Banjir Luwu
Korban Bertambah, Tim SAR Gabungan Temukan Wahir Tertimbun Material Longsor di Masakke Luwu Sulsel
Korban tewas akibat bencana tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) bertambah. Terbaru, Wahir (63) warga asal Dusun Masakke.
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU - Korban bencana tanah longsor di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel) bertambah.
Tim SAR gabungan kembali menemukan korban jiwa di bawah tumpukan material longsor.
Jasad pria bernama Wahir (63) warga asal Dusun Masakke, Desa Suka Damai, Kecamatan Walenrang Timur.
Sekretaris BPBD Luwu, Aminuddin mengaku, korban sehari-hari bekerja di kebun di perbatasan antara Kecamatan Latimojong dan Bua Ponrang.
"Memang berkebun dan bermalam di pondok yang ada di kebunnya. Lokasinya di batas Kecamatan Latimojong dan Bua Ponrang," akunya, Senin (13/5/2024).
Kata Aminuddin, korban dilaporkan hilang oleh menantunya sendiri pada Sabtu, (11/5/2024) sepekan pasca kejadian tanah longsor terjadi.
"Menantu korban yang melapor ke Desa Pangi, Kecamatan Latimojong. Karena tidak kembali pasca longsor. Dan kemarin ditemukan sekitar pukul 10.30 Wita oleh masyarakat dan aparat desa," bebernya.
Aminuddin menambahkan, korban dievakuasi dengan berjalan kaki sejauh 6 kilometer dari Desa Laenggang.
"Akses dari pusat Desa Malenggang ke kebun ditempuh dengan berjalan kaki. Korban sudah dijemput mobil ambulans Desa Sukadamai ke Desa Malenggang dan langsung dibawa ke rumah duka ke Desa Suka Damai," ujarnya.
Baca juga: Arus Listrik Terputus, Warga Lambanan Luwu Sulsel Andalkan Genset Rakitan dari Mesin Kopi
Ditemukannya jasad Wahir, menambah daftar korban baru akibat bencana banjir-longsor yang menimpa Luwu.
BPBD merincikan, total korban kini berjumlah 14 orang.
"Korban tanah longsor Latimojong 8 orang, ditambah korban banjir Suli Barat 4 serta 1 korban hanyut di Suli. Ditambah satu korban tanah longsor di Kecamatan Bua Ponrang," jelas Aminuddin.
Ratusan Warga Latimojong Luwu Sulsel Minta Dievakuasi, Takut Longsor Susulan
Sepekan sudah banjir bandang dan longsor melanda Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Proses evakuasi terus dilakukan tim SAR gabungan TNI-POLRI dan BNPB.
Data diperoleh per Jumat (10/5/2024), ada 481 dari total 3000an warga Kecamatan Latimojong dievakuasi ke posko induk Lapangan Andi Djemma, Kota Belopa, Kabupaten Luwu.
Dari total 481 penyintas bencana itu, 262 orang dievakuasi melalui jalur udara yaitu helikopter Caracal TNI AU, heli AW 169 Polda Sulsel dan heli BNPB.
Sementara 219 lainnya terevakuasi melalui jalur darat, baik menggunakan mobil ataupun berjalan kaki.
Banyaknya warga memilih mengevakuasi diri dari kawasan pegunungan Latimojong itu, bukan tanpa alasan.
Pasalnya, mereka dihantui rasa trauma dan khawatir akan adanya longsor susulan.
Seperti yang dilakukan warga Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong, Kabupaten Luwu.
Mereka memilih menerobos jalur bekas longsor dengan berjalan kaki untuk mengungsi meninggalkan desanya.
Para pengungsi ini terdiri dari lansia dan ibu-ibu dan anak-anak.
Mereka rela jalan kaki dari Desa Buntu Sarek, Kecamatan Latimojong menuju Salumbu, Kecamatan Bajo Barat, sejauh 20 kilometer.
Baca juga: Kisah Pasutri dan Anaknya di Pelosok Luwu Sulsel, Jalan Kaki 20 Km Selamatkan Diri dari Longsor
Mereka berjalan kaki menyusuri pegunungan bersama anak-anak dan bayinya.
Salah seorang pengungsi, Misra (27) mengatakan, dia hanya membawa makanan dan minuman seadanya sebagai bekal dalam perjalanan.
Rasa haus dan lapar pun harus ditahan demi sampai ke Posko Induk.
"Kami subuh-subuh jalan kaki menyusuri longsoran dan jalan rusak, jaraknya itu sekitar 20 kilometer dari Buntu Sarek ke Kadundung," kata Misra dikutip Kompas.com.
Misra mengaku berjalanan kaki bersama suami dan dua anaknya. Dalam perjalanan, mereka saling bergantian menggendong sang anak.
"Kami bergantian menggendong satu anak kecil kami. Kalau anak yang satu sudah bisa jalan hanya saja kalau kecapekan kami istirahat dulu, bahkan anak kecil kami yang satu sesekali digendong oleh bapaknya,” ucap Misra.
Katanya, bila persediaan air dibawa habis, warga mengambil air dinsungai atau sumber mata air lainnya.
"Kami hanya membawa mi instan karena bahan makanan sudah habis, kalau dapat air bersih itu yang kami ambil untuk diminum, jadi anak kami hanya makan mi instan," bebernya.
Setelah sampai di kawasan Salumbu, mereka pun akhirnya diantar oleh tim relawan ke Desa Kadundung untuk dievakuasi menggunakan mobil ke Posko Induk.
"Di Kadundung baru ada mobil dan mengantar kami ke sini di Posko induk," tutur Misra.
Kepala Desa Buntu Sarek Sabil mengungkapkan, terdapat puluhan titik longsor di wilayahnya.
Selain itu masih ada warga mau dievakuasi.
"Ada 400 warga di Buntu Sarek dan mereka ingin segera dievakuasi, mengingat kondisi cuaca masih sering terjadi hujan deras,” bebernya Sabil.
Helikopter yang disiagakan di Posko Induk Lapangan Andi Djemma, jumlahnya hanya mencapai empat unit.
Yaitu, satu unit helikopter AW 169 dari Polda Sulsel, satu heli Caracal dari TNI AU, satu heli TNI AD di Bua dan satu heli dari BNPB.
Empat unit pengangkut udara ini, pun kadang menghadapi kendala cuaca saat melakukan proses evakuasi.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan, bahwa tambahan helikopter jenis caravan rencananya dikerahkan untuk membantu evakuasi warga Latimojong yang masih terisolir.
"Helikopter caravan dikerahkan BNPB untuk evakuasi warga sakit, jika memang tidak bisa ditangani di sini bisa dibawa langsung ke Makassar," jelas jenderal bintang tiga itu ketika menyambangi lokasi posko induk tanggap darurat bencana, Lapangan Andi Djemma, Kota Belopa, Selasa (7/5/2024).
Bahkan, pihaknya telah menyiapkan sebanyak tiga helikopter untuk fokus mengevakuasi warga sakit dan anak-anak.
"Saat ini ada tiga angkutan udara yang kami siapkan itu juga digunakan untuk evakuasi masyarakat yang sakit," tambahnya.
Kepala BPBD Luwu A Baso Tenriesa mengaku BNPB pusat tidak pernah menjanjikan adanya penambahan lima helikopter.
"Tidak menjanjikan lima, cuman BNPB ada pesawat. Kan ini pesawat heli yang ada dari TNI AU, TNI AD, Kepolisian, dan BNPB," ungkap Baso.
Menurutnya, lima heli disebut sudah berada di lokasi, yaitu dari unsur TNI AU, TNI AD, Polri dan BNPB.
"Bukan BNPB (janjikan) lima, tapi ini pesawat (helikopter) yang ada ini ada dari kepolisian, ada TNI AD, dan ada dari TNI AU," sambungnya.
Baso bilang, helikopter disediakan hanya untuk fokus melakukan evakuasi terhadap para korban yang sakit dan anak-anak.
"Memang ini disiapkan tidak untuk orang yang tidak sakit, yang disiapkan pesawat (helikopter) ini untuk membawa makanan, orang yang sakit. Bukan untuk orang yang sehat," sebutnya. (*)
Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana
5 Bendung Rusak di Luwu, Ribuan Hektare Sawah Terancam Gagal Tanam |
![]() |
---|
Banjir Rendam 55 Rumah Warga di Walenrang Timur Luwu |
![]() |
---|
Banjir Tutup Jalan Poros Makassar–Palopo di Larompong Selama 2 Jam |
![]() |
---|
5 Kali Cappie Luwu Terendam di Mei 2025, Jalan Rusak dan Sungai Makin Dangkal |
![]() |
---|
BREAKING NEWS: Banjir Rendam Larompong dan Larompong Selatan Luwu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.