Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Anak dan Implementasi Sosial Konten Siaran

Membiarkan anak menyaksikan tayangan televisi juga dapat menjadi momen yang digunakan orangtua untuk beristirahat sejenak dari rutinitas.

Editor: Sudirman
Ist
Siti Hamidah, Komisioner KPID Sulawesi Selatan 

Dikutip dari merdeka.com AN(8), siswa kelas II SD Negeri 07 Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan tewas usai dianiaya rekan sekelasnya R (8). Korban tewas setelah terlibat perkelahian dengan R dan luka di bagian kepalanya.

Perwakilan Asosiasi Psikologis Forensik, Kasandra Putranto mengatakan, peristiwa tewasnya bocah tersebut karena dunia yang semakin maju.

Salah satu pemicu anak melakukan kekerasan saat ini banyaknya sinetron, film isinya selalu menayangkan kekerasan, mengejek, memaki maki, bully terus marah, nah itu yang menjadi bagian perilaku dari anak.

Contoh kasus di atas adalah implementasi sosial yang dilakukan anak akibat paparan siaran yang tidak memenuhi aspek informasi, pendidikan, hiburan yang sehat dan tidak sesuai dengan klasifikasi usia.

P3SPS mengamantkan dalam klasifikasi usia pada pasal Pasal 33 (1) Program siaran digolongkan ke dalam 5 (lima) klasifikasi berdasarkan kelompok usia, yaitu: Klasifikasi P: Siaran untuk anak-anak usia Pra-Sekolah, yakni khalayak berusia 2-6 tahun ditayangkan antara pukul 07.00 hingga pukul 09.00 dan antara pukul 15.00 hingga pukul 18.00.

Klasifikasi A: Siaran untuk Anak-anak, yakni khalayak berusia 7 - 12 tahun diutamakan disiarkan dari pukul 05.00 hingga pukul 18.00 waktu setempat.

Klasifikasi R: Siaran untuk Remaja, yakni khalayak berusia 13 – 17 tahun; Klasifikasi D: Siaran untuk Dewasa, yakni khalayak di atas 18 tahun hanya boleh disiarkan antara pukul 22.00 - 03.00 waktu setempat; dan Klasifikasi SU: Siaran untuk khalayak berusia di atas 2 tahun.

Maka dari itu seminimal mungkin publik dapat memahami siaran yang layak untuk anak sesuai dengan klasifikasinya.

Konten siaran sangat berpengaruh pada pembentukan karakter anak dalam rangka mewujudkan kepentingan terbaik bagi anak.

Saat menjalani fase tumbuh-kembang, anak-anak melewati tahap perkembangan progresif, dari lahir hingga dewasa.

Faktor lingkungan, genetik, dan budaya dapat memengaruhi perkembangan anak serta seberapa cepat mereka berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.

Melansir American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, terdapat setidaknya 5 dampak buruk bila orang tua memberi ruang kebebasan bagi anak untuk menonton televisi, yaitu:

Masalah perilaku: Anak usia sekolah dasar yang menonton televisi atau menggunakan komputer lebih dari 2 jam per hari lebih cenderung memiliki masalah emosional, sosial, dan perhatian.

Masalah pendidikan: Anak-anak usia sekolah dasar yang memiliki televisi di kamar tidur mereka akan cenderung mendapatkan hasil lebih buruk dalam tes akademik.

Obesitas: Terlalu banyak waktu untuk melakukan aktivitas yang tidak banyak bergerak, seperti menonton televisi dan bermain video game, dapat menjadi faktor risiko kelebihan berat badan.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved