Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bocor Sosok Calon Wakapolri Pilihan Listyo Sigit Prabowo

Terungkap sosok Wakapolri pilihan Jenderal Listyo Sigit Prabowo, jenderal bintang 3 hingga jenderal bintang 2 bersaing mengisi kusi Agus Andrianto

Editor: Ari Maryadi
Kompas.com
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Terungkap sosok Wakapolri pilihan Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Sosok calon Wakapolri itu diungkap oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Sandi Nugroho.

Menurut Irjen Sandi, bukan hanya jenderal bintang 3 yang berpeluang jadi orang nomor 2 Korps Bhayangkara, tetapi juga jenderal bintang 2.

Saat ini nama-nama calon Wakapolri ditangan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Meski demikian, Irjen Sandi Nugroho tidak menyebutkan nama-nama calon Wakapolri tersebut.

"Ada beberapa jabatan di dalam kepolisian masih kosong, beliau yang menjabat dapat promosi jadi menteri dan wakil menteri," kata Sandi Nugroho kepada wartawan, dalam tayangan video Kompas.com Kamis (31/10/2024).

"Untuk nama sudah ada, cuman siapa yang dipilih pak kapolda belum tahu," sambung Sandi.

Irjen Sandi Nugroho mengungkapkan calon Wakapolri bukan hanya dari bintang 3 tetapi juga dari bintang 2.

"Bintang 2 dan bintang 3 punya kesempatan yang sama untuk jadi Wakapolri ataupun ," kata Sandi Nugroho.

Alumnus Akpol 1995 itu mengungkapkan, hingga saat ini proses seleksi calon Wakapolri masih terus berjalan.

Menurutnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo masih melihat rekam jejak para jenderal tersebut.

"Proses sedang berjalan Bapak Kapolri sedang melihat rekam jejak masing-masing pejabat tersebut. Yang terpilih pastinya Pati terbaik Polri," kata Sandi.

Wakapolri sebelumnya Komjen Agus Andrianto masuk kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Prabowo melantik Agus Andrianto jadi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Indonesia.

Agus, lulusan Akpol 1989 ini berpengalaman dalam bidang reserse. Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini adalah Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia.

3 Jenderal Polisi Jadi Menteri di Kabinet Prabowo

Sosok tiga jenderal polisi jadi menteri di Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Ketiganya resmi dilantik di Istana Merdeka Jakarta, Senin, (21/10/2024). 

Mereka yakni Jenderal Polisi Budi Gunawan, Jenderal Polisi Tito Karnavian, dan Komisaris Jenderal Polisi Agus Andrianto.

Budi Gunawan dilantik sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan.

Ia lulusan Akademi Kepolisian 1983.

Tito Karnavian kembali jadi Menteri Dalam Negeri. Ia lulusan terbaik Akpol 1987.

Sementara Agus Andrianto jadi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan.

Agus jebolan Akpol 1989.

Berikut profil ketiganya

1 Profil Budi Gunawan

Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Dr. Budi Gunawan, S.H., M.Si., Ph.D. (lahir 11 Desember 1959) adalah tokoh kepolisian dan intelijen di Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Republik Indonesia.

Budi Gunawan saat ini juga menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar e-Sports Indonesia (PB ESI).

Sebelum memimpin Kemenko Polkam, ia dikenal sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di era Presiden Joko Widodo.

Ia adalah unsur polisi kedua setelah Sutanto yang memimpin BIN dan unsur polisi petama yang memimpin Kemenko Polkam.

Kehidupan Awal

Budi Gunawan lahir pada tanggal 11 Desember 1959 di Surakarta, Jawa Tengah.

Perjalanan karier Budi Gunawan dimulai ketika ia lulus dari Akademi Kepolisianpada tahun 1983.

Ia dikenal berprestasi baik dalam pendidikan pengembangan Polri maupun pendidikan umum. 

Ia berhasil menjadi lulusan terbaik di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri/Sespimpol (1988) dan Lembaga Ketahanan Nasional/Lemhannas (2005).

Program prestisius ini turut mengasah kemampuannya dalam bidang penegakan hukum dan keamanan nasional.

Selain itu, ia berhasil meraih predikat Summa Cum Laude dalam program doktor ilmu hukum di Universitas Trisakti.

Komitmen terhadap pendidikan dan keunggulan akademik ini menjadi landasan karier dan metode pendekatan yang digunakan Budi Gunawan dalam setiap kebijakan yang dibuatnya.

