Polimarim
Hadirkan 11 Perusahaan Mitra, Prodi Transportasi Laut Polimarim Gelar FGD Penguatan Kurikulum
FGD Polimarim dihadiri perusahaan mitra seperti perusahaan pelayaran, perusahaan logistik, jajaran wakil direktur, dosen, dan mahasiswa.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Program Studi Transportasi Laut Politeknik Maritim AMI Makassar (Polimarim) menggelar Focus Group of Discussion (FGD) dengan tema Program Penguatan Kompetensi SDM Transportasi Laut di Travellers Hotel Phinisi, Jl Lamaddukelleng Buntu, Makassar, Kamis-Jumat (25-26/7/2024).
Kegiatan FGD ini menghadirkan dua narasumber yakni Guru Besar Bidang Transportasi Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof M Yamin Jinca dan pengurus Indonesian National Shipowners' Association (INSA) Sulsel Hamka.
Direktur Polimarim Amrin Pettarani membuka kegiatan FGD yang dihadiri sejumlah perusahaan mitra yang menjadi stakeholder atau pemangku kepentingan seperti perusahaan pelayaran, perusahaan logistik, jajaran wakil direktur, dosen prodi transportasi laut, dan mahasiswa.
Mitra usaha yang hadir dalam forum diskusi ini yakni Ketua Umum DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Syaifuddin ‘Ipo’ Syahruddi, Ketua DPC INSA Makassar Capt Zulkifli Syahrir yang juga kepala Cabang PT Pelayaran Tempuran Mas (Temas) Cabang Makassar.
Ketua Organda Pelabuhan dan Direktur PT Jasa Utama Sakti Hasyim Noor, Kepala Cabang PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL) Makassar Capt Agus Nur Wahid, dan Kepala Cabang PT Tanto Intimlines Bitung Capt Frans Tangke.
Kemudian Kepala Cabang PT Tanto Intimlines Makassar Arifin, Branch Manager SITC Indonesia Makassar Dwi Indriyani, perwakilan dari MSA Cargo Makassar Iriana Hermawati SH, perwakilan Q-Logistic Makassar Yodi Nalendra SE.
Baca juga: Bahas Transportasi Maritim Berkelanjutan, Dosen Polimarim Andi Ningrat Raih Doktor Ilmu Teknik Unhas
Berikutnya perwakilan PT Bumi Lintas Tama Makassar (Kalla Lines) Capt Herman dan perwakilan PT Pelayaran Samudera Lamappapenning (LPS) Capt Syukur.
Kedua nama terakhir merupakan alumni Polimarim.
Dalam sambutannya Amrin Pettarani meminta para stakeholder untuk memberikan saran dan masukan guna penguatan kurikulum Prodi Transportasi Laut.
Tak lupa pula kebutuhan lulusan yang diinginkan di dunia kerja.
“Terima kasih untuk stakeholder yang hadir dan merupakan pengguna lulusan Prodi Transportasi Laut Polimarim. Saya berharap bapak-ibu untuk memberi saran, masukan, dan kritikan demi kualitas lulusan kami sesuai kebutuhan yang diinginkan,” ujarnya.
Peserta workshop review kurikulum berjumlah 50 orang.
Selain dari mitra pengguna lulusan, sebagian besar yang hadir adalah dosen pengajar di lingkungan Prodi D4 Transportasi Laut.
Hasil FGD ini diharapkan setiap dosen melakukan penguatan pada rencana pembelajaran semester (RPS) setiap mata kuliah yang diajarkan ke mahasiswa.
Sehingga lebih tepat dengan kebutuhan stakeholder.
Perusahaan Tak Lagi Melatih
Prof Yamin Jinca sebagai narasumber pertama mengungkapkan, program pendidikan vokasi harus memberikan penguatan kepada mahasiswa agar perusahaan nantinya tidak perlu mengeluarkan biaya untuk pelatihan lagi kepada karyawan baru.
“Matrik kebijakan pengembangan kurikulum (metode IPA), seperti man power planning-nya diperhatikan, disesuaikan dengan kebutuhan,” ujarnya.
“Jangan hanya demand diperhatikan dari sisi kuantitas tapi kualitas belum diperhatikan. Kemudian, tren bisnis transportasi laut kini untuk pariwisata, ini bisa menjadi pertimbangan di kuliah Entrepreneurship,” ujar peraih gelar doktor dari Jerman tersebut.
Pemutakhiran kurikulum pembelajaran, lanjut Prof Yamin, dilakukan guna beradaptasi dengan era digital, sehingga diperoleh kualitas lulusan yang makin meningkat dan relevan dengan kondisi dunia usaha dan dunia industry (DUDI).
Sementara itu Hamka mewakili asosiasi pemilik kapal, saat ini di wilayah Asia Tenggara atau ASEAN sudah disosialisasikan dalam penerapan single tarif untuk kawasan.
Perubahan struktur tarif angkutan laut di ASEAN tersebut akan berdampak pada biaya logistik di Indonesia.
