi dan warisan budaya bugis yang mendapatkan stereotip negatif.

Tuduhan kepada bissu sebagai LGBT sangat mencederai warisan budaya.

Alhasil, bissu mengalami pengurangan makna sampai pada titik menjadi kelompok yang dikucilkan masyarakat.