Karier Kepolisian

Sebagai seorang perwira Polri, Budi Gunawan memegang berbagai posisi penting, di antaranya: Karobinkar SSDM, Kaselapa Lemdiklat, Kapolda Jambi, Kadiv Binkum, Kadiv Propam, Kapolda Bali, dan Kalemdiklat.[1] Sebagai pengakuan atas kontribusinya, ia diangkat menjadi Wakil Kapolri.

Kepemimpinan dan keahlian Budi Gunawan di kepolisian tidak luput dari perhatian. Ia dinobatkan sebagai jenderal termuda dan berprestasi di Polri, dan pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, ia menjabat sebagai Ajudan Wakil Presiden (1999-2000) dan Presiden Republik Indonesia (2000-2004).[3]

Pengangkatan sebagai Kepala BIN

Pada tahun 2015, Presiden Joko Widodomencalonkan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri.[4] Namun, pencalonannya mendapat tantangan hukum yang signifikan, ia menghadapi tuduhan kepemilikan 'rekening gendut' dan dijadikan tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Meski demikian, ia terbukti tidak bersalah dan memenangkan sidang praperadilan.[6]

Akhirnya pada 9 September 2016, Presiden Joko Widodo menunjuk Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), menjadikannya perwira polisi kedua yang menduduki jabatan tersebut, setelah Jenderal Polisi Sutanto.[7][8][9]

Kontribusi sebagai Kepala BIN

Modernisasi dan Transformasi BIN

Budi Gunawan menjawab pertanyaan wartawan usai pelantikan menjadi Kepala BIN, Jumat (9/9/2016), di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta.

Di bawah kepemimpinan Budi Gunawan, BIN mengalami modernisasi dan transformasi yang signifikan. Ia membentuk divisi baru untuk mengatasi ancaman yang muncul, seperti Deputi Bidang Intelijen Siber dan Deputi Bidang Intelijen Pengamanan Aparatur.[10]

[11] Selain itu, menyadari meningkatnya ancaman virus dan senjata bio-kimia, Budi Gunawan membentuk divisi Intelijen Medis, "Wangsa Avatara".[12] Divisi khusus ini berfokus pada pemantauan, pendeteksian, dan respons terhadap ancaman biologis, menunjukkan pendekatan proaktif Budi Gunawan untuk mengatasi tantangan keamanan yang kompleks.

Divisi-divisi ini telah memainkan peran penting dalam memperkuat kemampuan intelijen Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang berkembang pesat. Budi Gunawan juga melakukan investasi besar dalam pendidikan dan pelatihan bagi para profesional intelijen.

Ia mengembangkan Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) menjadi Smart Campus dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan BIN menjadi institusi kelas dunia dengan fasilitas canggih dan staf pengajar yang profesional.

Pada tahun 2018, sebagai pengakuan atas kontribusinya di bidang intelijen, ia diangkat sebagai Guru Besar (Profesor) di STIN.

Di bawah arahan Budi Gunawan, BIN semakin aktif terlibat dalam mendukung program pemerintah dan menjawab keprihatinan publik yang mendesak. Contoh keterlibatan tersebut antara lain penanganan pandemi Covid-19, penanggulangan bencana, penanggulangan terorisme, dan penanganan konflik di Papua.

2. Tito Karnavian

Dikutip dari Wikipedia, Jenderal Polisi (Purn.) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, B.A., M.A., Ph.D. (lahir 26 Oktober 1964), adalah seorang politikus dan tokoh kepolisian Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Indonesia sejak tanggal 23 Oktober 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Sebagai seorang perwira tinggi polisi, dirinya pernah menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia ke-23.

Muhammad Tito Karnavian yang lahir di Palembang, memiliki darah campuran Jawa dan Sumatera.

Ayah Tito bernama Drs. Achmad Saleh terlahir dari Bapaknya bernama Saleh Mualim arek Surabaya, yang pernah tinggal di Jalan Wonorejo.

Pada tanggal 15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR-RI, yang isinya menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol. Badrodin Haiti yang akan segera pensiun.

Komisi III DPR-RI menyetujui usulan ini dalam sidang paripurna mereka yang digelar pada awal bulan Juli 2016.

Tito resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Jokowi pada tanggal 13 Juli 2016.

Menjadi Menteri Dalam Negeri

Pada tanggal 22 Oktober 2019, Kapolri Tito diberhentikan dengan hormat oleh Presiden Jokowi melalui surat yang ditujukan kepada DPR-RI dan disetujui dalam sidang paripurna ke-3 yang dipimpin oleh Puan Maharani, Ketua DPR-RI periode 2019 hingga 2024.

Ia kemudian dilantik pada tanggal 23 Oktober 2019 menjadi Menteri Dalam Negeri ke-29 dalam Kabinet Indonesia Maju pada masa pemerintahan Presiden Jokowi periode 2019-2024.

3. Profil Komjen Pol Agus Andrianto

Agus Andrianto lahir di Blora, Jawa Tengah pada 16 Februari 1967.

Ia merupakan polisi yang ahli di bidang reserse dan memiliki karir moncer selama di kepolisian.

Agus Andrianto adalah anak ke-11 dari 12 bersaudara dari pasangan Sukarsono-Sri Sudaryati.

Ayahnya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). 

Jabatannya terakhir ayahnya adalah camat di Kecamatan Banjarejo, Blora dan pensiun pada 1982.

Agus Andrianto diketahui menghabiskan masa kecilnya di kampung halamannya di Blora.

Jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1989 tersebut diketahui menamatkan pendidikan dasar di SD 1 Tempelan Blora. 

Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke SMP 1 Blora, dan SMA 1 Blora, lalu masuk ke Akademi Kepolisan.

Setelah lulus dari Akpol, ia ditugaskan menjadi Pamapta Polres Dairi, Sumatera Utara, pada 1990.

Selama bertugas sebagai polisi di wilayah Sumatera Utara, Agus Andrianto pernah mengemban jabatan Kapolsek di sejumlah wilayah di antaranya Kapolsek Sumbul (1992), Kapolsek Parapat (1993), Kapolsek Percut Seituan (1995).

Kemudian pada 1995, ia pun melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).

Setelah lulus dari PTIK, Agus Andrianto bertugas di Lampung, menjabat sebagai Kapuskodalops Polres Lampung Selatan (1997).

Dua tahun kemudian, ia kembali dipindahtugaskan ke Sumatera Utara menjadi Kasat Serse Poltabes Medan (1999).

Setelah bertugas di Sumatera Utara, ia dipindahtugaskan ke Jawa Timur, menjabat sebagai  Kasubag Binops Bag Serse Ek Polda Jatim (2001), Kasubag Binops Bag Serse Um Polda Jatim (2001), hingga akhirnya dipercaya menjadi Wakapolres KP3 Tanjungperak (2003).

Selanjutnya ia pun ditempatkan menjadi Pamen Polda Jatim (2005) dalam rangkan pendidikan.

Setelah menyelesaikan pendidikan karirnya kian menanjak. Ia dipindah tugaskan ke wilayah Polda Metro Jaya.

Di wilayah Polda Metro Jaya, ia dipercaya menjadi Kasat I/Ditreskrimsus Polda Metro Jaya (2006), 
Kapolres Tangerang (2007), dan Kapolres Metro Tangerang (2008).

Berpangkat melati tiga di pundaknya, Agus Andrianto kembali dipinahtugaskan ke Sumatera Utara dan menjabat sebagai Dirreskrim Polda Sumut (2009).

Setelah bertugas di Sumatera Utara, ia pun kembali ditarik ke Jakarta menjadi Kabagresmob Robinops Bareskrim Polri (2011).

Tak lama ia ditempatkannya menjadi analis Kebijakan Madya Bidang Pidkor Bareskrim Polri dalam rangka mengikuti pendidikan untuk menjadi perwira tinggi atau Sespimti.

Setelah menjalani pendidikan Sespimti, ia dipercaya menjadi Kabagbinlatops Robinops Sops Polri(2013).

Berpangkat jenderal bintang satu, Agus Andrianto pun dipercaya menjadi Direktur Psikotropika dan Prekursor Deputi Bidang Pemberantasan BNN (2015).

Ia kembali ke institusinya pada 2016 menjadi Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri.

Karirnya pun kian melejit, ia dipercaya menjadi Wakapolda Sumut (2017) dan Kapolda Sumut (2018).

Setelahnya, ia dipercaya menjadi Kabaharkam Polri (2019) dan Kabareskrim Polri (2021) dengan pangkat jenderal bintang tiga.

Selanjutnya, ia pun diangkat menjadi Wakapolri (2023).

Diketahui ia pun memiliki keahlian khusus ditandai dengan brevet yang terpasangan di dadanya.

Ia mengantongi Brevet Selam Polri, Brevet Para Penerjun, dan PIN Penyidik.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved