Pilwali Makassar 2024
Appi-Aliyah Jadi Sasaran Kampanye Hitam, Tim Hukum Mulia Lapor ke Bawaslu Makassar
Kedatangan tim hukum MULIA ke Bawaslu ini merupakan respons terhadap penyebaran video dengan informasi yang tidak akurat di berbagai platform.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tim Hukum Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA), resmi melapor ke Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Makassar, Jl Letjen Hertasning, Makassar, Kamis (24/10/2024)
Mereka mendatangi Kantor Bawaslu Makassar untuk melaporkan serangan black campaign atau kampanye hitam, yang dialami oleh Appi.
Tim hukum ini menegaskan bahwa tindakan tersebut merugikan reputasi dan elektabilitas kandidat mereka.
Kedatangan tim hukum MULIA ke Bawaslu ini merupakan respons terhadap penyebaran video dengan informasi yang tidak akurat di berbagai platform, termasuk WhatsApp dan media sosial.
Dalam laporan tersebut, mereka mengungkapkan bahwa video berdurasi 1 menit 32 detik itu memuat konten yang dianggap bohong dan berpotensi melanggar Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Kuasa Hukum MULIA, Juhardi Joe, menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan analisis terhadap konten video yang beredar.
Terlebih Juhardi Joe menemukan sejumlah kejanggalan yang jelas bertentangan dengan regulasi yang ada.
Menurutnya, serangan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mendiskreditkan kandidat mereka menjelang pemilihan.
“Kami melaporkan dua orang yang terlibat dalam penyebaran video fitnah ini. Namun, untuk saat ini kami belum dapat mengungkapkan identitas pelaku," tegas Juhardi.
Baca juga: Hasil Survei Appi-Aliyah Unggul Jauh, Jubir MULIA: Ini Cara Demokrasi, Bukan Monarki Terselubung

Ia menambahkan bahwa pelaku yang terlibat dalam penyebaran konten tersebut akan dimintai klarifikasi oleh penyidik Bawaslu.
Juhardi menegaskan bahwa laporan ini bukan hanya sekadar langkah hukum, tetapi juga bertujuan untuk memberikan efek jera kepada pihak-pihak yang terlibat dalam praktik black campaign.
Menurut dia, penyebaran informasi yang tidak benar sangat merugikan bukan hanya bagi Paslon MULIA.
Namun juga bagi masyarakat yang berhak mendapatkan informasi yang akurat.
Dengan adanya laporan ini, Juhardi berharap tidak ada lagi oknum yang berani menyebarkan informasi palsu yang dapat merusak citra dan reputasi kandidat.
"Jika kami menemukan lagi, kami akan kembali melapor,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pelaku penyebaran video tersebut melakukan pelanggaran hukum yang dapat berujung pada sanksi.
Juhardi mengungkapkan bahwa video tersebut jelas merupakan serangan terencana yang ditujukan untuk menurunkan elektabilitas Appi-Aliyah.
Survei terbaru menunjukkan bahwa pasangan ini unggul di atas rival-rivalnya.
Sehingga langkah ini dianggap sebagai upaya desperate dari pihak-pihak tertentu yang merasa terancam.
“Penyebaran video ini mencerminkan ketidakpuasan pihak yang tidak ingin melihat Pasangan MULIA terus melaju," kata dia.
"Ini adalah upaya untuk menghancurkan reputasi kandidat yang selama ini dikenal baik oleh masyarakat,” tambahnya.
Juhardi menekankan pentingnya menjaga integritas dan kehormatan dalam proses demokrasi yang seharusnya berjalan sehat.
Ia juga mengajak semua pihak untuk menyelenggarakan pemilihan dengan cara yang fair dan damai.
Juhardi menambahkan bahwa kampanye hitam seperti ini dapat merusak fondasi demokrasi itu sendiri.
Oleh karena itu, ia meminta semua elemen masyarakat untuk lebih bijak dalam menyebarkan informasi, serta kritis terhadap setiap konten yang beredar di media sosial.
“Mari kita jalani Pilwalkot Makassar ini dengan penuh rasa tanggung jawab. Tidak ada tempat bagi tindakan kotor dalam politik kita,” tutupnya.
Dengan laporan ini, tim hukum MULIA berharap agar Bawaslu dapat bertindak tegas terhadap praktik-praktik tidak etis yang merugikan demokrasi.
Survei Terbaru Pilwali Makassar 2024
Lembaga Parameter Publik Indonesia (PPI) merilis tingkat elektabilitas empat pasangan calon (paslon) menjelang debat perdana Pilwali Makassar 2024.
Empat pasangan calon yang disurvei adalah Munafri Arifuddin-Aliyah Mustika Ilham (MULIA).
Lalu, Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI), Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI), serta Muhammad Amri Arsyid-Abd Rahman Bando (AMAN).
Hasilnya, pasangan MULIA semakin kokoh di puncak klasemen.
Dari empat pasangan calon, pasangan MULIA mendominasi perolehan elektabilitas.
Debat perdana Pilwali Makassar sendiri akan dilaksanakan pada Sabtu, 26 Oktober 2024.
Menjelang debat tersebut, PPI mengungkap hasil survei elektabilitas yang mereka lakukan pada 3-13 Oktober 2024.
Dengan melibatkan 2000 responden dengan metode wawancara tatap muka.
Direktur Eksekutif PPI, Ras MD, menjelaskan bahwa margin of error survei ini sebesar 2,2 persen.
Hasilnya, pasangan MULIA berhasil meraih elektabilitas tertinggi dengan 39,1 persen suara.
Pasangan Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi (INIMI) menempati posisi kedua dengan 19,9 persen.
Disusul pasangan Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi (SEHATI) dengan 17,7 persen.
Sedangkan pasangan Muhammad Amri Arsyid-Abd Rahman Bando (AMAN) hanya memperoleh 2,0 persen suara.
Sebanyak 21,3 persen responden masih belum menentukan pilihan (undecided voters).
Hal ini menunjukkan potensi pergeseran suara di hari-hari mendatang.
"Jarak elektabilitas pasangan MULIA dan INIMI mencapai 19,2 persen. Sementara selisih antara INIMI dan SEHATI hanya terpaut 2,2 persen," jelas Ras MD dalam pemaparan hasil survei di Hotel Mercure, Makassar, Minggu (20/10/2024) sore.
Selain itu, PPI juga melakukan simulasi tertutup dengan hanya melibatkan tiga pasangan calon.
Hasilnya, pasangan MULIA kembali unggul dengan 39,7 persen suara.
Indira Yusuf Ismail-Ilham Ari Fauzi memperoleh 20 persen, dan Andi Seto Asapa-Rezki Mulfiati Lutfi 18,5 persen.
Undecided voters pada simulasi ini mencapai 21,8 persen.
Dalam simulasi head-to-head antara pasangan MULIA dan SEHATI, pasangan Appi-Aliyah unggul dengan perolehan 41,5 persen.
Sementara SEHATI hanya memperoleh 22,4 persen suara.
Sedangkan undecided voters mencapai 36,1 persen.
Simulasi head-to-head lainnya, antara pasangan Appi-Aliyah dan Indira Jusuf-Ilham, menunjukkan hasil serupa.
Pasangan MULIA unggul telak dengan 43,1 persen, sementara INIMI hanya memperoleh 22,4 persen suara.
Undecided voters pada simulasi ini mencapai 34,5 persen.
Ras MD menjelaskan bahwa beberapa alasan utama responden memilih pasangan calon adalah karena mengikuti pilihan orang lain.
Kemudian, kemampuan pasangan dalam memecahkan masalah kota, serta isu-isu yang diangkat dianggap relevan dengan kondisi Makassar saat ini.
Selain itu, intensitas pasangan calon tampil di publik, kepribadian, dan pengalaman dalam pemerintahan juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi pilihan pemilih.
"Pasangan MULIA semakin kokoh di puncak elektabilitas menjelang Pilwali Makassar. Sementara pasangan INIMI dan SEHATI saling mengejar di belakang," tutup Ras MD.(*)
Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham Pastikan Hadiri Penetapan Pemenang Pilwali Makassar 2024 |
![]() |
---|
Appi-Aliyah Ditetapkan Jadi Pemenang Pilwalkot Makassar, KPU Pastikan Undang SEHATI-INIMI dan AMAN |
![]() |
---|
Anggota DPRD Harap Danny Pomanto dan Munafri Arifuddin Akhiri Rivalitas Politik |
![]() |
---|
DPRD Makassar Minta Pemkot Libatkan Tim Transisi Appi-Aliyah Terkait Rencana Rakorsus |
![]() |
---|
Pemkot Makassar Segera Siapkan Kebutuhan Appi-Aliyah Menuju Kursi Wali Kota |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.