Headline Tribun Timur
Luwu Dihantam Banjir, Poros Makassar - Palopo Sempat Terputus
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, ada lima kecamatan yang terendam banjir.
TRIBUN-TIMUR.COM - Banjir kembali melanda Kabupaten Luwu. Kali ini, lima kecamatan di daerah itu dihantam banjir dengan ketinggian hingga lutut dan paha orang dewasa, Minggu (7/7) dini hari.
Sebelumnya, Kabupaten Luwu juga dilanda banjir bandang pada Mei 2024 lalu. Banjir terpusat di Kecamatan Latimojong, namun merambah hingga ke kecamatan lain yang ada di sekitarnya.
Banjir kali ini dipicu hujan yang terus mengguyur selama berjam-jam lamanya. Akibatnya, sungai-sungai meluap ke jalan raya dan merendam rumah-rumah warga di sekitarnya.
Berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu, ada lima kecamatan yang terendam banjir.
Kelimanya adalah, Kecamatan Bua Ponrang, Ponrang Selatan, Larompong, Suli dan Suli Barat.
Baca juga: Banjir di Luwu Sisakan Endapan Lumpur di Rumah Warga
Kepala BPBD Luwu, Andi Baso Tenriesa mengatakan, Dusun Cappie, Kecamatan Larompong menjadi wilayah dengan ketinggian air yang lumayan parah.
Bahkan, kendaraan sempat merendam jalan poros Makassar-Palopo tepatnya di Desa Komba Selatan, sempat tak bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Ketinggian air di jalanan sampai paha orang dewasa. Tadi anggota dibantu dengan TNI-Polri bersama warga untuk mengatur sirkulasi kendaraan,” bebernya.
Dari laporan cepat yang ia terima, ada sekitar 500 KK terdampak banjir.
“Data laporan cepat ada 500 KK. Alhamdulillah hingga kini belum ada laporan korban jiwa,” akunya.
Selain banjir, hujan lebat juga mengakibatkan longsor di Desa Bolu, Kecamatan Bastem. Akibatnya, jalan penghubung antar desa yakni Desa Bolu, Kecamatan Bastem dengan Desa Tampumia, Kecamatan Bupon terputus.
BPD kini melakukan assesment berapa total kerugian materil akibat banjir yang merendam sejumlah titik di Luwu itu.
Seorang warga Luwu, Kamal Khatib (28) mengatakan, banjir ini terjadi kemungkinan karena adanya penebangan hutan yang tidak terkendali.
“Setiap hujan, di sini pasti banjir. Padahal, dulu jarang sekali banjir. Kalaupun banjir, airnya tidak sekeruh sekarang,” katanya.
Pemukiman warga mulai terendam sekitar pukul 09.00 Wita, dengan ketinggian hingga 90 sentimeter, akibatnya rumah warga kebanjiran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.