Opini Aswar Hasan
Jokowi, Kau yang Memulai Kau Pun yang Mengakhiri
Ia menganggap Revolusi Mental sebagai sebuah gerakan untuk menciptakan bangsa yang memiliki mentalitas unggul, disiplin, jujur, dan berintegritas.
Olehnya itu, revolusi mental ini sempat menjadi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang digalakkan Presiden Jokowi.
Masyarakat Indonesia sudah harus mulai 'melek' dengan potensi yang dimiliki bangsanya sendiri sehingga bisa menjadi bangsa yang maju dan besar di masa mendatang.
Hal tersebut diungkapkan langsung Akademisi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandi.
Dirinya menilai, mental inlander, hanya bisa dikikis bahkan dihapus dengan GNRM (Gerakan Nasional Revolusi Mental).
Namun, ketika menjadi bahan evaluasi oleh Kemenko PMK menyatakan bahwa ; “Hasil evaluasi program revolusi mental tahun 2020, kita masih perlu kerja keras untuk mencapai target yang sudah kita lakukan bersama.”(kemenko PMK,28/6-2022).
TERABAIKAN
Sejak gencar dengan semangat membagun IKN (Ibu Kota Nusantara) yang menghabiskan anggaran negara triliunan rupiah yang ditargetkan pemindahannya tahun ini, meski pun gagal, pembangunan revolusi mental terlupakan, seolah ditelan bumi suaranya sudah tidak terdengar lagi laksana Gone with the Wind (hilang tertiup angin).
Sehubungan dengan itu, Tempo.co edisi tgl 11 Oktober 2024. Menurunkan berita yang berjudul: Menilai Revolusi Mental ala Jokowi Gagal, Apa Kata Anies Baswedan, Surya Paloh, dan Akademisi?
Dalam berita itu, dijelaskan bahwa sepuluh tahun terakhir istilah Revolusi Mental barangkali wara-wiri dan menjadi istilah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia.
Revolusi Mental adalah program unggulan Joko Widodo yang digencarkan sejak periode pertama hingga di periode kedua pemerintahannya.
Revolusi mental adalah sebenarnya identik dengan misi gerakan perubahan kami, senapas, sebangun, sejalan,” ujar Surya Paloh dalam pidatonya di Apel Siaga Perubahan Partai NasDem di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta Pusat, Ahad, 16 Juli 2023.
Menurut Surya Paloh, Indonesia merupakan negara kaya dan memiliki luas negara sangat besar, jumlah penduduk yang banyak, hingga struktur tanah yang subur.
Namun dengan semua potensi tersebut, Indonesia masih belum dapat menjadi negara maju karena tidak adanya revolusi mental.
“Tapi sayang seribu kali sayang, sayang seribu kali sayang, harapan belum menjadi kenyataan. Apa yang harus berani kami nyatakan menjelang 78 tahun kemerdekaan bangsa yang kami miliki?” kata Surya Paloh.
Sementara menurut Anies, kondisi ini mengindikasikan semangat Revolusi Mental jauh dari angan. “Akhir-akhir ini, temen-temen inget UKT? Ada yang tidak bayar UKT disarankan pinjam 'online'.
Itu melesetnya jauh sekali dari 'spirit' yang ada di Revolusi Mental,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.