Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Jabar 2024

Elektabilitas Terbaru Pilgub Jawa Barat, Ridwan Kamil vs Dedi Mulyadi, Iwan Bule Posisi 3 Tertinggal

Elektabilitas kedua tokoh ini jauh meninggalkan nama-nama lainnya seperti M. Iriawan atau Iwan Bule di urutan ketiga sebesar 3,25 persen.

Editor: Ansar
TribunTrends.com
Hasil survei terbaru elektabilitas 10 bakal calon Gubernur Jawa Barat. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Hasil survei terbaru elektabilitas 10 bakal calon Gubernur Jawa Barat.

Pemilihan gubernur Jabar menjadi ajang pertarungan partai Golkar, PAN hingga Gerindra.

Pilkada Jawa Barat akan digelar pada 27 November 2024 mendatang.

Eletabilitas petahana Ridwan Kamil mulai dibayangi oleh politisi Gerindra, Dedi Mulyadi.

Hal ini terekam dalam hasil jajak pendapat yang digelar Lembaga Survei (LS) Visi Nusantara pada 25 April hingga 3 Mei 2024 di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.

"Elektabilitas Ridwan Kamil berada di urutan pertama sebesar 15,25 persen. Urutan kedua ditempati Dedi Mulyadi sebesar 12,50 persen," kata Direktur Eksekutif LS Vinus, Yusfitriadi, dalam konferensi pers di Cibinong, Rabu (8/5/2024).

Elektabilitas kedua tokoh ini jauh meninggalkan nama-nama lainnya seperti M Iriawan atau Iwan Bule di urutan ketiga sebesar 3,25 persen.

"Posisi keempat ditempati mantan Wali Kota Bogor Bima Arya sebesar 2,75 persen. Lalu posisi kelima ada politisi PKS Haru Suandharu," tutur Yusfitriadi.

Elektabilitas tokoh-tokoh lainnya kurang begitu signifikan.

Sebut saja Desi Ratnasari 1,75 persen, Rhesa Yogaswara 1,25 persen, Uu Ruzhanul Ulum 1 persen, Dada Rosada 1 persen dan Hilman Umar Basori 0,75 persen.

Sementara untuk elektabilitas posisi wakil gubernur, Uu Ruzhanul Ulum berada di urutan teratas dengan 4 persen, disusul Dedi Mulyadi 3 persen dan Desi Ratnasari 2,50 persen.

Survei elektabilitas Calon Gubernur Jawa Barat

Yusfitriadi menjelaskan survei ini melibatkan 1.600 responden di Jawa Barat dengan metode cluster random sampling menggunalan teori slovin dalam pengambilan samplenya.

"Margin error survei ini 2,5 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Kami menggunakan instrumen terbuka dan semi terbuka saat wawancara tatap muka," tandasnya.

PAN Usung 5 Cagub di Pilgub Jakarta dan Jabar 2024, Ada Bima Arya 'Orang-orang Hebat Kan'

Partai Amanat Nasional (PAN) mengusung lima calon kepala daerah untuk Pilkada Jabar dan Jakarta 2024.

Di antara kelima cakada itu ada nama Bima Arya hingga Desy Ratnasari.

PAN menyebut, calon kepala daerah yang mereka usung adalah orang-orang yang hebat.

Bocoran nama-nama kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang akan diusung di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Barat dan Jakarta.

Bocoran nama itu disampaikan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

Ketua Umum PAN tersebut menyebutkan, untuk Pilkada Jabar ada sosok seperti Bima Arya hingga Desy Ratnasari yang berpotensi maju.

"Pilkada Jabar Bima Arya, Desy Ratnasari orang-orang hebat kan, iya keren-keren orang PAN," kata Zulhas kepada awak media di Jakarta Utara, Sabtu (4/5/2024).

Sementara itu untuk Pilkada Jakarta ada nama seperti Zita Anzani, Eko Patrio hingga Sigit Purnomo Syamsuddin Said alias Pasha.

"Jakarta ada Zita Anjani, Eko Patrio, Pasha, tuh ada. Hebat kan, keren," jelasnya.

Meski sudah mempunyai nama-nama yang berpotensi maju di Pilkada Jabar dan Jakarta. 

Ia menegaskan masih membutuhkan partai lainnya untuk berkoalisi.

"Iya tapi kan nanti tergantung pasangannya, koalisinya kan," tegasnya.

Profil Bima Arya

Berdasarkan struktur Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2020-2025, Bima Arya Sugiarto menjabat sebagai Ketua DPP PAN.

Sosok yang akrab disapa Bima Arya ini juga merupakan Wali Kota Bogor yang menjabat dari 2019 sampai sekarang.

Bima Arya juga pernah menjabat sebagai orang nomor satu di Kota Bogor itu pada 2014-2019.

Menilik profil Bima Arya, ia lahir di Bogor, Jawa Barat pada 17 Desember 1972.

Dikutip dari kotabogor.go.id, Rabu (19/10/2022), Bima Arya merupakan anak sulung dari tiga bersaudara.

Bima Arya merupakan anak dari seorang perwira polisi, Toni Sugiarto yang saat kelahiran Bima, Toni berpangkat Kapten.

Ayahnya wafat pada 1997, ketika itu masih bertugas sebagai anggota DPR dari fraksi ABRI dengan pangkat Brigadir Jendral.

Ibunda Bima Arya juga figur yang penuh dengan prestasi di Bogor, ia bernama Melinda Susilarini.

Pendidikan dasar hingga SMA, Bima Arya ditamatkan di Bogor, mulai dari SDN Polisi IV kemudian lulus dari SMPN 1, dan SMAN I Bogor.

Pada 1991, Bima Arya menamatkan SMA dan melanjutkan pendidikannya di Universitas Parahyangan, Bandung mengambil jurusan Hubungan Internasional.

Di kampus Unpar, Bima Arya sempat menjadi wakil ketua Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI), Ketua II Senat Mahasiswa FISIP dan Badan Pekerja Sekretariat Forum Mahasiswa HI Indonesia.

Selain itu, Bima Arya juga beberapa kali dipilih untuk mengetuai organisasi kepanitiaan.

Pada 1995, Bima Arya menjadi ketua umum Panitia Pertemuan Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-Indonesia (PNMHII) ke VII di Gedung Asia Afrika Bandung.

Pada 1996, Bima Arya melanjutkan pendidikan di Development Studies, Monash University, Melbourne.

Sepulang dari Melbourne pada 1998, Bima mengawali karier sebagai staf pengajar di jurusan HI Unpar.


Awal 2001, Bima Arya pindah ke Jakarta dan bekerja di Universitas Paramadina.

Setahun kemudian, Bima mendapatkan beasiswa dari pemerintah Australia untuk menempuh program doktor dan pada Juni 2002, dia terbang ke Adelaide untuk memulai program doktor ilmu politik.

Dalam dunia politik, Bima menjadi salah satu deklarator berdirinya PAN pada tahun 1998.

Ia menjabat sebagai sebagai Sekretaris DPD PAN Kota Bandung pada tahun 1998-2000.

Saat ini, Bima Arya menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Politik dan Komunikasi di PAN.

PAN Beberkan Kandidat yang Akan Maju Pilkada 2024

Pendidikan Formal

1985 : SDN Polisi 4 Bogor

1988 : SMPN 1 Bogor

1991 : SMAN 1 Bogor

1996 : Sarjana Hubungan Internasional FISIP Unpar

1998 : Master of Arts, Studi Pembangunan, Monash University Melbourne Australia

2006 : Doktor Ilmu Politik, Australian National University Canberra Australia

Riwayat Pekerjaan

1998-2001 Dosen Fisip Universitas Parahyangan

2001- Dosen Universitas Paramadina

2001-2002 Asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Paramadina

2004-2006 Peneliti di Research School for Pasific and Asian Studies, Canberra

2006-2010 Direktur Eksekutif Lead Intitute Paramadina

2007-2008 Konsultan di Partnership for Governance Reform, UNDP

2008-2010 Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia

2009-2010 Pemimpin Redaksi Majalah Rakyat Merdeka

2010 Dosen Pasca Sarjana Universitas Paramadina

2010 - Komisaris Charta Politika Indonesia

2014-2019 & 2019-sekarang Wali Kota Bogor

Organisasi dan Kepemimpinan

1992-1993 Wakil Ketua HIMAHI FISIP Unpar

1993-1994 Ketua Senat Fisip Unpar

1993-1995 Departemen Pemuda Paguyuban Bogoriensis

1998-2000 Direktur Eksekutif Solidaritas Masyarakat Anti Narkotika (SMART)

1998-2000 Wakil Sekretaris DPD PAN Kota Bandung

2002-2004 Presiden Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia

2009-2012 Ketua Umum Ikatan Alumni Smansa Bogor 2010-2015 Ketua PP Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPPP)

2010-2015 Ketua Dewan Pembina Gen A 2010-2015 Ketua DPP Partai Amanat Nasional

2011-2016 Ketua Umum Paguyuban Bogor

2013-2018 Ketua Umum DPP Matara (Matahari Nusantara). 

Profil Desy Ratnasari

Dikutip dari pan.or.id, Desy Ratnasari menjadi ketua DPW setelah terpilih dalam Musyawarah Wilayah DPW Jawa Barat pada September 2020, lalu. 

Sebelumnya, Desy mengawali karier di industri hiburan tanah air sebagai model.

Perempuan asal Sukabumi ini juga melebarkan sayap ke dunia akting dan membintangi beberapa judul serial.

Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Desy Ratnasari lahir di Sukabumi, Jawa Barat pada 12 Desember 1973.

Desy Ratnasari merupakan putri pasangan HM Syaminan dan Mulyanah.

Ia  memiliki seorang anak dari pernikahannya dengan pengusaha, yakni Sammy Hamzah.

Mengenai kehidupan pribadinya, Desy Ratnasari mulai merantau ke Jakarta sejak lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 1992.

Lulus dari SMA Negeri 3 Sukabumi, Desy ke Jakarta untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi.

Desy melanjutkan pendidikan sekolah tinggi di UNIKA Atmajaya jurusan Psikologi.

Kemudian, ia kuliah di Universitas Indonesia mengambil jurusan Psikologi Terapan pada tahun 2005.

Desi pun melanjutkan pendidikan Profesi Psikologi di UNIKA Atmajaya tahun 2010.

Perjalanan Karier

Desy Ratnasari memulai kariernya di dunia hiburan ketika masih berusia 14 tahun.

Pada waktu itu, Desy Ratnasari mencoba dunia model dengan mengikuti ajang pemilihan Gadis Sampul tahun 1987.

Desy Ratnasari berhasil menjadi runner up, sekaligus mengungguli rekan seangkatannya yang kini juga menjadi artis terkenal, seperti Bella Saphira.

Selanjutnya, Desy Ratnasari mendapatkan tawaran akting dalam serial 'Jendela Rumah Kita'.

Kemudian, Desy Ratnasari juga menjajal dunia tarik suara.

Ia menyanyikan lagu Tenda Biru ciptaan musisi Wahyu WHL.

Selain berkarier di industri hiburan, Desy Ratnasari juga sempat berkecimpung di dunia pendidikan.

Pada 2012, Desy Ratnasari mulai menjadi dosen honorer Fakultas Psikologi di Atmajaya.

Karier Politik

Perjalanan politik Desy Ratnasari berawal ketika ia bergabung menjadi kader Partai Amanat Nasional (PAN) pada 2013.

Pada 2014, Desy Ratnasari berhasil terpilih menjadi anggota DPR-RI periode 2014-2019.

Saat ini, Desy Ratnasari juga tercatat sebagai anggota DPR RI 2019-2024.

Ia mewakili daerah pemilihan Jawa Barat IV, Kabupaten dan Kota Sukabumi.

Profil Zita Anjani

Lantas berikut profil Zita Anjani:

Zita Anjani, adalah seorang politikus Indonesia yang saat ini menjabat Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Partai Amanat Nasional (PAN), mengutip Wikipedia.

Ia merupakan anak dari Ketua Umum (Ketum) PAN Zulkifli Hasan.

Wanita kelahiran 12 Maret 1990 ini sebelum menjadi Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, menjadi Anggota DPRD DKI Jakarta pada 2019.

Sementara Zita menuntaskan pendidikan S1-nya di Universitas Pelita Harapan pada jurusan Ilmu Hubungan internasional, Zita Anjani mendapatkan gelar Master of Science di University College London (UCL).

Pengalaman organisasi, mengutip dprd-dkijakartaprov.go.id:

Pembina Organisasi Non Profit Bunda Pintar Indonesia.

Dewan Pengurus Pusat Perempuan Amanat Nasional.

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional DKI Jakarta.

Pendiri dan Ketua Yayasan Sekolah Kids Republic.

Ketua Yayasan Sekolah Kebangsaan Lampung.

Profil Eko Patrio

Karier Politik

Karier politik Eko Patrio dimulai ketika bergabung di Partai Amanat Nasional (PAN).

Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2009, Eko terpilih menjadi anggota DPR untuk daerah Nganjuk, Jawa Timur.

Selanjutnya, Eko Patrio kembali mengikuti Pemilihan Legislatif dan lolos menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019.

Pada tahun 2019, Eko Patrio kembali terpilih menjadi anggota DPR RI.

Eko Patrio dilantik pada 1 Oktober 2019 sebagai anggota DPR RI.

Riwayat Pendidikan

Dikutip dari situs resmi DPR RI, Eko Patrio menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 03 Pagi pada tahun 1977-1983.

Kemudian, ia melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP 21 Pagi tahun 1983-1986.

Lulus SMP, Eko Patrio bersekolah di SMA 18 Siang tahun 1986-1989.

Eko pun melanjutkan  pendidikan Ilmu Jurnalistik di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Jakarta pada tahun 1989-1996.

Profil Pasha Ungu

Pasha Ungu atau yang bernama asli Sigit Purnomo Syamsuddin Said, lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 27 November 1979 atau saat ini berusia 43 tahun.

Dilansir Kompas.com, Pasha merupakan lulusan SMAN 2 Palu.

Ia kemudian melanjutkan studinya di ABA-ABI Jakarta, tetapi tidak lulus.

Pasha resmi menyandang gelar S1 Administrasi Publik setelah lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu tahun 2019.

Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Pasha Ungu mengawali kariernya di dunia hiburan sebagai seorang model.

Ia juga pernah muncul di iklan televisi dan sinetron.

Di tahun 1999, Pasha baru bergabung dengan Ungu.

Kemampuan vokal Pasha memang sudah menonjol sejak kecil, ia pernah meraih juara II Lomba Adzan se-Sulawesi Tengah.

Saat kariernya di dunia musik bersama Ungu meroket, Pasha memilih untuk terjun ke dunia politik.

Ia maju dalam Pilkada 2015 sebagai calon Wakil Wali Kota Palu, mendampingi Hidayat.

Keduanya maju di bawah bendera Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Mereka berhasil memenangi Pilkada 2015 dan resmi menjabat sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu periode 2016-2021.

Saat Pasha menjabat sebagai Wakil Wali Kota, Palu pernah dilanda bencana gempa bumi dan tsunami pada 2018 yang menimbulkan banyak korban.

Tak hanya itu, bencana tersebut juga ditambah adanya gejala likuifaksi tanah.

Dimana, tanah berubah menjadi seperti lumpur dan mengakibatkan tanah amblas hingga menyeret bangunan yang ada di atasnya.

Selama menjadi Wakil Wali Kota Palu, Pasha masih tergabung dengan band Ungu meski sempat vakum.

Kini, ia kembali ke Jakarta setelah merampungkan jabatannya sebagai Wali Kota Palu.

Pada 20 Agustus 2022 lalu, Pasha Ungu sempat mengungkapkan lebih memilih berkarier di dunia politik ketimbang menjadi artis.

"Pejabat ya," kata Pasha Ungu sembari tertawa saat ditemui di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Selatan, Sabtu (20/8/2022).

Pasha menjelaskan alasannya memilih untuk menjalani karier sebagai pejabat, karena ia merasa bisa nyambi tampil sebagai artis tepatnya sebagai musisi.

"Karena pejabat bisa sambil jadi artis kalau artis gak bisa nyambi pejabat ya, lumayan dapat double," ujarnya.

Sementara, ia beranggapan bahwa dirinya tak bisa nyambi sebagai pejabat jika hanya memilih karier sebagai musisi.

Sebab, dikatakan Pasha untuk menjadi pejabat di dunia politik, harus melalui proses demokrasi terlebih dahulu.

"Kalau jadi bupati atau DPR kan saya bisa sambil nyanyi, tapi kalau sambil nyanyi saya gak bisa sambil jabat ya," beber Pasha.

"Pejabat gak bisa diwakilkan karena itu adalah sebuah proses demokrasi," terangnya.

Kehidupan Pribadi

Pasha Ungu pernah menikah dengan Okie Agustina pada 2003.

Dari hasil pernikahannya, Okie dan Pasha dianugerahi tiga anak, yaitu Kiesha Alvaro Putra Sigit, Shakiena Azalea Putrina Pasha, dan Nasha Anaya Putri Valentina Pasha.

Namun, keduanya bercerai pada Januari 2009, saat Okie tengah hamil anak ketiga mereka.

Kala itu, perceraian Pasha dan Okie sempat diwarnai cek-cok.

Okie sempat melaporkan Pasha Ungu ke Polresta Bogor pada Juli 2009 atas dugaan tindak kekerasan.

Beberapa hari kemudian, Pasha melaporkan balik Okie, atas perbuatan tidak menyenangkan karena mengaku dicakar.

Pada akhirnya, Pasha divonis hukuman 10 bulan penjara dengan masa percobaan 12 bulan.

Di tahun 2011, Pasha menikahi seorang pramugari bernama Adelia Wilhelmina.

Dari pernikahan keduanya, Pasha memiliki empat anak, yaitu Dewa Hikari Zaidan Ibrahim, Sakha Dyandra Sultan Yusuf, Aliyan Akhtar Raja Sulaiman, dan Princess Kayla Mutiara Pasha.

(TribunTrends/WartaKotalive/TribunTimur)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved