Kabinet Prabowo
Permintaan Surya Paloh ke Prabowo Sebelum Nasdem Tolak Masuk Kabinet, Disampaikan 2 Bulan Lalu
Sejak kalah di Pilpres 2024, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh memang tak berambisi partainya masuk dalam kabinet.
TRIBUN-TIMUR.COM - DPP Partai NasDem memutuskan tak masuk dalam Kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming.
Keputusan Nasdem itu disampaikan jelang pelantikan Prabowo - Gibran Rakabuming sebagai Presiden dan Wakil Presiden.
Sejak kalah di Pilpres 2024, Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh memang tak berambisi partainya masuk dalam kabinet.
Ternyata, sebelum keputusan itu, Surya Paloh meminta presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto tak pusing memikirkan jatah kursi menteri untuk NasDem.
Surya Paloh mengatakan NasDem tulus mendukung pemerintahan mendatang.
Hal itu disampaikannya saat berpidato di Penutupan Kongres III Partai NasDem di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (27/8/2024) malam.
"Bapak Presiden terpilih Prabowo, enggak usah terlalu memikirkan NasDem ini dia harus dapat kursi berapa," ujarnya.
"Bukan itu Bapak Prabowo, tapi jangan pernah ragukan ketulusan hati, keikhlasan hati," imbuhnya.
NasDem, kata Surya Paloh, akan mendukung pemerintahan Prabowo apa adanya.
"Sikap dengan segala terus terang, berbicara seperti apa adanya, sepakat atau kurang sepakat, itu pasti kami akan lakukan di depan Bapak, bukan hanya di belakang Bapak," ujarnya.
Sebab itu, Surya Paloh berharap NasDem dijadikan sahabat untuk sama-sama memajukan bangsa Indonesia.
"Harapan kami, jadikanlah NasDem sahabat seperjuangan, untuk membangun bangsa ini di waktu kepemimpinan anda ini," ucapnya.
Surya Paloh pastikan Nasdem tak masuk kabinet
Surya Paloh sudah menentukan posisi partainya di pemerintahan Prabowo Subianto lima tahun mendatang.
Nasdem putuskan tidak masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai NasDem Hermawi Taslim.
"(Kami mendukung) pemerintahan ini sukses, tetapi atas dasar pertimbangan banyak hal, kita memutuskan juga untuk tidak masuk dalam kabinet," kata Hermawi saat ditemui awak media di Kawasan Senen, Jakarta Pusat, Minggu (13/10/2024).
Hermawi menjelaskan beberapa pertimbangan yang dimaksud oleh pihaknya.
Menurut partai politik pimpinan Surya Paloh itu, mereka lebih merasa penting jika nantinya masukan-masukan dan pikirannya diterima oleh pemerintah.
"Menurut kita pikiran-pikiran kita kalau diterima itu jauh lebih penting daripada kita masuk dalam kabinet, pikiran-pikiran kita kontribusi kita terhadap berbagai hal itu akan jauh lebih berarti daripada secara fisik kita masuk," kata dia.
Meski tidak masuk dalam jajaran kabinet kata Hermawi, NasDem akan tetap berada pada barisan pemerintah Prabowo-Gibran nantinya.
NasDem kata Hermawi, akan mendukung dan membantu pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.
"Tapi kita bagian tak terpisahkan dari pemerintahan ini," tandas dia.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh menyatakan, kalau perolehan jumlah kursi di Kabinet Prabowo-Gibran untuk NasDem bukanlah pencapaian yang pengin didapatnya.
Paloh menyebut, dirinya bersama Partai NasDem akan lebih mengutamakan para partai politik lain terlebih yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) untuk masuk dalam susunan kabinet.
Pernyataan itu diakui Paloh pernah disampaikannya langsung kepada Prabowo Subianto selaku Presiden terpilih RI.
"Jawaban yang jujur saya mengutarakan kepada pak Prabowo, NasDem memberikan kesempatan kepada beliau dan kepada seluruh policy kebijakan beliau untuk memprioritaskan seluruh partai-partai politik di luar Partai NasDem untuk masuk di kabinet," kata Paloh saat jumpa pers di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Dengan begitu, Paloh menegaskan Partai NasDem bukanlah partai prioritas untuk dilibatkan dalam kabinet Prabowo-Gibran mendatang.
Meski begitu, Paloh menilai posisi Partai NasDem nantinya meski sedikit atau tidak sama sekali di kabinet akan tetap terhormat.
Pasalnya, dalam kondisi ini, Paloh menyebut kalau NasDem menyadari soal posisi dengan lebih mementingkan agar partai politik lain yang tergabung dalam komposisi kabinet.
"Artinya NasDem bukan prioritas, itu yang saya harapkan. nah mungkin pertanyaan kenapa, sekali lagi kami bisa merasakan betapa terhormatnya posisi menjadi salah satu pembantu presiden apapun itu nomenklaturnya termasuk kabinet," kata dia.
"Tapi tidak kalah terhormat utk memberikan kesempatan kepada saudara-saudara kita, partai-partai politik lainnya. Jadi, kalau bisa mempertimbangkan NasDem itu paling ujung aja, paling belakang aja. Bukan nomor satu," tandas Paloh.
3 Parpol bicara jatah menteri
Tiga partai politik (parpol) berbicara mengenai jatah kursi menteri pada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ketiga partai politik itu ialah Golkar, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan NasDem.
Politikus Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengungkapkan calon menteri dari partainya sudah diajukan kepada Prabowo.
Namun, dirinya belum mengetahui siapa saja yang diusulkan Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, kepada Prabowo.
"Tentu nama-nama di Golkar sudah dimasukkan oleh Ketua Umum Golkar Pak Bahlil kepada Pak Prabowo, cuma siapa yang bakal nanti dipilih ya tunggu saja," ucap Bamsoet di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (20/9/2024).
Lalu, berapa jatah menteri yang diperoleh partai berlambang pohon beringin ini?
Mengenai hal ini, Bamsoet enggan membeberkan jatah menteri untuk Golkar.
Meski begitu, ia memastikan, Prabowo terus berkomunikasi dengan pimpinan parpol Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya, karena pembahasan terus dilakukan baik dengan para pimpinan parpol koalisi yang tergabung dalam KIM, termasuk di Golkar," ucapnya.
Kemudian, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS, Habib Aboe Bakar Alhabsy, mengatakan sejatinya sudah ada pembahasan antara pihaknya dengan Prabowo Subianto terkait jatah kursi menteri.
Ia berujar, pembahasan tersebut memang masih terus terjadi antara PKS dengan Prabowo.
"Pokoknya on progress deh," kata Habib Aboe saat ditemui di arena Rakernas DPP PKS, di Kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat.
Kendati demikian, Habib Aboe menyatakan dalam pembahasan yang selama ini terjadi, pihaknya tidak pernah melayangkan tawaran apa pun kepada Prabowo, termasuk soal target kursi menteri untuk PKS.
"Ya gitu aja kita denger aja hasilnya enggak ada tawar menawar, belum ada spesial khusus," ujarnya.
Hal yang terpenting, ucap Aboe, pembahasan yang masih on progress tersebut sejauh ini menunjukkan arah yang positif.
"Pokoknya on progress positif itu aja ya cukup," terangnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyatakan perolehan jumlah menteri di Kabinet Prabowo-Gibran untuk NasDem bukanlah pencapaian yang ingin didapatnya.
Paloh menyebut, dirinya bersama NasDem akan lebih mengutamakan para partai politik lain terlebih yang tergabung dalam KIM untuk masuk dalam susunan kabinet.
Ia mengaku pernah menyampaikan hal itu secara langsung kepada Prabowo Subianto.
"Jawaban yang jujur saya mengutarakan kepada Pak Prabowo, NasDem memberikan kesempatan kepada beliau dan kepada seluruh policy kebijakan beliau untuk memprioritaskan seluruh partai-partai politik di luar Partai NasDem untuk masuk di kabinet," kata Paloh saat jumpa pers di NasDem Tower, Jakarta, Kamis (19/9/2024).
Dengan begitu, Paloh menegaskan, NasDem bukanlah partai prioritas untuk dilibatkan dalam kabinet Prabowo-Gibran mendatang.
Meski begitu, ia menilai, posisi partainya meski sedikit atau tidak sama sekali di kabinet akan tetap terhormat.
Pasalnya, dalam kondisi ini, Paloh menyebut kalau NasDem menyadari soal posisi dengan lebih mementingkan agar partai politik lain yang tergabung dalam komposisi kabinet.
"Artinya NasDem bukan prioritas, itu yang saya harapkan. Nah mungkin pertanyaan kenapa, sekali lagi kami bisa merasakan betapa terhormatnya posisi menjadi salah satu pembantu presiden apa pun itu nomenklaturnya termasuk kabinet."
"Tapi tidak kalah terhormat untuk memberikan kesempatan kepada saudara-saudara kita, partai-partai politik lainnya. Jadi, kalau bisa mempertimbangkan NasDem itu paling ujung aja, paling belakang aja. Bukan nomor satu," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Daftar Nama 31 Alumni Universitas Indonesia Gabung Kabinet Merah Putih, Terbanyak FEB Disusul FISIP |
![]() |
---|
Erick Thohir, Bahlil Lahadalia Hingga Rosan Roeslani Menteri Terkaya di Kabinet Prabowo |
![]() |
---|
Sosok Enam Peraih Adhi Makayasa Kabinet Prabowo Subianto, Dua Polri dan Empat TNI |
![]() |
---|
Sosok Mayjen R Sidharta Wisnu Gubernur Akmil, Tuan Rumah Ospek Menteri dan Wamen Kabinet Merah Putih |
![]() |
---|
Agenda Giring Ganesha, Yovie Widianto dan Raffi Ahmad Setelah Dilantik Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.