Hal itu tentunya melahirkan posisi analis-analis tentang kebijakan tarif kepelabuhanan.
“Selain analis tentang tarif, peluang bisnis dan kompetensi dibutuhkan untuk taruna prodi Transportasi Laut di Polimarim adalah keahlian sebagai Ship broker atau penghubungan dalam transaksi jual beli dan sewa-menyewa kapal,” kata Hamka.
“Peran pentingnya seorang ship broker adalah proses negosiasi dan dokumentasi. Perusahaan broker di Indonesia saat ini banyak di Jakarta, Surabaya dan Manado. Di Makassar, keterampilan ini yang masih dibutuhkan,” tegasnya.
Adapun penguatan lainnya, lanjut direktur PT Indri Samudera Lines ini, untuk kompetensi lulusan adalah International freight forwarding.
Keahlian ini dibutuhkan pada sentra bisnis dalam jaringan perdagangan internasional.
Baca juga: Bahas Transportasi Maritim Berkelanjutan, Dosen Polimarim Andi Ningrat Raih Doktor Ilmu Teknik Unhas
“Keahlian lainnya yang dituntut adalah lulusan yang mengetahui port facility and operation terminal. Hal ini merujuk pada permintaan pelanggan atau customer. Kemudian paham port clearance, manajemen stowage plan,” lanjut mantan Ketua DPC INSA Makassar ini.
Kemampuan Digital dan Komunikasi
Sementara itu untuk sejumlah masukan dan saran yang diberikan oleh perusahaan mitra Polimarim dimulai dari Branch Manager PT Salam Pasific Indonesia Lines (SPIL) Makassar Capt Agus Nur Wahid MMar.
“PT SPIL banyak menerima lulusan Polimarim AMI yang ditempatkan di bagian operasional. Dari sejumlah pengalaman di SPIL, kami membutuhkan lulusan yang direkrut cakap digitalisasi atau mengaplikasikan computer,” ujarnya.
Lanjut Agus, kemampuan komunikasi, alumni yang ada di Depo (container), harus paham port clearance, ship operation seperti foreman, harus mampu memahami stowage plan, manajemen komunikasi dengan kapal, hingga menyusun bay plan.
“Tambahkan mata kuliah bay plan, stowage plan dan stabilitas kapal ini untuk pekerjaan sebagai foreman. Lalu harus dapat komunikasi dengan kapten saat berbicara mengenai stabilitas kapal,” saran Agus.
“Kemudian Yard operation, sekarang semua pakai aplikasi. Harus paham tentang komputerisasi, proses sirkulasi (CIC) prosedur mulai dari container MTA sampai FTL. Bisa dibuatkan mata kuliah tentang perubahan status container,” tambahnya.
Masukan dari Capt Zulkifli Syahrir, sebagai Ketua DPC INSA Makassar, ia meminta Prodi Transportasi Laut melihat kompetitor yakni jurusan teknik perkapalan.
Ia berharap minimal mata kuliah (MK) yang ada mirip dengan teknik perkapalan.
“Seperti ada namanya ship management, crew management. Di tempat saya di Temas Lines, masih banyak posisi diduduki oleh orang dari teknik perkapalan. Tambahkan mata kuliah yang lebih spesifik, mata pelajaran kelautan yang lebih jelas,” harapnya.
“Tambahkan MK Ship Broker, Salvage, analisis dari ship maintenance. Tambahkan mata kuliah akuntansi pelayaran, sangat bagus ini. Surveyor (pemeriksa kapal), lalu sea planner saat ini tidak ada tamatan pelayaran. MK stowage plan harus diajarkan,” jelasnya.
Berikutnya, Branch Manager SITC Indonesia Makassar Dwi Indriyani, memberikan masukan untuk pendidikan vokasi mencetak lulusan ready to work.
Termasuk siap untuk digitalisasi, karena semua sudah system aplikasi di seluruh stake holder kemaritiman.
“Kalau saya di SITC, mengedepankan komunikasi, yakni bahasa Inggris. English business conversation ini sangat penting karena kita melayani pengiriman barang ke luar negeri. Percakapan tentu harus bahasa asing, Inggris atau Mandarin,” ujarnya.
Sedangkan Capt Frans Tangke (PT Tanto Intimlines) menegaskan tentang pentingnya pemahaman dan pengetahuan dasar-dasar stabilitas kapal, transaksi dalam pengangkutan kapal, pengaturan muatan (stowage plan), sehingga saat pemuatan tidak ada lagi transit muatan.
“Lalu saya sangat setuju dengan yang lain terkait digitalisasi. Kemampuan digital ini tidak dapat dihindari, sangat cepat, sampai pada proses transaksi pembayaran sudah digitalisasi,” tegasnya.
Sementara itu Ketua Umum DPW ALFI Sulselbar Syaifuddin ‘Ipo’ Syahruddi menambahkan kehadiran akuntansi pelayaran yang belajar proses biaya dan pendapatan.
“Sebaiknya MK manajemen pelayaran tentu sudah melingkupi menghitung pendapatan dan biaya, kalau akuntansi hanya analisa pendapatan dan biaya. Mahasiswa diharapkan bisa lebih terampil di digitalisasi,” kata Ipo –sapan akrabnya.
Pengetahuan Logistik Udara
Perusahaan angkutan logistik udara MSA Cargo Makassar Iriana Hermawati SH juga memberikan masukan untuk mata kuliah pengenalan tentang air cargo knowledge.
“Di Makassar air cargo memang pakai marine product, jadi fungsi inventory agak kurang,” ujarnya.
Berikutnya masukan Direktur PT Jasa Utama Sakti (JUS) Hasyim Noor adalah adanya manajemen penjaminan mutu (surveyor, BKI). Lalu rantai pasok bisa diganti dengan manajemen logistik.
“Nah ini juga, ada 68 istilah di logistik, perlu diajarkan ke anak-anak. Ke depan yakinkan ke mahasiswa, apakah vokasi masih perlu, kalau sudah ada uji kompetensi. Yakinkan mereka profesinya sangat dibutuhkan, usaha atau bekerja di bidang yang sama,” tegasnya.
“Sebaiknya dosen polimarim ada 20 persen dari dunia usaha. Jadi langsung diarahkan atau diajarkan sesuai dengan kebutuhan. Harus ada kunjungan ke industri (3 bulan sekali) agar sinergi antara teori dengan dunia usaha,” kata Hasyim.
Kepala Cabang PT Tanto Intimlines Makassar Arifin menambahkan adanya pembelajaran manajemen antar-moda.
“Di semua pelabuhan saat ini sudah terkoneksi dengan kereta api. Bagaimana dikembangkan transportasi berdasarkan moda transportasi,” kata Arifin.
“Komunikasi, ditambahkan dalam pembelajaran, bisa jadi kerjasama dengan dosen dari luar negeri yang mengajar di Polimarim. Lalu didik anak-anak itu tentang attitute dan tata krama di kampus,” usulnya.
Perwakilan Q-Logistic Makassar Yodi Nalendra juga memberikan saran tentang paradigma masyarakat tentang gelar lulusan vokasi dibanding universitas, agak kurang, sehingga menjadi tantangan bagi Polimarim.
“Usul saya perbanyak praktek. Update informasi dan perkembangan khususnya dosen. Komunikasi dan bahasa inggris, sangat perlu. MK Enterpreneurship, perlu diperdalam lagi. Sampai bagaimana bisa membuat enterpreneur baru,” kata Yodi.
Berikutnya PT Bumi Lintas Tama Makassar (Kalla Lines) Capt Herman menyebutkan dari pengalaman mahasiswa PKL, kemampuan taruna untuk mempresentasikan diri masih kurang.
“Penting pembelajaran strategik perusahaan, akuntansi hingga pajak,” ucapnya
Kemudian Syukur dari PT Pelayaran Samudera Lamappapenning (LPS) meminta taruna dibekali pengetahuan pengenalan terhadap kapal, kadet kurang mengetahui istilah jabatan di atas kapal, struktur organisasi, bangunan kapal dan istilah lainnya.
“Lalu memperkuat di bidang pengurusan sertifikat kapal. Perkuat materi pengurusan asuransi kapal hingga MK Port Clearance. Ini harus bagus,” ucap Syukur, lulusan Polimarim.
Sebagai pamungkas, mantan Direktur PPSDM Capt Indra Priyatna memberikan enam catatan dalam FGD Prodi Transportasi Laut.
Dimulai kewajiban melaksanakan e-learning di praktek kapal dan in service training (prala dan prada).
“Lalu agar penguatan bahasa Inggris lebih terasah, ditambahkan Daily conversation. Kemudian Bayplan stowage plan dan stabilitas kapal ndak usah. Kalau tahu saja boleh. Salvage dll bukan mata kuliah tapi fungsi.
“Usulan untuk 1-12 adalah level pokok bahasan, bukan mata kuliah. Dan nomor 9 terkait manajemen penjaminan mutu diganti sistem manajemen mutu (berbasis ISO 9001:2015) terdiri dari 10 klausul,” kata Indra.(*)
Kepala LLDIKTI 9 Lantik 621 Taruna Polimarim, Direktur Serahkan Beasiswa Pendidikan |
![]() |
---|
RTM Polimarim 2025: Tekankan Evaluasi, Mutu, dan Pengembangan Kampus |
![]() |
---|
128 Taruna Polimarim Uji Kompetensi, Direktur Tekankan Sertifikat BNSP Wajib Jadi Pendamping Ijazah |
![]() |
---|
Kepala PPSDMPL dan Sesban PSDM Perhubungan Puji Fasilitas dan Laboratorium Polimarim AMI |
![]() |
---|
Polimarim AMI Kenalkan 2 Prodi Baru, Sarjana Terapan dan Magister Terapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.