Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Jakarta

Anies Sudah Komunikasi PDIP Soal Pilkada Jakarta, Balon Gubernur Bahas Hasil Pertemuan

Anies mengapresiasi DPW PDIP DKI yang sudah mengirimkan namanya ke DPP PDIP untuk diusung sebagai Bakal Calon Gubernur Jakarta

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Anies Baswedan di Kantor DPP PKB Jakarta Pusat Kamis (13/6/2024). 

Sinyal PDI Perjuangan (PDIP) yang akan mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta semakin menguat. Partai berlambang banteng itu kini memuji Anies sebagai sosok yang negarawan.

Wasekjen DPP PDIP Utut Adianto mengatakan Anies memiliki segala hal untuk diusung menjadi Gubernur Jakarta. Apalagi, eks Mendikbud RI itu juga pernah menjabat sebagai gubernur hingga capres.

Selain itu, kata Utut, Anies juga merupakan sosok yang cinta tanah air. Karena itu, PDIP pun tidak pernah meragukan lagi sosok Anies.

“Kalau menurut saya beliau pernah jadi gubernur, sudah jadi capres, pasti beliau punya kalau bahasanya Pak Luhut paten. Kalau bahasa saya beliau orang yang sangat sudahlah merah putihnya enggak diragukan,” kata Utut, Rabu (12/6).

Di sisi lain, Utut menyampaikan PDIP pun masih mempertimbangkan untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.

Khususnya, kata dia, mempertimbangkan elektabilitas dan popularitas di Jakarta.

“Kalau orang seperti saya setiap Pilkada itu kan tujuannya untuk menang. Nanti ditimbang-timbang, Pak Anies itu seperti apa, popularitas pasti, elektabilitasnya seperti apa, tidak merepotkan ideologi kami tidak,” katanya.

Kata Utut, Anies saat ini memang masih dalam pertimbangan di internal PDIP termasuk soal potensi kemenangan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

“Kalau orang seperti saya setiap Pilkada itu kan tujuannya untuk menang. Nanti ditimbang-timbang, pak Anies itu seperti apa, popularitas pasti, elektabilitasnya seperti apa,” kata Utut

Dalam momen ini, Utut menyinggung soal ideologi partai dengan kemungkinan Anies diusung oleh PDIP.

“(Apakah dia) merepotkan ideologi kami tidak? Intinya itu,” ujar Utut.

Saat ditegaskan soal pernyataannya itu, Wakil Ketua Komisi I DPR RI tersebut menyatakan kalau sejatinya Anies Baswedan sudah pernah menjadi Gubernur, bahkan berstatus sebagai petahana di Pilkada Jakarta.

Tak hanya itu, Anies Baswedan juga kata dia, pernah menjadi kontestan Pilpres.

Dua portofolio dari Anies itu yang menurut Utut menjadi bukti kalau jiwa nasionalisme dari mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut tak diragukan lagi.

“Kalau menurut saya beliau pernah jadi gubernur, sudah jadi capres, pasti beliau punya...kalau bahasanya pak Luhut, paten kalau bahasa saya beliau orang yang sangat sudahlah merah putihnya gak diragukan,” kata dia.

Kendati demikian, terkait dengan surat rekomendasi dari PDIP terhadap siapapun yang maju Pilkada termasuk untuk Jakarta, ada pada kewenangan Megawati Soekarnoputri.

Terlebih kata Utut, dalam penentuan sosok maju di Pilkada adalah target yang diutamakan adalah menang bukan hanya sekedar ikut.

“Kalau rekomendasi ya tentu wilayahnya ibu (Megawati). Ini keliatannya kan pertanyaan selalu jawabnya gitu, tetapi memang faktanya itu, kalau kita mau tempur Pilkada itu kan desainnya menang. Profil kandidatnya a, b, c, petruk, bagong, gareng, kalau kita maju sendiri kira-kira gimana, kalau kita gabung kira-kira gimana. Oke ya,” pungkas dia.

Anies Diusung PKB

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) DKI Jakarta resmi mendukung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.

Ketua DPW PKB Jakarta, Hasbiallah Ilyas, mengatakan, dukungan itu dikeluarkan setelah pihaknya mendengar aspirasi di wilayahnya, mulai dari tingkat ranting PAC, DPC hingga DPW.

“Puncaknya tanggal 8-9 itu kita mengadakan raker desk pilkada DKI Jakarta di puncak untuk menentukan calon,” ujar Hasbiallah kepada wartawan di Kantor DPW PKB Jakarta, Jakarta Timur, Rabu (12/6).

Hasbiallah mengatakan bahwa Anies merupakan calon tunggal yang didukung.

“Anies Baswedan menjadi calon tunggal, yaitu untuk mencalonkan di 2024-2029, Desk Pilkada Gubernur DKI Jakarta,” sambungnya.

Kepentingan Untuk Menyatukan

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menyoroti kemungkinan PDI Perjuangan (PDIP) mengusung Anies Baswedan di Pilgub Jakarta 2024.

Jamil mengatakan, ketertarikan antara PDIP dan Anies, apalagi kemungkinan untuk mengusung Anies, tentu sangat mengejutkan. Sebab, dua pihak ini berbeda ideologis.

Menurutnya, PDIP merupakan partai penganut nasionalis, sedangkan Anies dinilai lebih agamis. Oleh karena itu, PDIP dan Anies kerap diibaratkan seperti minyak dan air yang sulit untuk disatukan.

Namun, kata Jamil, jika ada ketertarikan di antara kedua pihak tersebut, maka ada kepentingan bersama yang menyatukan mereka.

“Jadi, kalau dua pihak itu saling tertarik, apalagi PDIP membuka peluang ingin mengusung Anies, tentu ada kepentingan bersama untuk menyatukan mereka. Kepentingan itu tentu sangat prinsip sehingga untuk sementara dapat mengalahkan ideologi yang mereka anut,” ucap Jamil, Senin (10/6).

Jamil menuturkan, apabila dirunut ke belakang, ketertarikan dan kemungkinan PDIP akan mengusung Anies, muncul setelah Mahkamah Agung (MA) mengeluarkan Putusan Nomor 23 P/HUM/2024 tentang perubahan usia bagi calon gubernur dan wakil gubernur.

Hal itu kemudian dipertegas oleh Kaesang Pangarep yang ingin maju bersama Anies di Pilgub Jakarta.

Jamil menilai, sinyal dari Kaesang itu tampaknya menjadi peringatan dini bagi PDIP akan adanya ancaman pada Pilkada Jakarta 2024.

“PDIP khawatir bila Anies mau berpasangan dengan Kaesang, maka peluang mereka untuk menang di Jakarta semakin kecil.

Sebab, massa pendukung Anies dan massa pendukung Jokowi dapat bersatu untuk memenangkan Anies-Kaesang,” jelasnya.

“Kalau hal itu terjadi PDIP tentu akan semakin lemah di Jakarta. Padahal PDIP juara kedua dalam Pileg 2024,” tambahnya.

Untuk mencegah hal itu, PDIP coba merangkul Anies melalui PKB. Menurutnya, pendekatan itu tampaknya untuk menyakinkan Anies dan koalisi perubahan untuk bersatu melawan Kaesang bila maju di Pilgub Jakarta 2024.

“PDIP ingin membangun kebersamaan dengan Anies dan koalisi perubahan untuk menjadi Kaesang sebagai musuh bersama.

Bagi PDIP, kepentingan menggagalkan Kaesang dalam Pilgub Jakarta 2024 jauh lebih urgent daripada mempersoalkan perbedaan ideologis dengan Anies,” ucapnya.

Sehingga, katanya, peluang PDIP dan Anies akan bersatu dalam Pilgub Jakarta 2024 akan semakin besar bila Kaesang maju di Jakarta.

PDIP akan berusaha membendung dominasi politik keluarga Jokowi.

Kemudian, Jamil menyoroti hal yang relatif sama juga akan dilakukan PDIP di Sumatera Utara.

PDIP akan berupaya mencari cagub yang berpeluang mengalahkan menantu Jokowi, Bobby Nasution.

“Jadi, PDIP berpeluang menanggalkan ideologinya dalam Pilkada 2024 demi membendung dominasi politik keluarga Jokowi,” kata Jamil.

Indikasi itu tampaknya akan jelas bila nantinya PDIP jadi mengusung Anies dalam Pilgub Jakarta 2024.

Tentu semua itu berpeluang terjadi bila Kaesang maju pasa Pilgub 2024.

Akademisi Universitas Esa Unggul itu menilai, apabila itu terjadi, maka Pilgub Jakarta berpeluang hanya dua poros.

Poros pertama biasa jadi partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM), sementara poros kedua PDIP bersama Koalisi Perubahan.

Hanya saja poros kedua dapat terwujud bila PKB dan Nasdem tetap komit pada Anies.

Bila tidak, tentu PDIP dan PKS yang mengusung Anies. Namun sinyal PKB dan Nasdem tampaknya masih kuat untuk mengusung Anies.

Karena itu, dua poros itu berpeluang kuat bertarung di Pilgub Jakarta 2024.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved