Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akpol

Sosok Listra Kogoya Polwan Pemberani Pernah Gabung Tim Satgas Nemangkawi, Jebolan Akpol 2019

Ia pernah bergabung dengan Satgas Nemangkawi menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tahun 2021.

Editor: Sudirman
Ist
Listra Kogoya jebolan Akpol pernah bertugas di Papua. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Listra Kogoya seorang Polisi Wanita (Polwan) dari kesatuan Brimob.

Listra Kogoya salah satu Polwan pemberani.

Ia pernah bergabung dengan Satgas Nemangkawi menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tahun 2021.

Satgas Nemangkawi bertugas untuk menjaga keamanan dari gangguan KKB Papua.

Listra Kogoya bukanlah polwan satu-satunya bergabung Satgas Nemangkawi.

Baca juga: Ingat Adex Yudiswan Polisi Temukan Pesawat Aviastar di Luwu? Jebolan Akpol 96 Kini Pangkat Jenderal

Ada lima Polwan lainnya yang juga bergabung bersama Satgas Nemangkawi.

Listra Kogoya dan 5 Polwan Brimob tersebut dilepas langsung Kepala Korps Brimob Polri Irjen Pol Anang Revandoko kala itu.

Listra beberapa kali mengunggah foto yang menunjukkan keakrabannya dengan warga Papua.

Termasuk saat dirinya mendapatkan tugas di Lanny Jaya, Papua

Di salah satu foto yang diunggah Listra, tampak ia akrab dengan anak-anak Papua juga.

Melansir dari akun instagramnya, Listra Kogoya ternyata Sarjana Terapan Kepolisian atau yang kini bergelar Listra Kogoya S.Tr.K.

Sebelumnya, Listra pernah mengemban amanat sebagai Komandan Pleton III Kompi IV Batalion Resimen Pasukan Pelopor.

Sosok Listra Kogoya

Listra Kogoya seorang polwan dari kesatuan Brimob Polri.

Ia berasal pegunungan Papua yang rela mengabdi dalam tugas berbahaya nan mulia ini.

Dilansir akun Instagramnya @kogoyalistra sudah berpangkat Iptu.

Listra (24) merupakan sosok putri asli Papua dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2019.

Ia lahir di Lualo 28 juni 1996 asal Suku Lanny Jaya.

Ia polisi yang mudah bergaul, dan ramah, serta pandai memasak.

Sehingga keberangkatannya ke Papua akan terus didukung dan dirindukan oleh keluarga dan rekan kerjanya.

Tugas Satgas Nawawi Berakhir 2022

Masa tugas Satgas Nemangkawi akan berakhir pada 25 Januari 2022.

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengubah Satuan Tugas (Satgas) Nemangkawi menjadi operasi Damai Cartenz 2022.

Satgas Nemangkawi merupakan tim gabungan TNI-Polri yang bertugas menangani situasi keamanan di wilayah Papua.

Operasi Damai Cartenz ini akan mengedepankan tiga fungsi, yaitu fungsi intelijen, fungsi pembinaan masyarakat (binmas), dan fungsi humas.

Penindakan hukum tidak akan menjadi hal utama yang dilakukan dalam operasi Damai Catenz.

Cara bertindak yang dikedepankan dalam operasi Damai Cartenz ini persuasif dan preemtif.

 Satgas Nemangkawi akan melakukan cara bertindak dan pendekatan baru yang berbeda.

Pendekatan baru ini akan mengedepankan aspek kesejahteraan agar tidak ada lagi korban kekerasan.

Operasi awalnya hanya difokuskan di lima wilayah hukum polres saja yakni Polres Kabupaten Pegunungan Bintang.

Polres Kabupaten Yahukimo, Polres Kabupaten Nguda, Polres Kabupaten Intan Jaya, dan Polres Kabupaten Puncak Ilaga.

Namun Polri memperluas wilayah operasi sebanyak empat kabupaten, yaitu Kabupaten Mimika, Dogiyai, Jaya Wijaya dan Kabupaten Jayapura.

Damai Cartenz Bebaskan Pilot Susi Air

Terbaru Damai Cartenz 2024 berhasil membebaskan pilot peswat Susi Air Philip Mark Mehrtens, berhasil dibebaskan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya, Sabtu (21/9/2024).

Philip Mark Mehrtens disandera selama 19 bulan atau sejak 7 Februari 2023.

Ia disandera setelah pesawat yang dikemudikannya dibakar di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan

Saat itu, Philip Mark Mehrtens membawa lima penumpang.

Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah Republik Indonesia untuk membebaskan Kapten Philip.

Kaops Damai Cartenz 2024, Brigjen Faizal Ramadhani, mengatakan, Satgas Operasi Damai Cartenz 2024 selalu mengedepankan upaya soft approach daripada hard approach. 

Pendekatan soft approach itu dilakukan agar meminimalisir jatuhnya korban jiwa, baik dari pihak aparat, warga, maupun keselamatan Kapten Philip sendiri.

 "Ya benar, kami mengedepankan pendekatan melalui tokoh agama, tokoh gereja, tokoh adat, dan keluarga dekat dari Egianus Kogoya."

"Pendekatan ini penting dilakukan untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa baik dari aparat, masyarakat sipil, dan sekaligus menjaga keselamatan dari pilot itu sendiri," jelas Faizal.

Lalu, setelah sekian lama melakukan pendekatan dengan berbagai tokoh tersebut, akhirnya usaha mereka membuahkan hasil.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved