Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kereta Api Sulsel

2 Kali Telan Korban, BPKA Sulsel Diminta Berbenah

Sejumlah lembaga di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan menyoroti pengoperasian Kereta Api Sulawesi Selatan yang menelan korban jiwa..

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur
Kereta Api Sulsel. Sejumlah lembaga  di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan menyoroti pengoperasian Kereta Api Sulawesi Selatan yang menelan korban jiwa. 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS - Sejumlah lembaga di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan menyoroti pengoperasian kereta api Sulawesi Selatan yang menelan korban jiwa.

Mereka menilai pengoperasian kereta api ini kian mengkhawatirkan .

Kabid Advokasi & Investigasi Celebes Law And Transparency Fahmi Sofyan bahkan menyayangkan pihak Balai Pengelola Kereta Api (BPKA) Sulsel yang tak kunjung berbenah.

"Dari beberapa bulan terakhir ini, kami memantau adanya korban berjatuhan baik itu masyarakat yang beraktivitas maupun hewan ternak yang berkeliaran di sekitar jalur perlintasan kereta. Tapi yang sangat kami sayangkan pihak balai belum juga melakukan pembenahan,” katanya.

Ia juga mempertanyakan kemampuan BPKA dalam mengutamakan kenyamanan dan keamanan pada kereta api yang diresmikan Maret 2023 lalu tersebut.

“Mega proyek sebesar ini yang diresmikan oleh orang nomor 1 RI belum mampu mengakomodasi seluruh aspek kenyamanan dan keamanan? Minimnya rambu-rambu di beberapa titik kian menjadi kekhawatiran dan ancaman, kurangnya pengawasan & sosialisasi bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar rel juga menjadi salah satu penyebab banyaknya korban jiwa yang berjatuhan,” terangnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Kereta Api Sulsel Telan Korban di Barru, Pria 75 Tahun Tewas Tertabrak

Oleh karena itu, ia pun mendesak BPKA segera melakukan evaluasi dalam waktu dekat.

Senada juga disampaikan Ketua SAPMA PP Maros, Ahmad Takbir Abadi.

Ia mengaku prihatin terhadap pengoperasian kereta yang memakan korban jiwa.

“Kiranya ini menjadi atensi bagi pengelola kereta api untuk memperketat pengawasan dan keselamatan penumpang dan masyarakat yang tinggal di sekitar Area rel kereta api,” tambahnya.

Ia meminta BPKA membuat membuat pagar pembatas atau rambu-rambu larangan agar masyarakat tidak melintas.

Seorang lansia atas nama Yali (70) tewas ditabrak Kereta Api di Daerah Bujung Palla, Desa Pancana, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulsel, Jumat (19/7/2024).
Seorang lansia atas nama Yali (70) tewas ditabrak Kereta Api di Daerah Bujung Palla, Desa Pancana, Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulsel, Jumat (19/7/2024). (ist)

“Menurut kami, sebaiknya pihak BPKA mengambil langkah serius. Misalnya membuat pagar pembatas atau rambu-rambu larangan agar masyarakat tidak melintas,” tutupnya.

Diketahui, hingga kini sudah ada dua korban jiwa selama pengoperasian Kereta Api Sulsel.

Korban pertama, Lasuddin (52) meninggal karena tertabrak kereta api yang sedang melintas pada Rabu (1/2/2023) lalu.

Korban merupakan penyandang disabilitas mengidap tunawicara dan tunarungu.

Selanjutnya, Yali (75) adalah korban kedua tertabrak Kereta Api (KA) Trans Sulsel di Kabupaten Barru, Sulsel.

Hingga berita ini diturunkan, pihak BPKA Sulsel masih enggan memberikan komentar.

“Aku nanti buat siarannya yah,” kata Humas Balai Pengelola Kereta Api Sulawesi Selatan Ryan Agastiaguna saat dikonfirmasi, Jumat (26/7/2024). (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved