Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akpol

Sosok Althafandika Anak Krishna Murti Raih Penghargaan International di Korsel, Taruna Akpol

Althafandika salah satu taruna Akpol berpeluang mengikuti karir orang tuanya menjadi jenderal.

Editor: Sudirman
Ist
Althafandika Yaqzhan dan Irjen Krishna Murti. Althafandika Yaqzhan merupakan anak Krishna Murti meraih penghargaan international di Korea Selatan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Althafandika Yaqzhan taruna Akademi Kepolisian (Akpol).
 
Althafandika Yaqzhan merupakan anak Irjen Krishna Murti.

Althafandika salah satu taruna Akpol berpeluang mengikuti karir orang tuanya menjadi jenderal.

Meski masih berstatus taruna, ia sudah mengharumkan nama Indonesia.

Ia meraih penghargaan Internasional di Korea Selatan.

Baca juga: Sosok Mayjen Mohammad Fadjar Jenderal Bintang 2 Saudara Irjen Krishna Murti

Penghargaan international atas karya ilmiahnya di ajang International Undergraduate Conference on Policing (ICPU) 2023.

Ajang tersebut diselenggarakan di Korea Selatan pada Rabu (20/9/2023).

Althafandika bersama seorang rekannya bernama Bst Prasna Daniswara.

Keduanya meraih juara 1 KNPU Presidential Award.

Dalam lomba karya ilmiah internasional ini, terdapat enam tim taruna kepolisian dari lima negara yang memperebutkan juara 1.

Pemenang diberikan penghargaan langsung oleh Presiden KNPU Kim Sun Hoo.

Sang ayah pun pernah mengunggah kabar tersebut di laman Instagram miliknya.

Siapa Krishna Murti?

Dia adalah polisi yang sempat viral karena terlibat baku tembak dalam peristiwa Bom Sarinah awal 2016, baru saja menerima kenaikan pangkat dan jabatan. 

Informasi itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri nomor ST/2224/X/KEP./2022, tertanggal 14 Oktober 2022, ditandatangani AS SDM Polri Irjen Pol Wahyu Widada.

Krishna Murti kini menjabat sebagai Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Mabes Polri, setelah sebelumnya berstatus kepala biro misi internasional pada divisi yang sama.

Kenaikan pangkat dan jabatan itu terjadi selepas kadiv sebelumnya, Irjen Johanis Asadoma, dimutasi sebagai Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Alhamdulillah. Semua karena kuasa Allah SWT," kata penggagas kampanye Turn Back Crime itu, melalui akun Instagramnya, @krishnamurti_bd91.

Profil Krishna Murti
 
Sepak terjang Krishna Murti dimulai ketika ia lulus dari pendidikan Akademi Kepolisian pada 1991.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada 2001, pria kelahiran 15 Januari 1970 itu mencicipi jabatan sebagai Kapolsek Metro Penjaringan. 

Secara beruntun, Krishna Murti menjadi Kasat Reskrim Polres Jakarta Utara (2005), Wakapolres Depok (2006), dan Kapolres Pekalongan (2011).

Butuh empat tahun bagi Krishna untuk melenggang ke Polda Metro Jaya sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum.

Saat itulah, pria kelahiran Ambon itu viral karena aksi tembak-menembak pada insiden Bom Sarinah.

Karier Krishna Murti terus melejit, mulai dari jadi Wakapolda Lampung, Kabagkembangtas Romisinter Divhubinter Polri, hingga menduduki Karomisinter Divhubinter Polri pada 2017.

Menyusul jabatan barunya sebagai Kadivhubinter Mabes Polri tahun ini, pangkat Krishna Murti bukan lagi Brigjen, melainkan Irjen.

Riwayat Pendidikan

- SMP Negeri 1 Malang (1985)

- SMA Negeri 5 Bandung (1988)

- Akpol (1991)

- PTIK (2000)

- Sespim (2008)

- Sespimti (2012)

- Lemhannas PPSA XXII (2019)

Riwayat Karier

- Pama Polda awa Tengah pada tahun (1991)

- Kapolsek Randudongkol Polres Malang pada (1992)

- Pengasuh Taruna Akpol (1994)

- Komandan Kontingen Polri (1996)

- Kanit Serse Polwiltabes Surabaya (1997)

- Sespri Kapolda Metro Jaya (2000)

- Kapolsek Metro Penjaringan (2001)

- Koorspripim Kapolda Metro Jaya (2004)

- Kasat Reskrim Polres Jakut (2005)

- Wakapolres Depok (2006)

- Dosen Lemdikpol (2009)

- Penyidik Madya Unit II Dit II/Eksus Bareskrim Polri (2010)

- Kapolres Pekalongan (2011)

- Staf Perencanaa PBB di New York

- Dirreskrimum Polda Metro Jaya (2015)

- Wakapolda Lampung pada (2016)

- Kabagkembangtas Romisinter Divhubinter Polri.

- Karomisinter Divhubinter Polri (2017)

- Kadiv Hubinter Polri (2022)

Kasus Terkenal

- Bom Sarinah Thamrin (2016)

- Kasus Kematian Sianida Mirna Salihin (2016)

- Kasus Pengaturan Skor Ketua Umum PSSI Joko Driyono (Satgas Anti Mafia Bola) (2019)

Tanda Jasa

- Bintang Bhayangkara Nararya

- Satyalencana Kesetiaan XXIV

- Satyalencana Kesetiaan XVI

- Satyalencana Kesetiaan VIII

- Satyalencana Dwidya Sistha

- Satyalencana Bhakti Buana

- Satyalencana Santi Dharma

- Satyalencana Santi Dharma (Ulangan I)

- UNTAES Medals (Kroasia)

- UNAMID Medals (Sudan)

- UN Headquarters Medals (PBB New York)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved