Pesona Wisata Permandian Alam Lotong-Lotong Bulukumba Menarik Pengunjung
Tempat ini merupakan pemanfaatan sumber air oleh warga setempat, yang terletak di tengah persawahan mereka.
Penulis: Samsul Bahri | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM - Objek wisata permandian alam Lotong-Lotong, yang terletak di Kelurahan Benjala, Kecamatan Bontobahari, kini semakin menarik perhatian wisatawan.
Tempat ini merupakan pemanfaatan sumber air oleh warga setempat, yang terletak di tengah persawahan mereka.
Air yang digunakan di lokasi ini berasal dari sisa pembuangan PDAM untuk masyarakat Kecamatan Bontobahari dan Bira.
Kolam irigasi sepanjang sekitar 100 meter dimanfaatkan oleh warga sebagai tempat permandian.
Saluran air yang mengalir ke sawah mereka juga berfungsi sebagai tempat permandian.
Di sisi kanan kolam, terdapat tumbuhan padi yang subur, sementara di bagian bawah pondasi, deretan pohon kelapa menambah keindahan objek wisata tersebut.
Rumah-rumah petani di tengah sawah juga mempercantik pemandangan dan memanjakan mata para pengunjung.
Beberapa alat pengusir burung dan hama di sawah turut melengkapi pesona wisata Permandian Lotong-Lotong.
Air yang mengalir tetap jernih meskipun di musim kemarau ini.
"Objek wisata ini ramai dikunjungi wisatawan saat musim kemarau seperti sekarang," kata Deviana, salah seorang warga setempat, Selasa (17/9/2024).
Keunikan sumber mata air di lokasi ini adalah kelimpahan dan kejernihannya di musim kemarau.
Sebaliknya, di musim hujan, airnya tidak terlalu jernih dan tidak melimpah.
Andika Mappasomba, seorang warga dari Bulukumba, mengatakan bahwa sumber air Lotong-Lotong telah ada sejak puluhan tahun lalu.
"Usia saya sudah lebih dari 40 tahun. Saya sering mandi di tempat ini saat masih anak-anak, ketika masih sekolah dasar," ujarnya.
Menurutnya, volume air di sini tidak pernah berubah dan sangat bermanfaat.
Warga petani memanfaatkan air ini untuk mengairi sawah agar padi tumbuh subur, dan sebagian digunakan sebagai air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Meskipun demikian, fasilitas di lokasi ini masih perlu perbaikan, seperti tempat duduk untuk pengunjung, kamar ganti, dan jalan akses yang berlubang.
Lampu penerang di jalan akses masuk juga masih kurang memadai.
Retribusi masuk dikenakan sebesar Rp 2.000 per kendaraan dan per orang.(*)
72 Rumah di Bulukumba Terbakar Januari–September, Kerugian Capai Rp 1 Miliar |
![]() |
---|
Penderita ISPA Melonjak di Bulukumba Sulsel, Tahun 2025 Capai 33.467 Kasus |
![]() |
---|
SPBU Kehabisan Pertalite Tiap Pukul 17.00 Wita |
![]() |
---|
Takut Hubungan Gelapnya Ketahuan, Wanita di Bulukumba Buang Mayat Selingkuhannya |
![]() |
---|
Masalah Klasik Kelangkaan BBM, Pertamina Klaim Aman, Fakta di Lapangan Tidak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.