Live Event Tribun Timur
Pakar Budaya Unhas Ungkap Peran Jusuf Kalla Sehingga Naskah I La Galigo Bisa Diakses dari Belanda
Guru Besar Filologi FIB Unhas Prof Dr Nurhayati Rahman, menyebut jasa besar Jusuf Kalla sehingga La Galigo saat ini bisa diakses secara digital
Penulis: Abdul Azis | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Apa itu I La Galigo? La Galigo adalah 'kitab suci' sebelum datangnya Kitab Suci Al Quran di Tanah Bugis-Makassar.
Demikian di antara penjelasan pakar budaya Universitas Hasanuddin Makassar, Prof Dr Nurhayati Rahman, saat menjadi narasumber
Seminar Internasional Prinsip dan Karakter Bugis - Makassar 4 Ethos 4 Jusuf, di Hotel Unhas Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, Senin (2/9/2024).Selain Nurhayati Rahman, Narasumber seminar, yakni Jusuf Kalla, putra almarhum BJ Habibie, Dr Ing Ilham Akbar Habibie, mantan Menkumham Prof Hamid Awaluddin, sejarawan Prof Anhar Gonggong, Antropolog dari Department of Social Anthropology School of Humanities & Social Science Tokyo Metropolitan University Prof Makoto Ito, mantan Dubes Afrika Selatan untuk AS Ebrahim Rasool, dan eneliti bahasa Bugis, Douglas Laskowske.
Taslim Arifin akan menjadi penyimpul.
Dalam pengantarnya, Guru Besar Filologi FIB Unhas Prof Dr Nurhayati Rahman, menyebut jasa besar Jusuf Kalla sehingga La Galigo saat ini bisa diakses secara digital.
Nurhayati di hadapan Jusuf Kalla dan peserta menceritakan kisah I Lagaligo.
12 jilid naskah asli I Lagaligo yang selama ini tersimpan di Universitas Leiden di Belanda, sebelum Jusuf Kalla turun tangan.
Nurhayati Rahman menceritakan bahwa pencapaian itu diraih berkat bantuan Jusuf Kalla yang masih menjabat Wapres RI saat itu. Ketua Yayasan I Lagaligo, Tanriabeng bersama Jusuf Kalla membeli copy digital ke-12 jilid kisah I Lagaligo yang tertulis dalam aksara Lontara
Meski hanya kembali dalam bentuk copy digital, sementara benda aslinya masih tetap tersimpan aman di Universitas Leiden, namun keluarnya naskah asli itu membantu masyarakat Sulsel untuk mengungkap kisah sebenarnya dari epik sejarah berdirinya tanah Luwu.
Disebutkan bahwa digitalisasi 12 jilid I Lagaligo ini telah disepakati bersama antara Belanda-Indonesia untuk dipersembahkan kepada warga dunia melalui akses internet.
“Ini adalah amal jariah yang besar melebihi harta-harta kita," kata Nurhayati Rahman.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.