Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Polemik Pare Beach

Alasan Pemkot Parepare Sulsel Terapkan Iuran Pedagang di Pare Beach Rp12 Juta Per Tahun

Pemerintah Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) akan menerapkan iuran kepada pedagang yang berjualan di wilayah Pare Beach..

Penulis: Rachmat Ariadi | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur
Potret gerobak pedagang terparkir di areal Pare Beach, Jl Pinggir Laut, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, Senin (2/9/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, PAREPARE -- Pemerintah Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) akan menerapkan iuran kepada pedagang yang berjualan di wilayah Pare Beach.

Pare Beach berada di Jl Pinggir Laut, Kecamatan Ujung, Kota Parepare.

Dari informasi diperoleh, Pemkot Parepare memungut iuran Rp1 juta per bulan bagi pedagang yang menempati area Pare Beach.

"Iya kita harus bayar Rp1 juta lebih ke pemerintah. Jadi per tahun itu Rp 12 tahun," katanya salah seorang pedagang berinisial AI kepada Tribun-Timur.com, Senin (2/9/2024).

Dia mengungkapkan, iuran tersebut terlalu berat.

Pasalnya, penghasilan pedagang tidak menentu.

Menurutnya, di pemerintahan sebelumnya tidak dikenakan iuran bagi pedagang. 

Kewajiban pedagang hanya membayar kebersihan.

"Berat sekali Rp 12 juta per tahun. penghasilan kami tidak menentu. Ini baru ada begini, sebelumnya sejak ada Pare Beach pemerintah gratiskan, hanya uang kebersihan yang dibayar ke dinas," ungkapnya.

Baca juga: 6 Bulan Tak Diangkut, Sampah Menumpuk di Bonto Marannu Maros

Penjelasan Pj Wali Kota Parepare

Terpisah, Pj Wali Kota Parepare, Akbar Ali mengutarakan, berlakunya iuran kepada pedagang di wilayah Pare Beach untuk meningkatkan investasi.

Menurutnya, selama ini para pedagang sudah menempati lokasi tersebut dengan gratis.

Namun mereka justru membuat lokasi itu semrawut.

"Saya sudah sampaikan, Parepare ini kota kecil, maka seluruh sejengkal tanah di Parepare harus memiliki nilai investasi," ucapnya.

"Coba lihat selama ini, mereka tidak disuruh membayar tapi bagaimana kamar mandinya, cat-nya dan sebagainya, itu terbengkalai,” katanya.

“Mereka kesadarannya kurang, membuat kota semrawut, tidak ada pemasukan dari pedagang-pedagang," tukasnya. (*)

Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Rachmat Ariadi

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved