Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Network Angkat Citra Produk UMKM Lewat Mata Lokal Fest 2024

Upaya Tribun Network mendorong para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) untuk dapat meningkatkan kapabilitas dan posisinya di pasar serta

Editor: Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra menyerahkan sertifikat kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pada acara Mata Lokal Fest yang diselenggarakanoleh Tribun Network di Jakarta, Jumat (17/5/2024). Mengangkat tema Local Thriving in Digital Era, Mata Lokal Fest menjadi satu upaya dan wujud komitmen Tribun Network dalam memberdayakan lokal bersama para pemangku kepentingan yang terlibat. 

“Dalam kaitannya dengan era digital dan produk buatan dalam negeri, kita harus terus gaungkan Gerakan Bangga Buatan Indonesia. Mudah-mudahan dukungan Tribun Network bukan hanya menjadi gerakan bangga, tapi jadi gerakan beli produk dan memakai produk nusantara,” terangnya. 

Sandiaga juga menyebut, bahwa UMKM telah memainkan peran bahwa ekonomi kreatif adalah ekonomi masa depan Indonesia.

“Alhamdulillah, ekonomi kreatif kita telah menembus tiga besar dunia. Hanya kalah dari Amerika dan Korea. Jadi kalau di Amerika Serikat punya Hollywood, Korea punya Drakor, Indonesia punya Drahor, Drama Horror,” ucap Sandiaga.

“Kalau mereka punya Country Music dan Jazz Music, Korea punya K-Pop, kita punya D-Pop. Dangdut K-Pop. Dan semuanya di seluruh dunia, mulai dari Turki sampai Korea, sangat dangdut. Dan kalau kita orang Indonesia tidak suka dangdut, maka sungguh? Terlalu,” ujar pria yang punya hobi lari pagi ini.

Sandiaga menambahkan, bahwa kementerian yang dipimpinnya tengah mendorong sebuah gerakan yang disebut sebagai warung Rojali.

Sebab, dia mengatakan, gerakan itu digagas dengan melihat fenomena di lapangan agar para wisatawan bisa membeli produk buatan Indonesia.

"Nah ini untuk melawan fenomena wisatawan yang hanya Rohali. Apa itu Rohali? Wisatawan yang hanya rombongan liat-liat. Jadi kalau Rohali itu rombongan yang hanya liat-liat. Nah kita mengubah para nikmat menjadi warung Rojali, yaitu warung untuk rombongan yang jajan-jajan dan beli-beli produk UMKM lokal,” jelasnya.

Sorot kelompok mapan

Bambang Soesatyo yang akrab disapa Bamsoet turut menyoroti permasalahan produk lokal yang ada di tanah air.

Di mana, ada kencenderungan kelompok mapan enggan menggunakan produk UMKM lokal.

Hal tersebut bisa dilihat dari sejumlah produsen lokal yang mulai gulung tikat akibat serbuan produk luar negeri.

“Biasanya kalau sudah mapan itu, pasti yang dipakai adalah yang brand atau merk. Jadi ada gensi kalau pakai produk lokal. Sampai pabrik Bata tutup, karena serbuan industri atau barang-barang impor yang lebih murah, lebih bagus dilihatnya, dan lebih memiliki kualitas yang baik,” ucap Bamseot.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, bahwa tantangan itu harus dijawab dengan terus-menerus mendorong para pelaku UMKM untuk mau menekuni bidangnya dan tidak tergiur yang tadinya produsen menjadi importir.

“Kenapa? Karena meng-import lebih menjanjikan untungnya. Betul? Tidak ada resiko. Tinggal beli, naikin harga, untung. Sementara kalau kita industri sendiri buat sendiri, resiko agar karyawan menuntut, naik gaji terus. Misalnya,” ucapnya.

“Belum lagi resiko regulasi yang tidak menentu, bunga bank naik terus, regulasi berubah-ubah, dan seterusnya. Itulah problem tantangan yang akan kita hadapi dan selalu kita hadapi ke depan,” sambung Bamsoet.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved