Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabinet Prabowo

Sosok Enam Peraih Adhi Makayasa Kabinet Prabowo Subianto, Dua Polri dan Empat TNI

Peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih terdiri dari dua dari institusi Polri dan empat dari TNI.

Editor: Sudirman
Ist
Tito Karnavian, Budi Gunawan, Herindra, Donny Ermawan Taufanto, AHY dan M Iftitah. Enam peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih. 

 TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Prabowo Subianto memperkenalkan enam peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih.

Hal itu diungkapkan Prabowo Subianto saat gala dinner di Kompleks Akmil Magelang, Jawa Tengah, Jumat (25/10/2024).

Peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih terdiri dari dua dari institusi Polri dan empat dari TNI.

Dari Polri yaitu Tito Karnavian dan Budi Gunawan.

Sementara dari TNI yaitu Herindra, Donny Ermawan Taufanto, Agus Harimurti Yudhoyono, dan M Iftitah.

Baca juga: Sosok dan Rekam Jejak Empat Ajudan Prabowo Subianto Pengganti Mayor Teddy, Hanya Satu dari Akpol

Keempatnya diminta berdiri di depan taruna Akmil yang hadir saat acara gala dinner.

Sosok enam peraih Adhi Makayasa di Kabinet Merah Putih:

Tito Karnavian

Tito Karnavian ditunjuk Prabowo Subianto menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

Tito Karnavian mendapat gelar Adhi Makayasa dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada 1987.

Jenderal bintang 4 ini tercatat menjabat sebagai Kapolri pada tahun 2016 hingga 2019.

Sepanjang kariernya, Tito Karnavian juga pernah menduduki posisi sebagai Kapolda Metro Jaya hingga Kepala BNPT.

Jenderal Tito Karnavian resmi pensiun sebagai Pati Polri pada tahun 2019.

Setelah purnatugas dari Polri, Tito diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengemban jabatan sebagai Mendagri sejak tahun 2019.

Rekam jejak Jenderal Tito selama bertugas sebagai anggota polisi pun tak main-main.

Ia tercatat pernah menangani berbagai kasus penting di Indonesia, di antaranya Bom Kedubes Filipina (2000), Bom malam Natal (2000), Bom Bursa Efek Jakarta (2001), Bom Plaza Atrium Senen (2001), Bom Makassar (2002).

Bom JW Marriott (2003), Bom Kedubes Australia (2004), Bom Bali II (2005), Mutilasi 3 siswi di Poso (2006), Bom Pasar Tentena (2005), Bom Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott (2009), Bom bunuh diri Polres Cirebon (2011), Bom Sarinah Thamrin (2016), dan Operasi Tinombala (2016–2019).

Tito juga pernah berhasil mendapat pengahargaan memimpin operasi antiteror di daerah konflik Poso Sulawesi Tengah (2007).

Dalam kariernya di Polri, ia juga sukses menjadi anggota polisi yang berprestasi karena beberapa kali mendapat kenaikan pangkat luar biasa.

Budi Gunawan

Budi Gunawan menjadi Menteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menko Polkam) di Kabinet Merah Putih.

Mantan ajudan Megawati Soekarnoputri merupakan peraih Adhi Makayasa 1983.

Setelah menyelesaikan pendidikan di Akpol, Budi melanjutkan sekolahnya ke Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada 1986 sebagai lulusan terbaik. 

Ia lantas mengikuti pendidikan pengembangan di Sekolah Staf dan Pimpinan Polri dengan menyandang lulusan terbaik.
 
Lebih lanjut, Budi mengambil pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional pada 2005 juga dengan menjadi lulusan terbaik.

Di luar itu, Budi menempuh pendidikan magister di Universitas Satya Gama.

Lalu, ia menempuh pendidikan jenjang doktoral di Universitas Trisakti dan lulus pada 2018.

Beberapa bulan kemudian, ia memperoleh gelar Guru Besar di Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) dalam Bidang Ilmu Intelijen Studi Strategis Kajian Keamanan Nasional Bidang Siber.

Herindra

Muhammad Herindra merupakan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) menggantikan Budi Gunawan.

Sebelum menjabat Kepala BIN, Herindra adalah Wakil Menteri Pertahanan mendampingi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.

Herindra meraih gelar Adhi Makayasa dari Akademi Militer (Akmil) 1987.

 Herindra pernah menjabat sebagai Danjen Kopassus pada periode Juli 2014-September 2016 dan Pangdam III Siliwangi pada September 2016 sampai Oktober 2017.

Sementara, di lingkungan Mabes TNI, Herindra pernah menjabat sebagai Inspektur Jenderal TNI pada Maret 2018 sampai Oktober 2020 dan Kepala Staf Umum TNI pada Oktober 2020 sampai Desember 2020.

Herindra juga memiliki segudang pengalaman tugas di bidang intelijen di antaranya asisten senior intelijen di Kodam I Bukit Barisan, asisten intelijen Danjen Kopassus yang saat itu dijabat Mayjen Pramono Edhie Wibowo, asisten intelijen Kasdam Jaya, hingga direktur penelitian dan pengembangan di Pusat Intelijen Angkatan Darat.

Donny Ermawan Taufanto

Donny Ermawan ditunjuk Prabowo menjadi Wakil Menteri Pertahanan di Kabinet Merah Putih.

Donny Ermawan meraih penghargaan Adhi Makayasa dari Akademi Angkatan Udara (AAU) angkatan 1988 A.

Sebelum ditunjuk menjadi Wamenhan, Donny telah berpengalaman cukup lama bekerja bersama Prabowo di Kementerian Pertahanan.

Donny sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan selama kurang lebih empat tahun sejak Mei 2020 sampai Oktober 2024.

Perwira Tinggi TNI itu berasal dari Korps Penerbang Tempur yang memiliki pengalaman tugas kedinasan beragam.

Agus Harimurti Yudhoyono
 
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Mayor Inf (Purn) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) merupakan peraih Adhi Makayasa dari Akmil tahun 2000.

Sebelumnya, ia menjadi Menteri ATR/BPN di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelum menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada 2020 lalu, AHY pernah berdinas di TNI.

AHY yang merupakan perwira Brigif Linud 17 Kostrad pernah ditunjuk menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak yang ditugaskan dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh pada 2002.

Dalam operasi tersebut, AHY terpilih sebagai Komandan Tim Khusus (Dan Timsus).

AHY juga pernah mengemban tugas sebagai perwira seksi operasi kontingen Garuda XXIII-A dalam misi perdamaian PBB. 

Ia ditugaskan di sepanjang perbatasan Israel dan Lebanon Selatan, ketika Israel dan Hizbullah terlibat dalam perang selama 34 hari.

M Iftitah

Sosok keenam peraih gelar Adhi Makayasa adalah Menteri Transmigrasi Letnan Kolonel (Purn) Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara.

M Iftitah meraih gelar Adhi Makayasa dari Akmil tahun 1999.

Suryanagara tercatat pensiun dini setelah bertugas sekira 20 tahun dalam dinas militer.

Pangkat terakhir pria kelahiran Pandeglang, 10 Maret 1977 itu adalah Letnan Kolonel.

Mantan Perwira TNI yang berasal dari satuan Kavaleri itu juga tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting di satuan baik sebagai Komandan Pleton maupun Komandan Kompi Tank di jajaran Kostrad.

Suryanagara tercatat ikut membidani dan membangun Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP TNI) di Sentul, Bogor. 

Mabes TNI kemudian menugaskan Suryanagara sebagai Instruktur Internasional pertama TNI di bidang Misi Pemeliharaan Perdamaian pada 2010.

Suryanagara juga sempat ditarik ke Istana Negara untuk membantu tugas-tugas kepresidenan. 

Kandidat Doktor bidang Ilmu Politik di Universitas Padjadjaran, Bandung itu juga pernah menempuh pendidikan Master of Arts in Leadership and Management dari Webster University, Kansas, AS.

Pria yang juga menulis banyak publikasi di bidang kemiliteran itu juga tercatat sebagai Sarjana Ilmu Hukum Universitas Narotama dan Sarjana Pertahanan dari Indore University, India.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved