Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sulsel Terpuruk di PON 2024

Nol Rupiah Bantuan Pemprov dan KONI Sulsel, Pengurus Cabor Banting Tulang Biayai Tryout

Pemprov dianggap lebih mementingkan anggaran perjalanan dinas, dibandingkan menyiapkan anggaran untuk harumkan nama Sulsel di tingkat nasional.

|
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Alfian
IST
Atlet Tinju Sulsel try out di Pantai Legian, Denpasar, Bali, Kamis (1/8/2024).  Try out persiapan menuju PON XXI Aceh-Sumut 2024. 

Pria akrab disapa Sri ini menyoroti anggaran kontingen Sulsel dari PON ke PON kian menurun.

Pada PON XIX Jawa Barat 2016 mencapai Rp68 miliar. 

Kemudian PON XX Papua 2021 menurun drastis, hanya Rp30 miliar.

Terakhir di PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 hanya Rp17,5 miliar lalu ada tambah Rp14 miliar dikelolah Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel.

Sri mengatakan, semakin menurunnya anggaran PON bentuk ketidakpedulian Pemprov Sulsel terhadap pembinaan dan prestasi olahraga.

Dampaknya prestasi di PON semakin menurun.Tiga PON terakhir Sulsel berada di luar 10 besar.

"PON Jabar (peringkat 12), PON Papua (peringkat 11), sekarang PON Aceh-Sumut (peringkat 16). Semakin lama semakin menurun," katanya.

Ia pun tak tahu bagaimana standar Pemprov Sulsel dalam penyusunan anggaran.

Menurutnya, pihak Pemprov lebih mementingkan anggaran perjalanan dinas, dibandingkan menyiapkan anggaran untuk harumkan nama Sulsel di tingkat nasional.

Bisa dilihat dana hibah diberikan untuk olahraga cuma Rp17,5 miliar. 

Baru Cabor mendesak penambahan angggaran, lalu diberikan Rp14 miliar.

"Ke depannya kalau  masih begini Sulsel mundur saja, tidak usah ikut PON karena setengah hati," ujarnya.

Sri sangat menyayangkan pengelolaan anggaran PON tidak diberikan seluruhnya kepada KONI.

Anggaran Rp17,5 miliar diberikan secara bertahap ke KONI, sedangkan Rp14 miliar dikelola oleh Dispora.

"Ini sangat kita sayangkan karena ketika anggaran sudah turun, mereka (Dispora) tidak ikut berjuang tapi menikmati itu anggaran," ucapnya.

Disampaikan Sri, atlet menjadi korban. Sebab, mereka diberi target tinggi, sedangkan anggaran diberikan minim.

Menurutnya, jika ini meraih satu medali emas paling tidak perlu disiapkan Rp1,5 miliar.

Ini beban kepada atlet, pelatih dan cabor  dengan target lima besar," pungkasnya.(Bersambung)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved