Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Jakarta 2024

Pengamat Sebut Pilkada Jakarta Sering Dimenangi 'Kuda Hitam', Siapa Calon Potensi Menang di 2024?

Dari tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, satu pasangan disebut sebagai kuda hitam.

|
Editor: Ansar
Kompas.com
Pramono Anung sebelum masuk ke Jiexpo Kemayoran, Minggu (6/10/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pilkada Jakarta punya sejarah sering dimenangkan 'kuda hitam'.

Dari tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, satu pasangan disebut sebagai kuda hitam.

Tiga pasang calon di Jakarta adalah nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (RIDO).

Lalu nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, dan pasangan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.

Kuda hitam dalam Pilkada Jakarta 2024, kini disebut berpotensi menang.

Kuda hitam di Pilkada Jakarta tahun ini disebut, pasangan nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno.

Pramono berpotensi besar menang pada Pilgub Jakarta 2024. 

"Kuda hitamnya sebenarnya Pramono Anung dan Doel karena surveinya masih di bawah dan tidak disangka-sangka majunya," ungkap Direktur Eksekutif Lembaga Survei Charta Politika Yunarto Wijaya dalam program Obrolan Newsroom Kompas.com, dikutip pada Senin (7/10/2024).

Menurut dia, Pilkada Jakarta punya riwayat selalu dimenangi oleh kuda hitam.

Kuda hitam yang dimaksud adalah pasangan cagub dan cawagub yang pencalonannya tidak disangka-sangka dan hasil survei elektabilitasnya juga kalah.

Yunarto mempertegas bahwa hal ini bukan mitos belaka.

Pasalnya, pemilih di Jakarta rentan terhadap segala perkembangan isu.

Oleh sebab itu, debat cagub-cawagub yang disiarkan di televisi memiliki pengaruh yang besar untuk masyarakat menentukan pilihannya.

"Jadi, debat ini menurut saya akan punya pengaruh besar karena Jakarta adalah pusat informasi walau pun katanya Jakarta sudah tidak lagi menjadi ibu kota," tegas dia.

Di sisi lain, Pramono bisa disebut sebagai kuda hitam karena mendatangkan banyak kejutan.

Pertama, PDI-P yang tadinya tidak bisa memajukan cagub-cawagub secara mandiri akhirnya bisa karena adanya keputusan dari Mahkamah Konstitusi (MK).

Kedua, hal yang mengagetkan lagi adalah PDI-P justru mengusung Pramono-Rano untuk maju di Pilkada Jakarta 2024 yang merupakan kadernya sendiri.

Padahal, sebelumnya, PDI-P diisukan akan mengusung Anies Baswedan dan Rano di Pilkada Jakarta.

Saat Anies batal maju, masyarakat juga mengira Rano akan dipasangkan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), tetapi ternyata tidak.

 "Ternyata Pramono Anung walau pun Doelnya tetap di samping Pramono, itu lah yang membuat efek kejutnya lebih terasa walau ada yang meragukan," ujar Yunarto.

Pencalonan yang cukup mengejutkan membuat Pramono dan Rano menjadi pusat pembicaraan banyak orang.

Oleh sebab itu, Pramono dan Rano memiliki peluang untuk meningkatkan elektabilitasnya.

"Pramono Anung masih memiliki ruang gerak untuk menaikan elektabilitas mengingat angka kedikenalannya masih rendah, yang tau Pramono Anung paling orang politik, kalau RK kan semua tahu, Doel tahu" kata Yunarto.

Sosoknya yang kurang dikenal masyarakat luas juga dinilai sebagai PR besar untuk Pramono Anung dalam menaikkan elektabilitasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved