Polri
Tak Ada Abadi! Dulu Jenderal Umar Septono Pegang Tongkat Komando Kini Pegang Linggis
Dulu Irjen Umar Septono adalah seorang Jenderal bintang dua Kepolisian Republik Indonesia ( Polri ) kini memilih untuk menjadi petani.
Pria yang menjabat sebagai Kapolda Sulsel selama 14 bulan ini memastikan shalat berjamaah lebih penting dibandingkan urusan dunia lainnya, termasuk rapat dengan jajarannya.
Umar Septono tak hanya sekadar memerintah, tetapi memberikan contoh.
Untuk hal yang sederhana saja, dia rela dan tak sungkan memungut sampah di mana saja dia berada dan meletakkannya ke tempat sampah.
Dia juga tak mau menyia-nyiakan hadir di masjid lebih awal baik di kantor maupun kediamannya.
Sebagai kapolda, Umar pernah makan bersama tahanan dan duduk di lantai.
Tak hanya itu, Umar juga tak sungkan mengangkat beras untuk diantar ke keluarga kurang mampu.
Sebelum keberangkatannya ke Jakarta, untuk bertugas sebagai Irwasum Mabes Polri, jenderal bintang dua itu singgah ke rumah seorang ibu tuna netra.
Beberapa waktu sebelumnya, Umar pernah berjanji akan memenuhi keinginan keluarga itu, yakni sebuah sepeda motor.
Suami istri itu kebetulan tuna netra dan memiliki dua anak perempuan yang masih remaja.
Sang suami rajin shalat di masjid Polda Sulsel dan membuat Umar bahagia sekaligus haru.
Namun, pria tersebut meninggal dunia dan belum sempat memenuhi janjinya untuk membelikan motor.
"Ini rezeki dari Allah, bukan dari Pak Umar," kata Umar yang disambut tangis haru ibu itu bersama dua anak perempuannya.
Mereka tak dapat berkata-kata atas kebaikan sang jenderal, yang peduli pada kehidupan masyarakat kurang mampu.
Sang jenderal terus memotivasi keluarga ini agar terus beribadah dan anak-anak rajin sekolah.
Dia juga menyelipkan kata maaf kepada masyarakat Sulsel atas kesalahannya selama bertugas di Polda Sulsel.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.