Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Angngaru Makan Korban

Mengenal Badik Gecong Malela yang Digunakan Pemuda Pangkep saat Angngaru, Terkena Dada Berujung Maut

Fajar Umar, meninggal saat melaksanakan tradisi adat (Angngaru) menggunakan senjata tajam jenis badik pada saat penjemputan mempelai pria.

|
Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Capture video viral momen Fajar Umar melaksanakan tradisi adat (Angngaru) menggunakan senjata tajam jenis badik pada saat penjemputan pengantin mempelai pria, pada sebuah pesta pernikahan di Kampung Malise, Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (29/10/2024) (Instagram) dan potret badik yan digunakan Fajar Umar (WhatsApp) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Peristiwa pilu terjadi pada sebuah pesta pernikahan di Kampung Malise, Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (29/10/2024).

Seorang pemuda setempat, Fajar Umar, meninggal saat melaksanakan tradisi adat (Angngaru) menggunakan senjata tajam jenis badik pada saat penjemputan pengantin mempelai pria.

Dalam rilis yang diterima Tribun-Timur.com, Rabu (30/10/2024) mengatakan, pada saat melakukan Angngaru, tiba-tiba ujung senjata tajam badik yang dipakai oleh korban menembus masuk ke bagian dada sebelah kiri.

Hal tersebut menyebabkan pemuda 18 tahun itu jatuh dan tidak sadarkan diri.

Korban langsung dibawa ke Puskesmas Pundata Baji untuk mendapatkan pertolongan medis, namun dalam perjalanan korban meninggal dunia.   

Diketahui, Angngaru adalah tradisi yang diwariskan secara turun temurun oleh leluhur suku Bugis-Makassar yang berupa ikrar atau sumpah setia yang diucapkan oleh seseorang: Abdi raja kepada rajanya, Raja kepada rakyatnya, Masyarakat kepada pemerintah.

Seorang sahabat kerabat korban, Andi Baso Usman (55) mengungkap jenis badik yang digunakan Fajar Umar saat Anngaru.

"Jenis besi badik yang dipakai Gecong Malela," kata Warga Balocci, Pangkep, kepada Tribun-Timur.com.

"Badik ini ditempa di Pulau Selayar. Ini memang bertuah, jika sudah bercampur dengan darah," jelasnya.

Selayar sejak abad ke-15 memang dikenal sebagai kawasan penempa besi.

Setidaknya ada dua kampung tua di selatan Benteng, terkenal sebagai kampungnya Papanre Bessi (pande besi); Sahariang dfan Tahuiyya.

Gong Nekara, kerajinan perunggu pra sejarah di pulau Selayar, mengkonfirmasikan hal ini.

Badik Gecong Malela

Lantas apa itu Badik Gecong Malela?

Berikut Tribun-Timur.com bagikan informasi seputar Badik Gecong Malela:

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved