Perjuangan Toko Buku di Makassar Bertahan di Era Digital, Pasrah Tutup saat Stok Habis
“Kalau tidak bisa bertahan lagi terpaksa kita tutup. Akan ditutup setelah stok buku terjual,” ungkap Alexander pemilik Toko Buku Arena Ilmu.
Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
Hal ini sangat terasa ketika Covid-19 melanda pada tahun 2020 silam.
Pelajar dan mahasiswa ketika mengerjakan tugas tinggal mencari bahan di internet, tidak lagi ke buku.
Kondisi ini terus berlanjut sampai sekarang ini.
“Di internet semua ada, tidak lagi mencari referensi dari toko buku,” ucapnya.
Setelah 45 tahun berdiri, toko buku Arena Ilmu tinggal menunggu waktu ditutup.
Pria berusia 69 tahun ini menyebut, pembeli ke tokonya berkurang drastis.
Menurun hingga 95 persen.
Kalaupun ada yang datang bisa dihitung jari.
“Sisa lima persen yang datang membeli buku. Paling banyak lima orang. Mereka hanya mencari buku pelajaran,” sebutnya.
Alexander mengaku tak bisa lagi mempertahankan toko bukunya.
Sebab, pemasukan tak seimbang dengan pengeluaran operasional.
“Karena satu hari omzet di bawah Rp500 ribu, tidak bisa menutup biaya sehingga akan ditutup (Arena Ilmu) setelah stok buku terjual,” pungkas Alexander.
Kondisi tak jauh berbeda dirasakan toko buku Alfarabi.
Awal berdirinya animo orang terhadap buku sangat tinggi.
Namun, seiring perkembangan teknologi dan pandemi Covid-19 peminat buku menurun.
Analisis Dr Adi Suryadi Culla: Adu Kuat Danny Pomanto-Ridwan Wittiri Penentu Masa Depan PDIP Sulsel |
![]() |
---|
Anggu Rahman, Ketua RW Asal Enrekang Edukasi Warga Batua Lewat Gerakan Daur Sampah |
![]() |
---|
Wawan purnawan cs Awasi Terminal Makassar, Appi: Jangan Ikut Nyetir! |
![]() |
---|
Makassar Kembangkan Eco Circular Hub, DLH Libatkan RT RW |
![]() |
---|
Kejati Sulsel Masih Telusuri Dugaan Penyimpangan Dana Hibah KONI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.