Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Keracunan Obat

Bukan Keracunan, Terungkap Penyebab Kulit Pemuda di Parepare Sulsel Melepuh Usai Minum Obat

Di dunia medis, kondisi kulit melepuh yang dialami Hendra pemuda Parepare disebut Stevens Johnson Syndrome (SJS).

Penulis: Rachmat Ariadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/RACHMAT ARIADI
Dokter spesialis kulit, dr Harfiah menjelaskan penyebab kulit Hendra melepuh usai minum obat. 

TRIBUN-TIMUR.COM, PAREPARE - Terungkap penyebab kulit Hendra pemuda di Parepare, Sulawesi Selatan melepuh usai konsumsi obat dari Puskesmas Lapadde.

Dokter spesialis kulit, dr Harfiah mengatakan kondisi yang dialami Hendra masuk dalam salah satu reaksi alergi obat.

Di dunia medis kondisi tersebut disebut Stevens Johnson Syndrome (SJS).

SJS pada Hendra ditandai dengan kulit pasien melepuh terjadi di daerah mata, bibir dan juga kelamin. 

"Dari pemeriksaan, kita simpulkan bahwa yang dialami pasien itu akibat reaksi alergi obat dan nama istilahnya di dunia kedokterannya Stevens Johnson Syndrome (SJS). SJS itu reaksi alergi obat dan itu sangat jarang terjadi," katanya, Jumat (26/7/2024).

Baca juga: BREAKING NEWS: Diduga Keracunan Minum Obat Puskesmas, Kulit Pemuda di Parepare Melepuh

Pasien sebelumnya menderita epilepsi kemudian datang ke Puskesmas Lapadde untuk berobat.

Di sana, pasien diberi regimen atau obat pilihan utama bagi pasien yang menderita epilepsi.

Menurutnya, pasien tidak mengetahui dirinya alergi obat dikarenakan tidak pernah mengonsumsi regimen sebelumnya.

dr Harfiah pun menegaskan, kondisi yang dialami pasien tersebut murni alergi dan bukan keracunan obat.

Saat ini, pihaknya akan rutin memberikan antibiotik dengan suntikan injeksi ke pasien.

"Jadi ini adalah murni reaksi alergi obat, bukan (keracunan). Pemberian antibiotik yang diberikan secara suntikan atau injeksi, kemudian akan dilakukan skintest, ini adalah tes alergi," tandasnya.

Sebelumnya, kulit pemuda bernama Hendra (20) tetiba melepuh setelah mengkonsumsi obat.

Keluarga pun menduga, korban mengalami keracunan obat setelah diberikan oleh perawat dari Puskesmas Lapadde.

Kepala Puskesmas Lapadde Nurhaidah mengatakan, pihaknya baru mengetahui kejadian tersebut setelah korban dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Andi Makassau Parepare.

"Iya, nanti kami ketahui setelah berada di rumah sakit. Sekitar 3-4 hari di sana (rumah sakit) baru kami kunjungi bersama kepala dinas, sekretaris dinas," katanya, Jumat (26/7/2024).

Nurhadiah mengaku, saat pasien dirawat di Puskesmas Lapadde, pihaknya sudah melayani pasien dengan sesuai prosedur.

Menurutnya, pihaknya tidak mengetahui jika pasien mengalami keracunan obat dikarenakan pasien maupun keluarga pasien tidak melaporkan hal tersebut ke Puskesmas Lapadde.

"Kami layani sesuai dengan prosedur, adapun masalah yang dialami pada saat itu karena kami tidak bisa memantau setelah pasien pulang kerumahnya. Biasanya, pasien kalau ada keluhannya, pasti datang kesini kembali, ini tidak ada," ungkapnya.

Kakak korban, Andi Aisyah Utami mengatakan, awalnya adiknya itu mengalami kejang-kejang, sehingga harus dirawat di Puskesmas Lapadde.

Saat menjalani perawatan, pihak Puskesmas memberikan obat ke korban untuk dikonsumsi di rumah.

"Itu diperiksa di Puskesmas, cuma ditensi dengan ditimbang. Terus dokter kasikan mi obat, begitu saja. Na konsumsi mi adekku hampir satu bulan," katanya.

Setelah mengkonsumsi obat dari Puskesmas Lapadde itu, korban sakit mata, sakit tenggorokan dan muncul ruam hingga kulitnya melepuh.

"Awalnya itu sakit mata, sudah itu sakit lagi tenggorokannya, terus naik mi bintik-bintik merah dan hitam seperti terbakar. Kita lihat cukup parah jadi kami ke rumah sakit," ucapnya.

Andi Aisyah mengungkapkan, saat di rumah sakit umum daerah (RSUD) Andi Makassau Parepare, dokter mengindikasikan korban mengalami alergi obat.

Atas itu, pihak keluarga meminta pertanggungjawaban dari Puskesmas Lapadde atas kelalaiannya memberikan obat sehingga korban mengalami kondisi kulit terbakar.

"Sampai sekarang tidak ada pertanggungjawaban. Adekku ini masih terus kontrol bolak balik karena lukanya cukup parah," ungkapnya.

Tidak ada yang kami ingin salahkan di sini, cuma hanya minta tanggung jawab bagaimana seharusnya ini adekku dapat perawatan," ujar Andi Aisyah.(*)

Laporan Jurnalis Tribun-Timur.com, Rachmat Ariadi

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved