Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jamaah Islamiyah Bubar

Sabarno Menyerahkan Diri Setelah 10 Tahun Jadi Buron Densus 88 Antiteror Polri

Ustadz Abu Fatih, tokoh yang sangat berpengaruh dalam kelompok Jamaah Islamiyah, mengumumkan bahwa organisasinya telah memutuskan untuk berdamai

Editor: Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM/SIGIT ARIYANTO
Wawancara dengan sejumlah tokoh Jamaah Islamiyah (JI) setelah organisasi ini bubar, Sabarno alias Amali, Dodi alias Fiko, dan Ustad Hasan (dari kiri ke kanan). Wawancara berlangsung di Sukoharjo, Jawa Tengah, Rabu (17/7/2024). 

Ustadz Anshori yang pada 1993 pernah dipanggil Abdullah Sungkar, pendiri dan Amir (Pemimpin) Jamaah Islamiyah ke Malaysia, juga meminta maaf ke aparat keamanan, pemerintah dan rakyat Indonesia, semua yang pernah dilakukan jamaahnya dan telah menyulitkan negara.

“Kami minta maaf yang sebesar-besarnya kalau kami, Al Jamaah Al Islamiyah, dengan sekian banyak kasus-kasus yang menyulitkan negara, menyibukkan negara, yang seharusnya tidak kami lakukan, tetapi dengan ilmu dan kesadaran ini, alhamdulillah, khususnya kepada bangsa Indonesia, kami minta maaf sebesar-besarnya,” kata Abu Fatih.

Baca juga: Timeline Jamaah Islamiyah, dari Abdullah Sungkar hingga Organisasi Dipimpin Abu Bakar Baasyir Bubar

Sosok Ustadz Abdullah Anshori di kalangan generasi terbaru Jamaah Islamiyah mungkin kurang dikenal, karena ia menyatakan diri tidak aktif sejak 2001.

Pasifnya Abu Fatih terjadi beberapa waktu setelah Abdullah Sungkar wafat di Bogor, sepulang dari Malaysia kali kedua.

Tapi di kalangan para senior Jamaah Islamiyah, Abu Fatih sangat dihormati sebagai sesepuh gerakan organisasi. 

Tokoh asal Magetan ini pernah dijebloskan ke LP Cipinang terkait kasus gerakan Usroh, dan rentetan peristiwa berdarah di Tanjungpriok pada 12 September 1984.

Selepas dari LP Cipinang, Abu Fatih dipanggil Abdullah Sungkar ke Malaysia, dan diminta memimpin gerakan, khususnya di mantiqiyah yang membawahi Pulau Jawa. 

Abu Fatih menyadari rentetan aksi pengeboman di Indonesia yang dimulai khususnya sejak 1 Agustus 2000 di Jakarta, membuatnya menerima sinyal negatif atas bangkitnya aksi jaringan Jamaah Islamiyah. 

Baca juga: Tokoh Jamaah Islamiyah: Kami Meminta Maaf dengan Sekian Banyak Kasus-kasus Menyulitkan Negara

Di risalah pertemuan Sentul, disebutkan Abu Fatih adalah saksi hidup tentang kepemimpinan Jamaah Islamiyah, sepeninggal Abdullah Sungkar. 

Menurut risalah itu, Abu Fatih ia tidak pernah mendengar, melihat, menyaksikan, dan tahu ada amir baru atau pemimpin baru Jamaah Islamiyah, sepeninggal almarhum Abdullah Sungkar.

Karena itu para tokoh-tokoh senior, tetua, dan para pemimpin lembaga afiliasi Jamaah Islamiyah, diajak berpikir rasional, supaya tidak ada kepemimpinan liar gerakan.  

Deklarasi Sentul 

Pernyataan islah dan permintaan maaf Ustadz Anshori ini merupakan penegasan atas apa yang sudah diputuskan dan dideklarasikan bersama oleh tokoh-tokoh Jamaah Islamiyah pada 30 Juni 2024 di Hotel Lor In Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

Deklarasi itu intinya pernyataan sebagai organisasi Jamaah Islamiyah telah bubar atau membubarkan diri. 

Deklarasi merupakan ujung dari pertemuan kajian di Solo 29 Juni 2024, dan hari berikutnya di Forum Silaturahmi Pondok Pesantren Jamaah Islamiyah di Bogor.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved