Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilkada Jakarta

Alasan Kaesang Ajak Anies Baswedan Duet di Pilkada Jakarta saat Nasdem Bersikeras Usung Eks Capres

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonsia (PSI) Kaesang Pangarep mengungkap alasannya duet di Pilkada Jakarta 2024.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Putra bungsu Presiden Jokowi ajak mantan calon presiden Anies Baswedan duet di Pilkada Jakarta 2024 mendatang. 

Itu harus kita underline (garis bawahi) and bold (dan tebalkan), tidak pernah.

Siapapun itu, yang terbaik kami akan dukung, nah ukuran yang terbaik itu kan pasti selalu ada, dan untuk Jakarta kami di NasDem Jakarta masih yakin Pak Anies yang terbaik.

Perolehan suara NasDem di DPRD DKI Jakarta hanya 8,99 persen atau 11 kursi, sedangkan syarat formal untuk mengusung sendiri Bacagub Jakarta adalah 20 persen atau 22 kursi. Bagaimana NasDem akan membangun koalisi untuk mendukung Anies?

Kami colek bestie kami dulu, kan ada PKS dan PKB. Tapi saya rasa bestie kami mau juga, mereka memiliki kesepahaman tentang ini, tinggal kita lihat pendampingnya siapa.

Siapa figur yang paling pas mendampingi Anies Baswedan saat Pilkada Jakarta 2024?

Karena NasDem sudah terasosiasikan kental dengan Mr Anies, saya rasa ada baiknya ini dibicarakan oleh teman-teman koalisi.

Kalau kita ngomong dari rentetan Pilpres, kan sudah dapat tuh PKB (Cawapres), yah mungkin nanti dari PKS.

Anda sendiri tidak berminat untuk mendampingi Anies Baswedan di Pilkada Jakarta?

Saya merasa butuh waktu untuk lebih berproses di DPRD, kalau pun ke depan seperti apa, tapi tidak sekarang.

Yah mungkin figur lain.

Untuk calonnya, saya kira ada tiga ya, ini dari imajinasi saya saja, mungkin ada satu independen kan.

Bagaimana Anda mendorong Anies Baswedan untuk bisa mendapatkan suara 50 persen+1 persen sehingga Pilkada hanya berlangsung satu putaran?

Ini pembicaraan sudah konteks pemenangan padahal itu yang bersangkutan juga belum memutuskan.

Jadi masih sangat jauh yah, tapi kita lihat lah.

Kita kan nggak bisa analisis terlalu jauh dulu ya tapi bila pun itu terjadi ya pasti banyak variabel yang kami kerjakan.

Saya komunikasi intens dengan beliau saya 'memaksa' beliau untuk kembali.

'Ini Bapak lihat masalah ini, Bapak lihat masalah ini'.

Kata dia, 'Tunggu Wibi, rehat dulu sampai halal bihalal Timnas' (AMIN), beliau sampaikan kasih waktu sejenak.

Tapi waktu itu hadapan warga Kampung Jaringan Rakyat Miskin Kota di Muara Baru, Jakarta Utara, Minggu (19/5/2024), dia sudah ada gestur ingin menjawab.

Nah ini kan sudah sinyal-sinyal dan kami tangkap sinyal positif, bahwa beliau memang mau.

Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama, tapi saya tidak tahu ya tapi saya harapkan seperti itu.

Kenapa Anda menggunakan frasa 'memaksa' Pak Anies?

Saya meminta lebih tepatnya, karena dia bukan kader NasDem kan.

Saya memang meminta beberapa kali kepada beliau untuk maju lagi, tapi mungkin waktu itu kan fasenya baru selesai Pilpres, banyak hal yang mungkin butuh beliau turunkan dulu tensinya.

Proses ini agak panjang, melelahkan gugatan di MK dan hasilnya beliau juga menerima dan mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Pak Prabowo dan Mas Gibran, bahwa fase etape Pilpres telah usai.

Timnas AMIN juga sudah dibubarkan secara official, ya pada saat itu mungkin dia akan call of duty, ada panggilan nggak untuk saya? 

Besarnya Pengaruh Anies dan Politik Surya Paloh

Meski pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) yang diusungnya kalah bertarung, tapi suara Partai NasDem saat ajang Pemilihan Legislatif (Pileg) justru meroket.

Pada Pileg 2019 lalu, NasDem hanya memperoleh 309.790 suara dengan tujuh kursi, kini pada Pileg 2024 bertambah menjadi 545.235 suara dengan 11 kursi.

Dengan perolehan kursi ini, NasDem menempati urutan keempat di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Artinya NasDem berhak menempatkan kadernya terpilih sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Ketua DPW Partai NasDem DKI Jakarta Wibi Andrino berbicara soal meroketnya perolehan kursi partai besutan Surya Paloh, yang tak lain adalah pamannya sendiri.

Wibi yang juga caleg incubment ini mengungkap sosok yang kemungkinan menempati kursi pimpinan di Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Namun pada umumnya, kursi pimpinan dewan akan diisi oleh kader yang menjadi pengurus partai di tingkat wilayah setempat, mulai dari Ketua, Sekretaris hingga Bendahara.

Jika menilik lebih jauh, Wibi berpotensi menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta.

Kepada Manager Online Warta Kota, Dr Suprapto, Wibi menjelaskan mekanisme penentuan kursi pimpinan DPRD DKI Jakarta di NasDem.

Berikut kutipan wawancara Wibi Andrino dengan Dr Suprapto di Studio Tribun Network, Jakarta Pusat pada Selasa (21/5/2024) lalu :

Perolehan kursi Partai NasDem di DPRD DKI Jakarta saat Pileg 2024 naik dibanding 2019 lalu, dari tujuh kursi sekarang 11 kursi. Bagaimana Anda memaknai fenomena kenaikan kursi?

Tentu kami dari Partai Nasdem mensyukuri ya bahwa lonjakan kursi ini merupakan amanah besar buat kami di NasDem Jakarta, bahwa ke depan banyak hal-hal yang harus kami kerjakan di Jakarta.

Kepercayaan itu tidak mudah untuk bisa diemban dan harus dibuktikan kepada masyarakat untuk kembali ke mereka.

Tetapi konteks daripada kenaikan kursi memang kami nggak bisa abai bahwa konsolidasi struktur sangat amat diutamakan.

Partai Nasdem bertumbuh dari lima kursi (Pileg 2014) menjadi tujuh kursi (Pileg 2019) lalu menjadi 11 kursi (Pileg 2024), itu kan peningkatan dari periode ke periode.

Kami juga nggak bisa abai, bawah pilihan-pilihan politik yang digagas oleh Sang Maestro Bapak Surya Paloh (Ketua Umum Partai NasDem) juga berimplikasi terhadap sistem di Jakarta.

Dimulai kami mendukung Pak Jokowi tahun 2014 (Pilpres) itu Partai NasDem mudah dikenal oleh masyarakat ketika kami memilih Jokowi, kemudian 2019 juga seperti itu.

Pada pemilu yang kemarin di 2024, Partai NasDem mendukung former Governor of Jakarta (mantan Gubernur Jakarta), siapa yang tidak tahu Bapak Anies Baswedan di Jakarta.

Tentunya efek ekor jas itu dirasakan oleh Partai Nasdem di Jakarta, peningkatan itu naik dan alhamdulillah kami bisa mendapatkan kursi di pimpinan DPRD besok (pelantikan saat Agustus 2024).

Apakah itu karena efek ekor jasnya semata dan manuver Ketua Umum tanpa kontribusi yang signifikan dari teman-teman kader atau bagaimana?

Itu kan variabelnya besar ya pasti ada peran caleg di situ, masing-masing caleg itu kan punya basis massanya sendiri.

Bisa dikatakan misalnya saya di Jakarta Selatan, di wilayah saya pasti juga ada sumbangsih dan juga teman-teman lain yang terpilih hari ini.

Tentu juga kerja-kerja daripada struktural partai karena NasDem merupakan partai kader, kami memiliki struktur sampai dengan tingkat bawah dan hari ini terus bertumbuh.

Sekarang adalah bagaimana the next step (langkah selanjutnya) memantik untuk generasi berikutnya untuk bisa joint force (menggabungkan kekuatan) dengan Partai NasDem.

Apa yang dilakukan secara konkret oleh kader-kader partai, terutama yang langsung berhubungan dengan masyarakat sehingga bisa berkontribusi positif terhadap perolehan suara?

Tentu kerja politik, nggak mungkin tanpa kerja politik masyarakat tahu tentang Nasdem.

Ya kita lihat kami mempunyai tujuh kursi DPRD Pileg 2019, itu tidak besar dan tidak mewah tapi kami harus berisik (menyuarakan aspirasi rakyat).

Nah yang dikerjakan oleh teman-teman tujuh orang ini, saya rasa cukup dirasa dan diketahui bahwa NasDem punya khasnya sendiri di DPRD.

Kerja politik yang dimaksud hanya berbicara saja atau langsung kerja konkret ke akar rumput?

Iya tentu kalau misalnya bicara tentang eksekusi itu kan ranahnya eksekutif, kami legislatif bagaimana mengawasi kerja dari eksekutif.

Kalau eksekutifnya banyak salah dan banyak masalah, kerja legislatif pasti akan lebih banyak.

Nah dalam periode kemarin di 2019-2024 ini kami merasa di akhir-akhir masa menjelang Pemilu itu banyak hal-hal yang luar biasa terjadi.

Ini disuarakan Partai NasDem, mulai dari pertama yang paling ramai dibicarakan oleh masyarakat Jakarta kemarin tentang masalah Kartu Lansia Jakarta (KLJ) dikurangi dari Rp 600.000 menjadi Rp 300.000.

Belum lagi permasalahan PPDB (penerimaan peserta didik baru), permasalahan Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) yang sempat ramai viral di mana-mana bantuan untuk anak sekolah, dan sekarang malah lebih ramai lagi tentang UKT (uang kuliah tunggal) yang naik.

Belum lagi masalah konflik sosial yang terjadi di masyarakat Kampung Bayam, Jakarta Utara dan isu-isu sosial lainnya di Jakarta.

Ini yang harus kami dengungkan dan disampaikan kepada masyarakat tentang kritik-kritik kami pada eksekutif sebagai fungsi pengawasan kami.

Dengan perolehan 11 kursi ini, NasDem menjadi partai di urutan kelima di DPRD DKI Jakarta, sehingga berhak mendapat kursi pimpinan. Siapa yang akan mengisi kursi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari NasDem?

Jakarta ini khusus, ini selera langsung Pak Surya, dan beliau menempatkan saya menjadi Ketua DPW NasDem di Jakarta, pasti juga berdasarkan berbagai pertimbangan.

Untuk menjadi unsur pimpinan besok juga itu akan langsung dalam teropongnya Pak Surya, siapa yang layak mempunyai kapabilitas dari unsur pimpinan di DPRD.

Kami masih menunggu karena proses verbalnya ini sedang berjalan.

Biasanya sosok yang menjadi pimpinan partai di wilayah dan lolos di legislatif, cenderung akan menjadi pimpinan dewan. Anda siap?

Masalah pimpinan ini adalah masalah strategi politik, ini nggak ada kaitannya dengan dia misalnya mengakar atau apa.

Anggota DPRD punya fungsinya untuk mengurus konstituennya tetapi ketika berbicara dalam konteks pimpinan, ini pasti langkah-langkah strategi.

Orang ini harus memang yang mempunyai komunikasi yang erat dengan DPP sehingga seirama. Apa yang diinginkan oleh DPP dilaksanakan oleh teman-teman di tingkat provinsi, terutama di sektor pimpinan di DPRD.

Dalam pandangan Anda sebagai pimpinan Partai Nasdem di Jakarta, dari 11 caleg yang lolos. Siapa yang bisa menjawab kriteria itu?

Semua punya kapasitasnya, semua punya kredit plus minusnya dan itu akan dilihat langsung oleh pimpinan kami di DPP.

Tetapi kalau kami mengusulkan pasti ada beberapa nama yang baik, terutama yang hari ini misalnya petahan yang terpilih kembali.

Kami ada empat, ada saya sendiri, ada Kakak Nova Paloh di situ, ada Haji Muhammad Idris, sang putra Pulau Seribu.

Warga Kepulauan Seribu yang pertama kali menjadi anggota dewan, kami juga ada  Jupiter yang memperoleh suara terbanyak Partai Nasdem di DKI.

Kami juga punya Ongen Sangaji, teman kami dari Partai Hanura mantan anggota DPRD yang pindah ke NasDem dan terpilih kembali.

Ada juga Kakak Riano Ahmad yang dulu dari PAN, juga pindah ke NasDem, itu dia incumbent juga.

Belum juga ada anggota-anggota dewan baru yang menurut saya punya kapasitas. Jadi dari sebelah sini, ini punya warnanya masing-masing tinggal seleranya Pak Surya ini, sekarang Nasdem di Jakarta mau main musik apa?

Kami kan berorkestra ini, mau hardcore, slow pop atau mau dangdut juga bisa.

Apa isu yang harus menjadi perhatian di Jakarta di masa mendatang?

Kalau bicara mengenai Jakarta, yang paling menjadi perhatian pribadi saya adalah masalah kependudukan.

Hari ini Jakarta melting pot (titik pertemuan), ketika masalah kependudukan ini tidak bisa terurai dengan baik, dengan daerah-daerah penyangga, Jakarta selalu jadi kubangan.

Di mana semua permasalahan ada, dari masalah sosial, kesehatan pendidikan dan lain-lain masalahnya akan di Jakarta.

Nah memang desain yang dilakukan oleh pemerintah pusat lewat Undang-Undang DKJ tentang adanya aglomerasi, ini menarik sebenarnya dalam konteks pemerataan masalah kependudukan.

Ketika kita membangun suatu moda transportasi yang terintegrasi dari luar sehingga orang kerja di Jakarta agak mudah, kemacetan terurai, orang stresnya hilang, polusi juga akan menurun dan lain-lain.

Nah ini yang harus dilihat baik dari segi daripada kependudukan, dari sektor ekonomi juga menjadi perhatian maka concern (fokus) kami adalah bagaimana meningkatkan, menumbuhkan keberpihakan ekonomi dalam masyarakat rentan.

Kaum perempuan, lansia dan jangan sampai dari lansia itu juga diabaikan karena mereka juga bisa produktif.

Kemudian masalah kekerasan dari rumah tangga, karena persoalan rumah tangga bisa terjadi jika ada yang tidak harmonis.

Lalu bagaimana tumbuh kembang anak itu juga kita perhatikan, jadi banyak hal yang menjadi perhatian serius NasDem di Jakarta yang nanti di periode nanti, kami bisa sinkron dengan pemimpin yang memang mempunyai visi yang sama dengan NasDem Jakarta. (faf) 

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com

Sumber: Kompas.TV/Tribunnews.com

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved