Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Banjir Luwu

Pengungsi Korban Banjir-Longsor Luwu Sulsel Capai 2.082 Orang

Sejumlah pengungsi yang terdata terbagi menjadi dua, ada yang berasal hasil evakuasi tim SAR gabungan dan evakuasi mandiri dengan berjalan kaki.

Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUH SAUKI MAULANA
Potret rumah warga di Desa Bonelemo, Kecamatan Bajo Barat, Kabupaten Luwu rusak parah diterjang banjir bandang. BPBD Luwu mencatat 2.082 jiwa warga terdampak masih mengungsi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Dua pekan pasca bencana banjir-longsor, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan ribuan orang masih mengungsi.

BPBD Luwu mencatat 2.082 jiwa warga terdampak masih mengungsi.

"Total warga Kecamatan Latimojong yang kini masih mengungsi 1.898 orang. Sedangkan untuk warga Suli 27 orang dan Suli Barat 9 orang," beber Kepala BPBD Luwu, Andi Baso Tenriesa, Selasa (14/52024).

"Ditambah 1 warga Bajo dan 1 Bajo Barat, dan Bupon 52 orang," tambahnya.

Sejumlah pengungsi yang terdata terbagi menjadi dua, ada yang berasal hasil evakuasi tim SAR gabungan dan evakuasi mandiri dengan berjalan kaki.

Baca juga: Korban Bertambah, Tim SAR Gabungan Temukan Wahir Tertimbun Material Longsor di Masakke Luwu Sulsel

Bencana hydrometereologi yang menewaskan belasan orang itu juga membuat ribuan rumah warga terendam.

"Rumah hanyut dan rusak berat total ada 437 unit. Sementara rumah terendam banjir 4.540 unit," akunya.

Selain rumah warga, sejumlah fasilitas umum juga rusak tersapu banjir.

Salah satunya, intake air baku pakebangan di Kecamatan Suli yang jebol dihantam banjir.

Jaringan pipa transmisi air yang berada di bantaran sungai rusak dan memerlukan rekonstruksi.

Akibatnya, 4.800 rumah yang terhubung terancam krisis air bersih.

Menyikapi hal itu, Kepala BBWS Pompengan Jeneberang Suryadarma mengaku, akan menyiapkan tiga pompa.

Pompa inilah yang akan mensuplai kebutuhan air warga yang terdempak.

Baca juga: Korban Bertambah, Tim SAR Gabungan Temukan Wahir Tertimbun Material Longsor di Masakke Luwu Sulsel

"Untuk sementara, karena bersifat darurat, kami merencanakan pengadaan tiga pompa air. Tiga unit itu dengan kapasitas 20 liter per detik," jelasnya.

Kata Suryadarma, rusaknya jaringan pipa transmisi yang berada di intake air baku pakebangan rentan.

Kendati demikian, akan ada dua opsi proses rekonstruksi yang akan berjalan di tahun 2024 atau 2025.

"Kalau bisa dilaksanakan di tahun 2024, pelaksanaan konstruksi selama empat bulan akan kita laksanakan di situ. Tetapi apabila butuh jangka waktu lebih dari itu, maka kita akan usulkan tahun depan," tambahnya.

Dirinya menambahkan, BBWS Pompengan Jeneberang telah menginventarisir fasilitas dan infrastruktur hang rusak pasca bencana.

Pihak BBWS Pompengan Jeneberang menerapkan masa tanggap darurat dari 3 April - 16 Mei.

Dirinya menambahkan, Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin telah menegeluarkan surat keputusan darurat bencana.

Oleh karenanya, BBWS Pompengan Jeneberang bisa mengelola Rp5 miliar dana menghadapi bencana Luwu.

"Prioritaskan menangani tanggul jebol pada Sungai Sirata itu mengalami jebol. Kami sudah mengupayakan untuk melakukan penanganan," bebernya.

"Dan ketiga, untuk tanggap darurat juga, ada beberapa titik tanggul jebol pada Sungai Lamasi. Ada sekitar 12 titik. Dan itu berdampak pada 3 desa. Pertama Desa Pompengan Tengah, Tolemo dan Kendekan," tutupnya.(*)

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved