Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilwali Semarang 2024

Sosok Bayu Airlangga Calon Kuat Wali Kota Semarang Penantang Eri, Elektabilitas Pepet Petahana

Hal serupa juga terjadi pada simulasi tiga nama yang menempatkan elektabilitas Eri pada posisi sebagai bakal calon Wali Kota Surabaya.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-Timur.com
Sosok Bayu Airlangga (kanan) calon kuat Wali Kota Semarang penantang Eri Cahyadi (kiri), elektabilitas pepet petahana. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Hasil survei elektabilitas terbaru calon Wali Kota Surabaya 2024.

Lembaga survei Accurate Research And Consulting Indonesia (ARCI) baru saja merilis elektabilitas calon Wali Kota Surabaya.

Direktur ARCI Baihaki Sirajt mengatakan, elektabilitas petahana Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi belum terkalahkan.

Posisi Eri Cahyadi masih teratas dalam beberapa skema simulasi.

"Dalam simulasi enam nama, elektabilitas Eri Cahyadi masih teratas dengan 41,2 persen, kemudian Bayu Airlangga 19,5 persen, Ahmad Dhani 13,7 persen, Hendy Setiono 9,1 persen, Kaesang Pangarep 7,9 persen, Hendro Gunawan 1,2 persen.

Pada simulasi ini masih ada 7,4 persen responden belum menjawab," kata Baihaki dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.

Hal serupa juga terjadi pada simulasi tiga nama yang menempatkan elektabilitas Eri pada posisi sebagai bakal calon Wali Kota Surabaya.

Pada simulasi tersebut elektabilitas Eri sebesar 47,5 persen.

"Disusul Bayu Airlangga 25,1 persen dan Hendro Gunawan 5,2 persen. Sementara ada 22,2 persen responden belum menjawab," ujarnya.

Kemudian, dalam pertanyaan top of mind bakal calon Wali Kota Surabaya 2024, sebanyak 29,5 persen responden menjawab Eri Cahyadi.

Persentase Eri diikuti oleh petahana Wakil Wali Kota Surabaya Armuji dengan 15,2 persen, Bayu Airlangga 13,5 persen, Kaesang Pangarep 7,1 persen, Hendy Setiono 2,1 persen. Masih ada 32,6 persen responden belum menjawab

"Yang menunjukkan progres signifikan di Surabaya ada nama Bayu Airlangga," ucapnya.

Survei ARCI dilakukan pada 1-12 Juli 2024 dengan metode stratified multistage random sampling.

Survei ini dilakukan di 31 kecamatan di seluruh Kota Surabaya dengan melibatkan 1.000 responden.

Tingkat margin of error di angka 3,5 persen dan tingkat kepercayaan di angka 95 persen.

Sosok Bayu Airlangga

Elektabilitas Terbaru Pilkada Surabaya 2024, Bayu Airlangga Muncul Jadi Saingan Baru Eri Cahyadi

Eri Cahyadi menjadi sosok terkuat pada Pilkada Surabaya 2024 mendatang.

Wali Kota Surabaya ini masuk bursa bakal calon Wali Kota Surabaya untuk periiode 2024-2029.

Hadir sebagai petahana menjadi modal kekuatan Eri Cahyadi bisa kembali mendapatkan kepercayaan warga Surabaya.

Terbukti di beberapa survei, elektabilitas Eri Cahyadi tampak mendominasi dibanding bakal calon wali kota lainnya.

Namun, bisa saja langkah Eri Cahyadi terjegal oleh para pesaing barunya.

Nama Bayu Airlangga kini semakin santer disebut-sebut siap bersaing dengan Eri Cahyadi.

Bayu Airlangga adalah Ketua Relawan Pro-Jokowi (Projo) Jatim sekaligus mantu Pakde Karwo alias Soekarwo, mantan Gubernur Jatim.

Pengamat Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Fahrul Muzaqqi menyinggung nama Bayu Airlangga yang mengemuka.

"Beberapa waktu terakhir ini nama Bayu Airlangga muncul dan cukup positif respons di masyarakat. Bayu memberi warna baru bagi masyarakat di Surabaya," katanya Minggu (16/6/2024).

Menurutnya, ada beberapa potensi Bayu Airlangga yang tak dimiliki calon lain.

Di antaranya, figur mantan Anggota DPRD Jatim ini yang berpengalaman di kontestasi politik dengan menjabat ketua relawan hingga politisi.

Bayu Airlangga yang merupakan menantu dari Soekarwo yang lebih dikenal sebagai Pakde Karwo, Gubernur Jatim dua periode 2009-2019 ini juga dinilai memiliki mesin pemenangan.

Terutama, dengan mesin pemenangan Pakde Karwo yang mengakar.

"Kans Bayu dalam hal elektabilitas figur cukup bagus dan menjual, baik dalam konteks cawali atau seandainya opsinya dia sebagai cawawali. Jadi kansnya bagus," katanya.

Kemudian, dinamika politik nasional dinilai juga memberikan keuntungan bagi Bayu Airlangga.

Selain memimpin relawan, Bayu yang juga masuk dalam Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran Jawa Timur memiliki kedekatan dengan partai pengusung pemenang pemilu.

"Kota besar seperti Surabaya akan mendapat momentum konstelasi pilpres yang akan terbawa di level pilkada. Bayu sebagai salah satu ketua elemen relawan yang turut memenangkan Prabowo-Gibran di Surabaya dan secara luas di Jatim harus bisa mengambil momentum ini," katanya.

Untuk memaksimalkan peluang tersebut, ada beberapa hal yang dilakukan Bayu Airlangga.

Pertama, Bayu harus semakin memperluas pertemuan dengan masyarakat.

"Kami melihat memang Bayu tidak hanya spekulatif di Surabaya, tapi memang sudah turun dan bergerak. Namun saya kira intensitasnya harus diperkuat lagi," katanya.

"Bayu harus bisa merepresentasikan dirinya sebagai pemimpin pro rakyat cilik seperti Pakde Karwo. Ini tidak mudah namun tentu akan membawa dampak elektoral," tambahnya.

Kedua, Bayu juga harus melakukan pendekatan kultural ke berbagai kelompok masyarakat. Di antaranya kelompok Nahdliyin dan nasionalis di Kota Pahlawan.

"Karakter warga Surabaya ini masih kental kultural, baik itu Nahdliyin dan nasionalis. Jadi itu perlu ditekankan lagi.

Ini momentum bagus untuk Bayu, asal yang bersangkutan mau memperbanyak pertemuan kultural di masyarakat," tandasnya.

Ketiga, Bayu Airlangga juga harus mengintensifkan pembicaraan dengan partai politik.

Konsolidasi partai politik bukan hanya perlu saat pencalonan, namun juga penting dalam upaya pemenangan pemilu.

Selain dengan Golkar, Bayu Airlangga sejauh ini telah menjalin komunikasi dengan Gerindra, NasDem, dan PSI.

"Seperti mendaftar di PSI ini sebuah hal bagus, mengingat tren positif yang saat ini dimiliki PSI di Surabaya," katanya.

"Di samping mendekati partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), Bayu juga harus bisa merangkul partai-partai lain seperti PKS. Mereka punya basis militan di kota metropolitan, termasuk NasDem dan PPP," jelasnya.

Berbagai upaya tersebut tidaklah mudah, mengingat saat ini juga Bakal Calon Wali Kota Surabaya dari petahana, Eri Cahyadi telah mencalonkan kembali melalui PDIP dan PKB.

"Di daerah besar itu ada kecenderungan minimnya penantang yang potensial," katanya.

"Sehingga, munculnya figur Bayu Airlangga melalui partai-partai di KIM nanti bisa menjadi harapan baru yang bisa menjadi opsi bagi masyarakat di samping petahana Eri Cahyadi.

Momentum sudah ada, tinggal Bayu harus bekerja keras di bawah. Karena bukan pekerjaan mudah mengalahkan petahana di Surabaya," tandasnya.

Survei Pilkada Surabaya 2024

Hasil survei terbaru Cawalkot Surabaya untuk Pilkada Surabaya 2024 itu dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.

Dalam hasilnya menunjukkan, nama petahana Eri Cahyadi berada di posisi puncak yakni 61,2 persen.

"Hingga periode survei, Eri Cahyadi masih mendapatkan tingkat keterpilihan atau elektabilitas tertinggi dibanding nama-nama lain yang beredar," kata Peneliti LSI Denny JA, Ari Astariadi dalam keterangan resminya, Senin (3/6/2024).

Angka tersebut, menurut Ari, muncul saat responden disodori simulasi 2 nama calon yang akan maju di Pilkada Surabaya yakni Eri Cahyadi dan Ahmad Dhani.

Hasilnya, elektabilitas Eri Cahyadi 61,2 persen, sedangkan Ahmad Dhani 4,7 persen.

Sedangkan simulasi 2 nama Eri Cahyadi dan mantan Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak, Eri mendapat 56,7 persen dan Emil Dardak 9,3 persen.

Survei juga menyandingkan nama Eri Cahyadi denyan nama figur lain dalam simulasi 3 nama dengan pertanyaan tertutup.

"Pada simulasi tiga nama dengan menyandingkan Eri, Emil, dan Dhani, Eri masih mendapat tingkat elektabilitas tertinggi, masing-masing secara berurutan 55,6 persen, 9,5 persen, dan 3,3 persen," jelasnya.

Sedangkan untuk simulasi tiga nama Eri, Emil, dan Cracy Rich Tom Liwafa, masing-masing mendapatkan tingkat elektabilitas 57,5 persen, 9,7 persen, dan 1,4 persen.

Ari menambahkan, meski secara elektabilitas masih unggul, Eri Cahyadi tetap harus hati-hati.

Sebab, Pilkada masih akan digelar pada November 2024 alias enam bulan ke depan.

"Semua kandidat dalam waktu enam bulan ke depan harus terus bergerak di masyarakat, turun melakukan sosialisasi."

"Bagi kandidat yang untuk sementara unggul, tidak boleh berpuas diri. Bagi kandidat yang elektabilitasnya belum optimal atau tertinggal, masih ada waktu untuk meningkatkan keterpilihannya," ujarnya.

LSI Denny JA menggelar survei di Surabaya pada pertengahan April 2024. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah sampel 1.200 orang, menggunakan teknik wawancara langsung.

Survei tersebut memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar 2,9 persen. 

Profil Bayu Airlangga

Bayu Airlangga adalah seorang politikus asal Indonesia.

Bayu Airlangga adalah putra dari mantan Kepala BPN Jawa Timur Gede Ariyuda.

Bayu menikah dengan putri bungsu mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo yang bernama Kartika Prawitasari.

Setelah menikah dengan anak Soekarwo, Bayu Airlangga langsung terjun ke dunia politik untuk mengikut jejak mertuanya.

Ia gabung dengan Partai Demokrat dan duduk sebagai Ketua Muda Mudi Demokrat Jatim.

Partai Demokrat membuat dirinya maju pada Pemilu 2019 sebagai calon legislatif untuk DPRD Jawa Timur.

Bayu berjuang di Daerah Pemilihan XI yakni di wilayah kelahiran Soekarwo (Kabupaten Nganjuk, Kota/Kabupaten Madiun).

Ia berhasil terpilih sebagai anggota legislatif dengan perolehan 37.501 suara.

Bayu Airlangga lalu menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi A DPRD Provinsi Jawa Timur.

Sejak dirinya mulai terkenal, ia masuk dalam radar partai untuk maju pada Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya.

Namun ia lebih memilih berfokus untuk membesarkan Partai Demokrat dan mengabaikan tawaran itu.

Tak lama setelah itu, Bayu ditunjuk sebagai (Plt) Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim yang menggantikan Renville Antonio yang menjadi Bendahara Umum Partai Demokrat.

Ia lantas berduet dengan Emil Dardak yang menjadi Plt Ketua DPD Partai Demokrat Jatim yang menggantikan Soekarwo.

Di akhir perjalanan, keduanya bersaing dalam Musda Partai Demokrat Jatim.

Akan tetapi, DPP Partai Demokrat menunjuk Emil Dardak sebagai Ketua DPD Partai Demokrat berdasarkan fit and proper test.

Hal inilah yang membuat Bayu Airlangga memutuskan mundur dari Partai Demokrat.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved