Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Profil dan Rekam Jejak 2 'Anak Kolong' Lampaui Karir Ayah, Akmil 1982 dan AAU 1986 Eks Panglima TNI

Julukan anak kolong adalah sebutan dalam bahasa sehari-hari untuk anak-anak para anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) alias anak tentara.

Editor: Sakinah Sudin
Kolase Tribun Timur/ Sakinah Sudin
Kolase: Marsekal Hadi Tjahjanto saat masih menjabat Panglima TNI, memimpin rapat bersama Forkopimda di Riau, Kamis, 23 September 2021 (Puspen TNI) dan Jenderal Gatot Nurmantyo saat diwawancarai usai upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Lapangan Upacara Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Sabtu, 9 Desember 2017 (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah sosok  dua "anak kolong" pernah jabat Panglima TNI, lampaui karir sang ayah.

Bukan arti sesungguhnya, julukan anak kolong adalah sebutan dalam bahasa sehari-hari untuk anak-anak para anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) alias anak tentara.

Ada banyak anak tentara yang mengikuti jejak sang ayah. 

Bahkan prestasi mereka di militer melebihi ayahnya.

Dua diantaranya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto.

Karier Gatot Nurmantyo dan Hadi Tjahjanto tidak kaleng-kaleng.

Mereka pernah menduduki jabatan tinggi dalam TNI yakni Panglima TNI.

Gatot Nurmantyo menjabat Panglima TNI periode tahun 2015-2017, sedang Hadi Tjahjanto menduduki posisi Panglima TNI antara tahun 2017 hingga tahun 2021.

Lantas seperti apa sosok Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto?

Berikut Tribun-Timur.com bagikan profil serta rekam jejak Jenderal Gatot Nurmantyo dan Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto! 1. 

1. Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo

Berikut profil dan rekam jejak Jenderal Gatot Nurmantyo:

Profil Jenderal Gatot Nurmantyo

Nama lengkapnya Jenderal TNI (Purn.) H. Gatot Nurmantyo, S.I.P.

Gatot Nurmantyo adalah mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015-2017).

Jenderal Bintang 4 itu lahir di Slawi, Tegal, Jawa Tengah, 13 Maret 1960.

Orang tuanya berasal dari tanah Banyumas.

Gatot hidup dari keluarga yang berlatar belakang militer.

Ayahnya bernama Suwantyo, pernah menjabat sebagai Letnan Kolonel Infanteri di Kodam XIII/Merdeka Sulawesi Utara, dan pernah menjadi anak buah dari Gatot Soebroto dalam Laskar Kemerdekaan di Banyumas.

Pada perjalanannya, Gatot menikah dengan Enny Trimurti.

Dari pernikahannya tersebut, ia memiiki 3 orang anak, yakni Bayu Yudha Nurega Riyadi, Ines Titi Sari dan (almh) Inka Martha Nurega.

Karier Militer Jenderal Gatot Nurmantyo

Gatot Nurmantyo merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1982, dan berpengalaman di kecabangan infanteri baret hijau Kostrad.

Gatot pernah menjadi Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat), Panglima Komando Daerah Militer V/Brawijaya dan Gubernur Akademi Militer.

Di bidang lainnya, Gatot juga menjabat sebagai Ketua Umum PB FORKI periode tahun 2014 hingga 2018.

Gatot pernah menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat ke-30 (per tanggal 25 Juli 2014) setelah ditunjuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menggantikan Jenderal TNI Budiman.

Ia sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) menggantikan Letnan Jenderal TNI Muhammad Munir.

Pada bulan Juni 2015, ia diajukan oleh Presiden Joko Widodo sebagai calon Panglima TNI, menggantikan Jenderal Moeldoko yang memasuki masa purna baktinya.

Pada 8 Juli 2015  sekitar pukul 13.00 WIB, Presiden Jokowi, melantik Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI ke-16, menggantikan Jenderal TNI Dr. Moeldoko yang telah memasuki masa pensiun.

Pelantikan Gatot Nurmantyo didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 49/TNI Tahun 2015 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Panglima TNI yang telah ditandatangani Presiden Jokowi tertanggal 6 Juli 2015.

Gatot Nurmantyo resmi diberhentikan secara hormat dari jabatannya sebagai Panglima TNI pada Jumat (8/12/2017).

Pemberhentian ini ditandai dengan dilantiknya Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI oleh Presiden Joko Widodo.

Pada November 2016, Gatot bersama tokoh pemerintahan lainnya beserta para aktivis sosial bergabung dalam aksi untuk mendukung toleransi beragama selama periode unjuk rasa di Jakarta pada bulan November 2016. 

Bersama dengan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, Kapolri Tito Karnavian dan aktivis Islam seperti Yenny Wahid, mereka menggalang dukungan untuk persatuan antar agama sebagai penyeimbang dari aksi unjuk rasa yang digelar sebelumnya terhadap Gubernur DKI Jakarta beragama Kristen keturunan Tionghoa, Basuki Tjahaja Purnama yang diwarnai elemen intoleransi dan Sinofobia.

Penugasan

- Komandan Upacara Pengibaran Bendera dalam HUT Kemerdekaan RI ke-58 (17 Agustus 2003).

Jabatan militer

Komandan Peleton MO. 81 Kompi Bantuan Batalyon Infanteri 315/Garuda

Komandan Kompi Senapan B Batalyon Infanteri 320/Badak Putih

Komandan Kompi Senapan C Batalyon Infanteri 310/Kidang Kancana

Kepala Urusan Dalam Detasemen Latihan Tempur

ADC Panglima Kodam III/Siliwangi

PS Kepala Seksi-2/Operasi Korem 174/Anim Ti Waninggap

Komandan Batalyon Infanteri 731/Kabaresi

Komandan Kodim 1707/Merauke

Komandan Kodim 1701/Jayapura

Sekretaris Pribadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat

Komandan Brigade Infanteri 1/PIK Jaya Sakti

Asisten Operasi Kepala Staf Kodam Jaya

Komandan Resimen Induk Daerah Militer Jaya

Komandan Korem 061/Suryakencana (2006–2007)

Kepala Staf Divisi Infanteri 2/Kostrad (2007–2008)

Direktur Latihan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (2008–2009)

Gubernur Akademi Militer (2009–2010)

Panglima Kodam V/Brawijaya (2010–2011)

Komandan Komando Pembinaan Doktrin, Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (2011–2013)

Panglima Komando Cabang Srategis Angkatan Darat (2013–2014)

Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2014–2015)

Panglima Tentara Nasional Indonesia (2015–2017)

Pati Mabes TNI AD (2017). 

2. Marsekal TNI (Purn) Hadi Tjahjanto

Berikut profil dan rekam jejak Marsekal TNI Hadi Tjahjanto:

Profil Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

Nama lengkapnya Marsekal TNI (Purn.) Dr. (H.C.) Hadi Tjahjanto, S.I.P.

Hadi Tjahjanto adalah Purnawirawan TNI-AU yang menjabat Panglima Tentara Nasional Indonesia antara tahun 2017 hingga tahun 2021.

Ia merupakan Panglima TNI kedua yang berasal dari Angkatan Udara setelah Djoko Suyanto.

Jenderal Bintang 4 itu lahir di Malang, Jawa Timur, 8 November 1963.

Hadi merupakan lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1986 dan Sekolah Penerbang TNI AU 1987.

Saat ini, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia ke-15 sejak 21 Februari 2024.

Sebelumnya ia menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang sejak 21 Juni 2022.

Hadi Tjahjanto pernah menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Udara antara Januari 2017 dan Januari 2018. 

Masa muda dan pendidikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

Hadi Tjahjanto lahir dari keluarga Angkatan Udara.

Orang tua Hadi berasal dari Banyumas, Jawa Tengah yang kemudian karena tugas militer, mereka pindah ke Malang, Jawa Timur.

Ayahnya, Bambang Sudarso,  mantan Tamtama TNI berpangkat Kopral.

Pangkat terakhir ayah Hadi Tjahjanto yakni Sersan Mayor (Teknik).

Ibunya, Nur Sa'adah, seorang penjual rujak cingur.

Hadi Tjahjanto bersekolah di SMP Negeri 3 Singosari (dulunya adalah SMPN 7 Malang), lulusan 1979, lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) Malang angkatan 1982, yang kini bernama SMAN 1 Lawang.

Semasa menempuh pendidikan di tingkat SMA ia memilih jurusan IPA dan dikenal cerdas oleh teman-temannya.

Pemilihan jurusan ini untuk mempermudah dalam merintis karier sebagai penerbang TNI AU.

Pendidikan Umum

SMP Negeri 7 Malang (kini SMP Negeri 3 Singosari, Malang), lulusan 1979

Sekolah Menengah Persiapan Pembangunan (SMPP) Malang (kini SMA Negeri 1 Lawang), angkatan 1982

S-1 Ilmu Administrasi Negara Universitas Terbuka

Pendidikan Militer

AAU (1986)

Sekolah Penerbang TNI AU (1987)

Sekkau (1995)

Seskoau (2001)

Sesko TNI (2009)

PPSA Lemhannas RI (2015)

Karier Marsekal TNI Hadi Tjahjanto

*1986–2000

Setelah lulus dari Akademi Angkatan Udara (AAU) dan dilantik sebagai perwira TNI AU dengan pangkat Letda oleh Presiden Soeharto pada 20 September 1986, Hadi mengawali kariernya di Skadron Udara 4 yang bermarkas di Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh, Malang, Jawa Timur.

Tugas Skadron Udara 4 adalah mengoperasikan pesawat angkut ringan untuk Operasi Dukungan Udara, SAR terbatas, dan kursus penerbang pesawat angkut.

Adapun tugas Hadi saat itu adalah menjadi pilot pesawat angkut Cassa. Pada tahun 1993, kariernya meningkat menjadi Kepala Seksi Latihan Skadron Udara 4 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh.

Selepas itu, tahun 1996 ayah dua putra itu tidak lagi mengurusi pesawat angkut ringan. Dia berganti memimpin pesawat angkut berat sebagai Komandan Flight Ops "A" Flightlat Skadron Udara 32 Wing Udara 2 Pangkalan Udara Abdul Rachman Saleh.

Kemudian memimpin pendidikan penerbang sebagai Komandan Flight Skadron Pendidikan 101 Pangkalan Udara Adi Soemarmo tahun 1997.

Kemudian, tahun 1998, Hadi menjadi Kepala Seksi Bingadiksis Dispers Lanud Adi Soemarmo.

Pada tahun yang sama, ia menjabat sebagai Komandan Batalyon III Menchandra Akademi TNI.

Setahun kemudian, tahun 1999, menjadi Instruktur Penerbangan Lanud Adi Sucipto.

Memasuki tahun 2000 dipercaya menjadi Kepala Seksi Keamanan dan Pertahanan Pangkalan Dinas Operasi Lanud Adi Sucipto.

*2001–2021

Tahun 2001, Hadi menjadi Komandan Satuan Udara Pertanian Komando Operasi Angkatan Udara I.

Kemudian, tahun 2004, Hadi menjabat sebagai Kepala Departemen Operasi Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara.

Berikutnya, dia menjabat sebagai Kepala Dinas Personel Lanud Abdul Rachman Saleh tahun 2006, dan Kepala Sub Dinas Administrasi Prajurit Dinas Administrasi Persatuan Angkatan Udara tahun 2007.

Pada tahun 2010, Hadi menduduki posisi sebagai Komandan Pangkalan Udara Adisumarmo.

Setahun kemudian, dia menjabat tugas di luar TNI AU menjadi Perwira Bantuan I/Rencana Operasi TNI dan Sekretaris Militer Kementerian Sekretaris Negara.

Dua tahun setelah itu, Hadi berpangkat Kolonel dan dipercaya menjadi Direktur Operasi dan Latihan Badan SAR Nasional. 

Dua bulan menjabat Kepala Dinas Penerangan TNI AU (2013–2015), Komandan Lanud Abdul Rachman Saleh, pada Juli 2015, Hadi ditugasi menjadi Sekretariat Militer Presiden Republik Indonesia Presiden Joko Widodo dan pangkatnya naik menjadi Marsekal Muda.

Pada bulan November 2016, Hadi dilantik menjadi Irjen Kementerian Pertahanan.

Tiga bulan setelahnya, Hadi terpilih menjadi Kepala Staf Angkatan Udara, tepatnya pada 18 Januari 2017 menggantikan Agus Supriatna.

Pada masa ini banyak terbongkar kasus korupsi di Kemenhan, antara lain pengadaan pesawat dan helikopter.

Dia dicalonkan oleh Presiden Joko Widodo menjadi Panglima TNI menggantikan Jendral Gatot Nurmantyo.

Setelah disetujui DPR, Hadi resmi dilantik sebagai Panglima TNI, pada tanggal 8 Desember 2017.

Masa jabatan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto berakhir pada 8 November 2021 karena memasuki masa pensiun. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved