Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Calon Tunggal dan Daulat Rakyat

Hal ini dapat diamini karena secara prinsip proses demokasi melalui pemilihan pemimpin yang ditentukan oleh rakyat adalah masih lebih baik

Editor: Sudirman
Tribun Timur
Pengamat politik Universitas Hasanuddin Makassar, Adi Suryadi Culla 

 Ini menunjukkan secara nyata bahwa dukungan mayoritas partai tidak berbanding linier dengan kemenangan.

Peristiwa kekalahan kandidat oleh kotak kosong munjukkan bahwa parpol sebagai mesin politik (sarana artikulasi, agregasi, komuniksi dan rekrutmen politik) sebenarnya sangat lemah.

Faktor lain adalah soal kaderisasi politik tidak berjalan sesuai fungsi utama parpol.

Tampilnya kolom kosong karena parpol tidak memiliki kader yang dapat dipilih dengan dukungan signifikan.

Kandidat yang diusung legitimasinya lemah, terlepas yang bersangkutan kader internal partai atau eksternal partai lain.

Padahal banyak kader parpol yang mungkin memilik potensi namun tidak dilirik, juga bisa pula sebaliknya parpol tidak berhasil melahirkan kader untuk menjadi pemimpin.

Faktor lain bisa bersumber dari kualitas kandidat politik yang berkontestasi sebagai calon tunggal yang tidak mampu bersaing dalam melawan kotak kosong, karena kapabilitas individualnya dan dukungan elektoral tidak kuat berbanding dukungan kotak kosong.

Bukan kotak kosong yang kuat tapi kandidat yang lemah. Kehadiran calon Tunggal nyaris hanya dipaksakan, tanpa basis kualifikasi kompetitif.

Tak kurang pentingnya adalah faktor perilaku pemilih yang kritis dan rasional.

Ada kondisi yang menimbulkan reaksi pemilih yang krusial, yakni terkait dengan preseden diskualifikasi calon petahana atau kontestan lain yang vulgar tertangkap direkayasa dan didzalimi di mata publik pemilik suara.

Pemilih kemudian memprotes diskualifikasi atas calon yang seharusnya memiliki hak kontestasi.

Ujungnya kemenangan kotak kosong dalam Pilkada Makassar saat itu juga dtafsirkan tidak terlepas dari protes pemilih terhadap kegagalan sistem politik di satu sisi dan bentuk dukungan di sisi lain atas calon yang terdiskualifikasi.

Terakhir yang dapat dikaitkan dengan kemenangan kotak kosong adalah manuver elit yang beroposisi.

Yaitu, para elit berpengaruh baik dari kalangan politik maupun elit informal yang dalam kepentingan mereka yang beragam dalam melatari motif mereka, namun bertemu dalam suatu muara yang sama: menolak hadirnya kotak kosong.

Ada semacam “gerakan sunyi” atau sosialisasi penolakan mereka yang beroposisi terhadap calon Tunggal, untuk mengarahkan masyarakat untuk memilih kotak kosong.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Nikah Massal

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved