Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Berita Viral

Detik-detik Anak Nelayan Bugis Aco Teriak Allahu Akbar Kala Kapal Karam di Selat Lintah

Foto Aco, yang menggedong si bungsu Rahim dan si Rahman yang memeluk di puncak lunas kapal viber itu, pun viral.

|
Penulis: thamsil_tualle | Editor: Ari Maryadi
DOK WARGA VIA X MISS TWEET
Momen Aco, nelayan Bugis saat selamatkan anak ketika terombang-ambing di perairan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Ahad atau Minggu (30/6/2024). perahu ditumpanginya tenggelam. 

Hampir tiga jam, Rahim yang masih kelas 2 SD terus dibekap. Smentara si Rahman, si sulung memegang erat di pucuk kapal.

Iparnya, terombang-ambing dengan hanya memegang potongan sterofoam box.

Tiik insiden ini termasuk perairan rawan, dengan ombak rerata 2-3 meter. Jika musim transisi, ombak di perairan ini bisa mencapai 7 hingga 10 meter.

Di Selat Lintah, dikenal sebagai pusaran pertemuan arus selatan dari Samudera Hindia, dengan Laut Flores dan Laut Banda.

Kedalaman laut sekitar selat ini antara 100 meter hingga 5000 meter.

Karena berada di pusaran arus dua laut dalam, kawasan ini juga jadi perlintasan ikan karang, ikan laut dalam seperti tuna, dan ekor kuning.

Kawasan perairan ini juga rawan kecelakaan laut.

Sebelum jadi ayah empat anak, Aco adalah nelayan dan pelaut Bugis sejati.

Dia sulung dari empat saudara.

“Ayah saya orang Selayar. Sejak kelas 3 SD saya sudah melaut. Karena anak tua dan tulang punggung keluarga, dia berhenti sekolah di kelas 5 SD dan total jadi pelaut di perairan Flores.”

Artinya, hingga kini, Aco praktis sudah melaut 30 tahun.

Dia mencari ikan dari pancingan di tubiran karang gugus kepulauan Komodo.

Dia bisa melaut pukul 06.00 pagi, dan pulang ke rumah sebelum makan siang, lalu kembali melaut selepas Asar.

Istrinya, juga masih terbilang kerabatnya dari Takabonerate, Selayar.

Gugus kepualauan Selayar biasa ditempuh 12-15 jam perjalana laut ke Labuan Bajo, salah satu pelabuhan utama di Pulau Flores, Manggarai Barat.

Di Kampung Manjakala, Desa Gorontalo, termasuk kampung padat penduduk di Kecamatan Komodo.

Sekitar 45 persen warganya adalah pendatang dari Bima, Bugis, Makassar dan Jawa.

Sisanya adalah penduduk asli.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved