Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

10 Tahun Pemerintahan Jokowi

Anak-anak Muda Berjaya karena Kini Internet Lancar Jaya

Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, transformasi digital di Indonesia mengalami percepatan yang signifikan. Berbagai kebijakan dan program

|
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
CEO MallSampah, Adi Saifullah Putra; Co-Founder Kopitani, Arif; Direktur Tanio, Muh Ilmi Ikhsan Sabur; Guru UPT SPF SD Inpres Mallengkeri Bertingkat, Mentari Jati Pratiwi; dan Guru di Brilliant School Makassar, Endang Sri Wahyuni (dari kiri ke kanan). Mereka meraup berkah dari bagusnya kualitas internet pada saat ini. 

Ada yang sampai Kepulauan Morotai, Maluku Utara, Kepulauan Yapen, Papua dan Aceh.

"Andai kata hanya offline sulit menjangkau lokasi-lokasi tersebut," pungkasnya mengatakan.

Tanio

Bagusnya akses internet saat ini sangat membantu pelaku usaha rintisan (startup). 

Mereka memanfaatkan platform digital untuk memasarkan produk dimiliki.

Salah satunya startup Tanio yang produknya hasil pertanian organik.

Direktur Tanio, Muh Ilmi Ikhsan Sabur mengatakan, keberadaan Tanio untuk atasi masalah pertanian organik di Indonesia, khususnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Direktur Tanio, Muh Ilmi Ikhsan Sabur (kiri) bersama petani.
Direktur Tanio, Muh Ilmi Ikhsan Sabur (kiri) bersama petani. (DOK PRIBADI)

Salah satu masalah petani organik adalah kesulitan menjual hasil pertaniannya dibandingkan hasil pertanian konvensional.

Petani organik susah berkembang karena akses pasar terbatas.

"Dilakukan Tanio coba manfaatkan teknologi internet, utamanya digital marketing untuk bisa pasarkan produk pertanian organik," katanya, Selasa.

Untuk sekarang, sebut dia, produk dimiliki Tanio adalah beras merah organik diambil dari petani Kabupaten Bulukumba dan Malino, Kabupaten Gowa.

Pihaknya pun membantu para petani organik mendapat sertifikasi organik, sehingga ada value dan legalitas dalam pemasaran.

Hasil produk petani pun langsung dibeli lalu dikemas dengan baik kemudian Tanio memasarkan.

Pria akrab disapa Ilmi ini mengatakan, dalam memasarkan produk dipadukan dengan kemampuan digital marketing untuk menjangkau pasar.

Biasa dipasarkan melalui media sosial Facebook maupun lewat WhatsApp.

Bagi konsumen yang memesan bisa di antarkan langsung.

Cuma sampai sekarang pengantaran baru meliputi Kota Makassar dan beberapa wilayah Kabupaten Maros serta Kabupaten Gowa.

Dengan di antarkan langsung, konsumen tak perlu lagi ke supermarket untuk berbelanja.

"Petani lebih jelas pasarnya dan konsumen lebih mudah dapatkan produk organik, tak perlu ke supermarket. Jadi bisa sama-sama menghemat," tuturnya. 

Ilmi menyebut, penjualan dengan berbasis digital sangat membantu.

Pihaknya bisa menjelaskan konsumen terkait produk beras merah yang dijual dan manfaatnya.

Penjualan pun bisa lebih cepat dari pada di supermarket, karena barang hanya diam.

"Kalau ada WhatsApp kami jelaskan produk, kalau tertarik dan memesan kita langsung antarkan produknya," jelasnya.

"Lebih cepat dari pada di supermarket, karena hanya dikasi diam saja barang," tambah Ilmi.

Kemudian metode pemasaran dengan testimoni konsumen yang disebar di medsos Tanio membuat produk lebih dikenal.

"Dengan begitu sangat membantu pelaku usaha coba media digital untuk pasarkan  produk lebih mudah," pungkas Ilmi. (*)

Belajar online

Transformasi digital di bidang pendidikan memudahkan tenaga pendidik dalam menjalankan metode pengajaran yang efektif. 

Tuntutan penggunaan teknologi ditambah dengan infrastruktur jaringan yang mumpuni menambah kepercayaan diri para guru dalam mengenalkan inovasi teknologi pembelajaran pembelajaran kepada peserta didik. 

Salah satu guru di UPT SPF SD Inpres Mallengkeri Bertingkat, Mentari Jati Pratiwi menyampaikan, transformasi digital pada bidang pendidikan merupakan hal yang positif.

Hadirnya digitalisasi memudahkan guru dalam mengakses materi pembelajaran dan konten-konten pendidikan menarik dan variatif. 

Metode ini dipastikan membuat peserta didik lebih termotivasi dan tidak mudah bosan akan materi pembelajaran yang Itu-itu saja.

Guru UPT SPF SD Inpres Mallengkeri Bertingkat, Mentari Jati Pratiwi
Guru UPT SPF SD Inpres Mallengkeri Bertingkat, Mentari Jati Pratiwi (DOK PRIBADI)

Misalnya penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) yang memudahkan peserta didik dalam belajar dan mengakses informasi. 

"Sangat penting. Banyak hal yang menjadi manfaat digitalisasi dalam pendidikan, kemudahan mengakses materi memungkinkan guru/pendidik dalam berbagi konten maupun perangkat pembelajaran," ucap Mentari kepada Tribun-Timur.com, Rabu (9/10/2024). 

Selain itu, digitalisasi juga membantu dalam pengarsipan konten secara virtual (softfile) yang penyimpananannya membutuhkan tempat (secara fisik) lebih luas lagi.

Kendati begitu, peran guru atau pendidik tidak kalah penting, kemunculan teknologi tidak dapat menggantikan peran guru dengan sepenuhnya.

Kebebasan mengakses informasi tanpa terkontrol bisa saja membuat peserta didik tidak mampu membedakan mana konten pembelajaran yang baik ataupun tidak. 

"AI memang dengan canggihnya mampu mengatasi masalah apapun, namun pembelajaran tentang moral dan etika tidak akan dapat tergantikan yang diperankan guru sebagai pendidik dan role model. Jadi, menurut saya model yang cocok adalah blended learning," tuturnya. 

Hal sama disampaikan oleh salah satu guru di Brilliant School Makassar, Endang Sri Wahyuni.

Guru di Brilliant School Makassar, Endang Sri Wahyuni
Guru di Brilliant School Makassar, Endang Sri Wahyuni (DOK PRIBADI)

Menurut Endang, transformasi digital di bidang pendidikan penting karena dapat menawarkan model belajar yang berbeda dan menarik. 

Di sisi lain, perlu pendampingan dalam menggunakan teknologi bagi peserta didik dalam proses belajarnya. 

Jangan sampai kecanduan terhadap teknologi membuat beberapa keahlian siswa menjadi tidak lagi terasah akibat digitalisasi pendidikan. 

"Contohnya kemampuan menulis rapi dan cepat atau dalam pembelajaran matematika siswa banyak tdk hafal perkalian. Jangan sampai siswa menjadi ketergantungan gadget, bisa mengetik cepat tapi dalam hal menulis menjadi kurang, atau ketergantungan memakai kalkulator yg akhirnya membuat siswa menghafal perkalian dasar jadi sulit," paparnya. 

Pembelajaran hybrid menjadi metode yang dinilai tepat untuk mengasah kemampuan dasar siswa namun juga tetap mengerti pemanfaat teknologi.

Metode konvensional dengan bantuan digitalisasi dipercaya bisa meningkatkan efektivitas belajar hingga 90 persen. 

"Di satu sisi digitalisasi dapat mempermudah proses belajar, guru jadi lebih kreatif dalam menyediakan bahan ajar. Tetapi disisi lain banyak siswa yang dengan mudah menyontek jawaban di internet, tanpa mau bersusah payah untuk menganalisis masalah, atau tugas yang diberikan," tuturnya.(*)

Baca berita selanjutnya: Nelayan Sejahtera, Ekonomi Sulsel Tumbuh

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved