Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Jateng 2024

Ketua Tim Andika Perkasa Temui Ketua PBNU Gus Yahya, Bahas Apa?

Gus Umar adalah Ketua Tim Pemenangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi), Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024-2029.

Editor: Ansar
TribunJateng
Ketua Tim Pemenangan Andika - Hendi, K. H. dr. Umar Wahid berbincang dengan Ketua Umum PBNU K. H. Yahya Cholil Staquf di Kantor PB NU, Sabtu (12/10/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM - KH Umar Wahid (Gus Umar) menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Pertemuan keduanya berlangsung di Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU, Jakarta, Sabtu siang (12/10/2024).

Gus Umar adalah Ketua Tim Pemenangan Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi (Hendi), Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah 2024-2029.

Dalam pertemuan itu,  Gus Umar meminta penjelasan dari Ketua Umum PBNU perihal kebijakan PBNU dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah Serentak 2024  yang bakal digelar 27 November nanti.

Kepada Gus Umar, Gus Yahya menjelaskan, mandataris harus mundur dari jabatannya kalau jadi calon kepala daerah.

Mandatris itu  ketua tanfidz atau rois syuriah, Kalau fingsionaris harus mengambil cuti.

Kegiatan pemenangan para calon kepala daerah, lanjut Gus Yahya sebagaimana dikutip Gus Umar, tidak boleh menggunakan kantor NU di semua tingkatan, juga tidak boleh menggunakan atribut NU.

"Jadi sangat jelas apa yang disampaikan Gus Yahya tadi, yang merupakan garis kebijakan PBNU dalam menghadapi pilkada ini," kata Gus Umar, adik kandung almarhum KH Abdurrahman Wahid. 

Seperti diketahui Gus Umar dan Gus Yahya sama-sama dekat hubungannya dengan Gus Dur. Gus Umar pernah menjabat sebagai Ketua Tim Dokter Kepresidenan waktu Gus Dur menjabat Presiden RI, Gus Yahya di saat yang sama sebagai juru bicara Presiden.

Wajar kalau pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu diselingi guyonan dan diakhiri dengan makan siang bersama.

Kedatangan Gus Umar ke PBNU terkait dengan aktivitasnya sebagai Ketua Tim Pemenangan Andika-Hendi yang banyak menyasar tokoh dan komunitas warga Nahdliyin di Jawa Tengah.

"Saya kan nggak boleh melanggar rambu-rambu yang sudah digariskan PBNU," kata cucu Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari, pendiri dan Rois Akbar PBNU itu.

Gus Umar sadar posisinya bukan sebagai pengurus NU.

"Tetapi sejak lahir saya sudah NU sampai sekarang, walaupun saya tidak punya KartaNU," celetuk Gus Umar, satu-satunya putra almarhum KH Wahid Hasyim yang masih hidup itu.

Merespon celetukan Gus Umar, Gus Yahya pun menanggapi dengan guyonan ringan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved