Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pupuk Subsidi Langka

Harga Cengkeh Luwu Anjlok, Azhar Arsyad Bilang Begini

Calon Wakil Gubernur Sulsel Azhar Arsyad menemui warga Desa Lumaring, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu.

|
Tribun Timur
Calon Wakil Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Azhar Arsyad bakal kampanye di Luwu Raya. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Calon Wakil Gubernur Sulsel Azhar Arsyad menemui warga Desa Lumaring, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu.

Blusukan dan mendengar langsung keluhan warga sekitar disambut antusias, Sabtu (19/10/2024).

Azhar Arsyad didampingi Sekretaris DPW PKB Sulsel Muhammad Haekal, Anggota DPRD Sulsel Zulfikar Limolang, dan Ketua PKB Luwu Anton serta beberapa anggota DPRD Luwu Aripin.

Dalam kesempatan ini Aripin menyampaikan keluhan petani cengkeh yang merasakan penurunan harga signifikan.

“Petani cengkeh mengeluh karena harga anjlok. Harga cengkeh kering sebelumnya Rp100 ribu sekilo kini Rp85 ribu,” jelas Aripin.

Selain itu, Aripin juga menyoroti kondisi infrastruktur desa, termasuk akses internet belum merata, dengan beberapa desa seperti Rante Alang yang bahkan belum memiliki jalan beraspal.

Azhar Arsyad merespons keluhan tersebut dengan serius.

Ia menyatakan salah satu program prioritas dalam visi misinya bersama Mohammad Ramdhan Pomanto adalah menjadikan Sulsel pusat pangan dunia.

Hal ini, menurut Azhar Arsyad memerlukan perhatian pemerintah mulai dari hulu hingga hilir, dari pemberian bibit hingga pembelian hasil panen petani.

“Kami akan membentuk badan usaha pertanian yang tugasnya membeli hasil panen dari petani dan nelayan untuk menjaga kestabilan harga,” ujar Azhar.

Dengan langkah ini, ia berharap harga produk pertanian lebih stabil dan menguntungkan petani.

Selain itu, Azhar juga menambahkan bahwa pihaknya akan membangun Desa Smart yang dilengkapi dengan jaringan internet gratis agar desa-desa di Sulsel tidak tertinggal dalam hal akses teknologi.

Pupuk Subsidi Langka di Pinrang

Calon Wakil Bupati Pinrang Abdillah Natsir blusukan ke Kecamatan Paleteang, Sabtu (19/10/2024).

Kunjungan ini disambut antusias warga setempat.

Warga pun tidak menyianyiakan kesempatan itu untuk menyampaikan keluh kesahnya terkait kondisi Pinrang.

Ismail, petani setempat mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi dan mahalnya pestisida di Pinrang.

“Kami petani mengeluh karena kelangkaan pupuk subsidi. Kalau ada pasti harganya mahal padahal itu subsidi, ini pastinya sangat menyusahkan kami sebagai petani,” katanya.

Selain itu, Ismail juga mengeluhkan pembangunan saluran irigasi dan jalan tani yang tidak merata di Pinrang, utamanya wilayah pelosok.

“Kami sangat kesulitan kalau musim kemarau tiba, tentu saja mempengaruhi panen kami, semoga ini bisa dipertimbangkan juga,” katanya.

“Karena kalau beras mahal itu cepat sekali diintervensi pemerintah. Kalau murah lagi kami petani kena dampak ekonominya karena pupuk semua mahal,” jelasnya.

Mendengar keluhan itu, Abdillah Natsir merespon dengan serius.

Dia bersama Ahmad Jaya Baramuli berkomitmen membenahi hal-hal yang menjadi keluhan masyarakat. Utamanya terkait pupuk subsidi yang sulit dijangkau masyarakat.

“Saya dan Pak Jaya berkomitmen membenahi semua, itu sudah masuk dalam program prioritas kami. Bagaimana mau meningkat penghasilan pertanian jika pupuk langka masih terus terjadi,” tegasnya.

Menurut Abdillah, pemerintah harus menyelesaikan permasalahan mulai dari hulu ke hilir.

Mulai dari pembenahan saluran pertanian, jalan tani hingga infrastruktur lainnya.

“Keinginan kami akan membuat badan usaha pertanian yang akan membeli hasil panen dari petani, tambak dan nelayan,” katanya.

“Ini tentu menjaga kestabilan harga. Kemudian, prioritas kami pemerataan pembangunan, termasuk infrastruktur jalan, jalan tani, jalan tambak,” jelasnya.

Abdillah berkomitmen akan mengembalikan kejayaan Pinrang dengan menjadikan sebagai daerah Swasembada beras.

“Dulu yah, daerah kita ini menjadi salah satu daerah Swasembada beras. Bukan hanya di Sulsel tapi nasional, ini akan kami kembalikan agar perekonomian petani juga baik dan pastinya berpengaruh pada perputaran ekonomi di daerah,” tegasnya.

Petani Jagung Ulaweng Bone Menjerit

Petani jagung di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menjerit.

Disaat harga pupuk melambung tinggi, harga jual jagung justru terjun bebas.

Petani asal Kecamatan Ulaweng, Barakkasi (40), menyatakan harga jagung di Ulaweng sekira Rp3.300 per kilogram. Sementara harga pupuk subsidi sekira Rp200 ribu per sak.

“Harga pupuk semakin naik. Saya belinya itu Rp200 ribu jika dibayar per panen. Sementara harga jual jagung semakin turun di Rp3.300 per kilo. Tidak bisa sejahtera kalau begini keadaan,” ujarnya belum lama ini.

Menurutnya, menjadi petani jagung bukan lagi menjadi pekerjaan menguntungkan. Ia beranggapan harga jual jagung hanya menutupi biaya perawatan.

“Kurang sekali untungnya, mana pembelian pupuk subsidi juga dibatasi berdasarkan luas tanah,” katanya.

“Sementara kalau bertani jagung ki itu bukan sekali saja dipupuk itu jagung ta. Dan itu jatah pupuk yang diterima hanya bisa untuk pupuk pertama,” jelasnya menambahkan.

Ia berharap pemerintah bisa mengatasi hal ini. Apalagi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman merupakan warga asli Kabupaten Bone.

“Bersyukur kalau ada bantuan pompa di Bone. Yang kita butuhkan sekarang harga pupuk dan harga jual jagung diperhatikan biar tidak semakin turun jika panen,” jelasnya.

“Karena kadang itu beredar di media sosial atau pemberitaan tidak sesuai harga di Petani. Jadi kami kadang bahagia sementara saja,” jelasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved