Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PTPN Takalar Bergejolak

Kronologi Lengkap Dua Karyawan PTPN XIV Adang Petani Pakai Senjata Tajam di Takalar

Awalnya, puluhan warga mendatangi lahan tempat PTPN sedang beroperasi.

Penulis: Makmur | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Tangkapan layar video viral memperlihatkan beberapa pria membawa senjata tajam berdebat dengan warga. Video itu diunggah akun Instagram @Takalarinfo Rabu (18/9/2024).  

Karna kejadian ini, Saturi Dg Kenna mewakil petani Polongbangkeng melaporkan kejadian ini ke polisi.

Laporan itu dengan tuduhan pengancaman. Laporan dilayangkan pada Kamis (19/9/2024).

Sebelumnya, viral di media sosial Instagram video yang memperlihatkan  beberapa pria yang membawa senjata tajam berdebat dengan warga.

Video itu diupload oleh akun Takalarinfo pada Rabu (18/9/2024). Dari keterangan di postingan, video tersebut diupload ulang dari akun Instagram Narasinewsroom.

Dalam tayangan video, tertulis bahwa sumber video tersebut berasal dari postingan akun Instagram Lembaga Bantuan Hukum Makassar.

Dalam penjelasan isi video, diterangkan bahwa beberapa pria yang membawa senjata tajam adalah pegawai PTPN XIV yang sedang menghadang petani Polongbangkeng yang memprotes aktivitas PTPN XIV yang dianggap ilegal.

"Warga di Sulsel halau aktivitas ilegal PTPN tapi malah diintimidasi mandor perusahaan dengan parang," judul video.

Adapun netizen berkomentar dan menyayangkan kejadian tersebut.

"Semoga ada jalan terbaik bagi kedua bela pihak," kata akun Sahroel99

"Badiknya seram sekali," kata akun itsthe.april

Dikonfirmasi, Asisten Afdeling 1 PTPN  1 Regional 8, Rusli membenarkan bahwa beberapa pria yang membawa senjata tajam itu adalah kariawan PTPN.

Namun Rusli mengatakan senjata tajam itu digunakan untuk bekerja, bukan untuk mengintimidasi.

"Senjata tajam yang dibawa dalam rangka untuk bekerja, untuk menebang batang batang tebu di sana. Dan di saat itu, di saat yang bersamaan, warga datang mencegat," jelasnya.

Salah satu pendamping advokasi petani Polongbangkeng, Ikbal mengatakan bahwa kejadian ini disebabkan karna lambannya pemerintah menyelesaikan konflik lahan antara petani dengan pihak PTPN.

"Pihak perusahaan sama sekali tidak memperlihatkan itikad baiknya ataupun menghargai proses penyelesaian konflik yang sedang diupayakan," jelasnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved