Opini Aswar Hasan
Memoles Pencitraan Jokowi di Akhir Jabatan dan Pelanggaran Etika Moral
Kementerian Komunikasi membuat program bagi media massa untuk menulis sisi positif pemerintahan Jokowi.
Memoles Pencitraan Jokowi di Akhir Jabatan dan Pelanggaran Etika Moral
Opini :Aswar Hasan
TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Komunikasi membuat program bagi media massa untuk menulis sisi positif pemerintahan Jokowi.
Selain itu, jagat digital dikepung oleh hastag seperti #Terimakasih Jokowi.
Ada duit besar di balik operasi memoles citra Jokowi menjelang lengser.
Sebagaimana dilaporkan Majalah Tempo edisi 13 Oktober 2024 yang covernya bergambar mirip Jokowi.
Gambar mirip dirinya (Jokowi) yang sedang merias dirinya yang di cermin. Dan, ada narasi: Presiden Jokowi menginstruksikan kementerian dan lembaga membuat pelbagai kampanye pencitraan menjelang lengser. Ada upaya mengelabui publik.
Apa Kata Teori
Dalam ilmu komunikasi salah satu teori pencitraan dikenal sebagai teori penetapan agenda (Agenda-Setting Theory).
Teori ini dikemukakan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw, yang berfokus pada bagaimana media massa dapat mempengaruhi persepsi publik terhadap isu-isu tertentu.
Media tidak hanya memberitahu publik apa yang harus dipikirkan, tetapi juga bagaimana cara memikirkan isu tersebut.
Dalam konteks pencitraan, media dapat membentuk citra individu atau organisasi dengan menonjolkan aspek-aspek tertentu dari mereka, sehingga mempengaruhi cara pandang publik terhadap subjek tersebut.
Tampaknya teori agenda setting ini sudah dipraktikkan di Kementerian BUMN selama bulan Oktober menjelang lengsernya Jokowi.
Bentuknya sangat bervariasi ada dalam bentuk video dengan durasi pendek yang dibagikan ke berbagai platform media untuk disebarkan ke masyarakat.
Teori agenda setting tersebut diperkaya lagi dengan teori framing.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.