Jadi Representasi Milenial dan Gen Z, Ilham Ari Fauzi Ingin Bangun Makassar Lewat Bantuan Aplikasi

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Calon Wakil Wali Kota Makassar Ilham Ari Fauzi membocorkan sedikit strateginya untuk merebut hati masyarakat Makassar, khususnya pemilih milenial dan generasi z. 

Ilham Ari Fauzi dalam agenda nongkrong bareng dan diskusi yang berlangsung di Kopi Zone Jl Boulevard mengakui bahwa sekarang ini ini millenial masih apatis terhadap politik dan masih skeptis kepada para kontestan. 

Sebagai kontestan yang berasal dari kalangan milenial, Ilham mangaku mengenal karakter para pemuda sekarang ini.

Sehingga itu menjadi modal dan akan lebih mudah baginya untuk menarik perhatian milenial dan genzi. 

"Inilah salah satu mungkin, tabe lompo (permisi) kelebihan saya yang mewakili mereka (Gen Z) dan saya tahu mereka, saya bisa membuka spektrum baru," ucapnya. 

Anak Wakil Ketua MPR RI ini memberikan jaminan, bahwa dalam membangun Kota Makassar ia bersama Indira akan memanfaatkan kekuatan milenial dan gen z.

Sebagai generasi melek teknologi, para milenial dan genzi akan andil dalam pembangunan Kota Makassar melalui inovasi yang mereka buat dengan memanfaatkan handphone, aplikasi dan sosial media.

"Ini sudah pernah terjadi di Kota Jakarta. Aplikasi super bernama Jaki. Bagaimana satu aplikasi saja itu sudah hampir menyelesaikan seluruh tuntutan masyarakat. Mulai dari got yang rusak, yang tadi banjir dan seterusnya. Inilah spektrum baru yang akan saya bawa," bebernya.

"Bagaimana kita membangun Kota Makassar menggunakan HP, sosmed dan aplikasi. Semoga dengan cara itu, kita dapat meningkatkan partisipasi Gen Z dan Milenial," sambungnya. 

Ilham menegaskan, pemerintah harus berani berinvestasi kepada kalangan pemuda. 

"Selalu saja pemimpin pemimpin bilang Indonesia Emas 2045, kita dapat bonus demografi. Tapi pertanyaannya apa investasi (pemerintah) kepada anak mudanya," tuturnya. 

Untuk itu, investasi terhadap pemuda menjadi salah satu isu yang akan diperjuangkan di Kota Makassar, 

Menurutnya, pemerintah harus berani mengambil risiko investasi sebesar-besarnya kepada Generasi Z dan Milenial, sebab merekalah yang akan menjadi tonggak pemimpin ke depan. 

"Investasi bukan sebagai biaya, kalau kita berdiskusi dengan sesama anak muda. Sederhana (simple) sekali, berikan ruang. Apa investasinya pemerintah, mereka (anak muda) tidak minta uang, tapi hanya minta diberikan izin pelaksanaan kegiatannya. Dan itu akan jalan sendiri karena dikendarai oleh anak muda," paparnya.

"Insyaallah kalau kami diberikan wewenang menjadi wakil wali kota  Insyaallah, saya akan menjadi insiprasi anak muda untuk berani ambil risiko," sambungnya. (*)