Petani di Sinjai Lanjut Kuliah S2 di Makassar, Burhan SJ Hasilkan 12 Buku Novel dan Antologi Puisi

“Ternyata benar, rasanya memang enak jadi petani, tidak dipecat kalau terlambat bangun, tidak dipotong gaji bila cuti,” katanya.

Dengan bertani, Burhan SJ mengaku cukup untuk kebutuhan kesehariannya.

“Lagian hasilnya juga selalu cukup untuk kebutuhan,” ujarnya.

Di samping bertani, Burhan SJ hobi menulis.

Usai pulang dari kebun, ia selalu membuka laptopnya untuk menulis.

“Sepulang dari kebun saya selalu buka laptop dan menulis, Alhamdulillah pertanian berhasil, karya-karya pada terbit,” katanya.

Saat ini Burhan SJ menanam tanaman porang.

Ia mendapat cuan jutaan rupiah sekali panen.

“Sekarang musim panen porang saja lumayan, baru seminggu panen sudah 3 ton,” ujarnya.

“Mungkin ada sekitaran 10 ton di kebun, dengan harga Rp8 ribu perkilo, lumayan untuk kebutuhan,” tambahnya.

Selain porang, Burhan SJ sejak duduk di bangku sekolah SMA juga menanan cengkeh.

“Kebun saya sekarang sisa panen semua, isinya saya tanam sejak masih sekolah sisa pemeliharaan, sehingga banyak waktu luang untuk menikmati hobi, menulis buku,” katanya.

Disela-sela kesibukannya bertani, sudah belasan buku yang ia terbitkan.

Berikut rinciannya:

1. Bahtiar bin Sabang - Pahlawan Petani Sinjai yang Tumbang Demi Membela Tanahnya Sendiri (Biografi).