Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel 2024

Tim Dozer Siap Hambur Rp50 M di Pilgub, Taslim Arifin: Semakin Terbukti  Negeri ini Dikuasai Bandit

Hal seperti inilah yang dikhawatirkan oleh Bung Karno, ketakutannya atas penjajahan oleh bangsa sendiri jauh lebih sulit," ujar Taslim Arifin

|
Editor: AS Kambie
dok.tribun
Taslim Arifin, pencetus Wali Wanua Sulsel 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pencetus Wali Wanua, Taslim Arfin, menanggapi berita yang mencuat terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Sulsel.

Ekonom senior dan budayawan Sulsel itu menanggali sebuah berita mengenai kesiapan salah satu tim pemenangan pasangan calon, Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi.

Panglima Relawan Tim Dozer l, Rully Rozano, menyatakan siap all out memenangkan pasangan Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulsel 2024.

Bahkan, Rully Rozano secara terbuka mengungkap kebutuhan biaya mereka selama kontestasi politik berlangsung.

Menurutnya, total anggaran yang diperlukan untuk kebutuhan relawan dan kegiatan kampanye melebihi Rp50 miliar.

"Kecil sekali (kalau) Rp50 M," kata Rully Rozano kepada wartawan di Makassar, Kamis (8/8/2024).

Berita yang melansir Tim Dozer itu menjadi bahan diskusi beberapa tokoh di Group WhatsApp Senter Semter Bella, Jumat (9/8/2024) pagi.

“Menjadi benar pengamat politik Australia yang menyatakan bahwa Indonesia sedang dikuasai oleh para bandit,” tegas Taslim Arifin.

Menurut Taslim Arifin, mereka juga  membuktikan kelemahan perundang undangan negara yang tidak sanggup mengendalikan keserakahan kekuasaan politik, ekonomi, dan sosial. 

“Model bangsa yang seperti ini tidak akan berumur panjang bila tidak mengubah diri menjadi bangsa yang kuat dan melindungi kedaulatan rakyat dari kedurjanaan kejahatan para pemilik dan perampok kekuasaan,” jelas Taslim Arifin.

Menurutnya, peradaban tidak akan tumbuh apalagi sanggup mewarnai budaya nasional dan menentukan arah geopolitik mondial, bila pelaku elite tidak terkendali oleh kelembagaan negara.

“Hal seperti inilah yang dikhawatirkan oleh Bung Karno, ketakutannya atas penjajahan oleh bangsa sendiri jauh lebih sulit melawannya ketimbang penjajah asing,” tegas Taslim Arifin.

Dia mengingatkan, Revolusi 45 baru saja melepaskan diri dari penipuan dan kejahatan para demang yang bekerjasama dengan kekuatan kolonial, sekarang diperhadapkan kembali dengan kekuatan yang lebih rapi dan lebih berakar yaitu persekongkolan para “demang” ala moderen dan pemilik kapital atau modal untuk menghabisi sumberdaya.

“Bangsa ini memerlukan ‘sumpah baru’ yang setara dengan Sumpah Pemuda, agar sanggup kembali melahirkan paradigma baru dalam berbangsa dan bernegara,” ujar Taslim Arifin.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved