Kilas Tokyo
Norma Unggul
Tas kertas besar yang saya bawa tidak ditangan. Mungkin terlupa di kursi kereta karena terlalu sibuk menggunakan handphone.
Oleh: Muh.Zulkifli Mochtar
TRIBUN-TIMUR.COM - Saya pernah mengalami kelupaan barang di kereta. Beberapa saat sebelum tiba stasiun tujuan, barulah tersadar.
Tas kertas besar yang saya bawa tidak ditangan. Mungkin terlupa di kursi kereta karena terlalu sibuk menggunakan handphone.
Tapi dimana, saya benar benar tidak ingat. Saya yakin bisa menemukan kembali tas. Tapi tetap saja cemas, karena tas berisi surat penting perusahaan dan dokumen penting keluarga.
Kalau hilang akan luar biasa repot. Atau berbahaya bila dipegang orang yang tidak beritikad baik.
Tidak ada tindakan lain, bergegas turun dan mencari Lost and Found Center di stasiun kereta. Saat itulah saya merasakan pengalaman baru.
Saya pernah menulis di kolom ini bahwa eelain hard power yang cenderung mengarah kekuatan militer, kekuatan lain sebuah negara adalah soft power.
Menurut Joseph Nye professor di Harvard University, pendekatan soft power lebih berkarakter inspirasional yakni kekuatan menarik orang lain dengan kecerdasan emosional seperti membangun hubungan erat melalui karisma, komunikasi persuasif, daya tarik ideologi visioner juga pengaruh budaya.
Salah satu budaya masyarakat Jepang yang cukup dikenal adalah high trust society. Komunitas saling percaya merupakan modal utama sebuah negara jika ingin menjadi negara maju.
Setiba di Lost and Found Center, seorang staf meminta saya mengisi selembar form detail barang. Sayangnya, saya tidak bisa memastikan melupakan tas di stasiun mana.
Ketika saya menyampaikan sangat membutuhkan tas malam ini karena ada berkas urgen harus di email, staf tersebut segera bergegas menelepon.
Sepintas terdengar menghubungi beberapa stasiun yang dilalui kereta saya tadi.
Saya duduk menunggu, staf tadi terus menelpon. “Belum ada laporan penemuan tas anda. Tapi kereta belum tiba di stasiun terakhir, jadi mungkin tas masih ada di kereta.
Semoga tidak ada yang mengambil. Bagaimana jika nanti kami telpon anda jika ditemukan?” kata staf tadi.
Saya setuju dan memutuskan pulang. Mulai timbul kecemasan, jangan jangan tas saya tidak kembali.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.